***
Setelah cukup puas bercerita dan menangis di pundak Chaewon, Felix memutuskan menghela nafasnya sejenak. Ia tak percaya akan menceritakan tentang dirinya kepada Chaewon, yang mengetahui hal ini hanyalah anggota inti dan ketua gang-nya. Chaewon yang mendengar semuanya malah tak bisa menghentikan air matanya, ia seperti merasakan hal yang sama dengan Felix, namun bila dipikir hidup Felix lebih suram dari pada masa lalunya. Ahh, entah mengapa belakangan ini ia sering menangis, padahal dulu ia benar-benar tak bisa menangis, namun sekarang ia terlihat seperti gadis yang sangat cengeng.
Setelah menyeka air matanya, Chaewon pun juga terdiam, begitu pun juga Felix yang kini hanya duduk dengan kaki yang satunya sengaja ia jadikan tumpuan lengan tangannya.
"Itu... Felix..." panggil Chaewon agak lirih. Felix langsung melirik ke arah Chaewon dengan tatapan penuh tanya.
"Apa aku boleh nanya lagi?" tanya Chaewon yang merasa ragu. Maaf bila mendadak ia menjadi sangat penasaran tentang Felix, jarang-jarang ia bisa mendapatkan momen seperti ini.
"Boleh" jawab Felix, seperti biasa... dengan suaranya yang begitu deep.
"Apa... kamu tinggal sendiri?" tanya Chaewon dengan nada bicara yang agak canggung.
Felix terlihat menimang-nimang pertanyaan dari Chaewon, sepertinya ia bingung ingin menjawab apa. "Karena kamu yang tanya, aku bakalan jawab" oke, kosa kata yang digunakan Felix tidak seperti biasanya. Chaewon terkejut? Tentu saja! Mendengar Felix berbicara seperti itu dengannya membuatnya ia terkejut.
"Eh? Kok..." ucapan Chaewon membuat Felix menatap Chaewon lagi. Dan tak lama kemudian Felix tersenyum hingga deretan gigi putihnya terlihat, lebih tepatnya ia agak gemas dengan ekspresi yang ditunjukkan Chaewon.
"Pfft... gak biasa ya kalo misalnya aku pake bahasa kayak gini?" ujar Felix masih tak memudarkan senyumannya.
"Ahh itu... g-gimana yaa..." Chaewon mulai terlihat panik dan bingung, entah apa yang ia bingungkan.
"Habisnya kamu kalo ngomong selalu pake bahasa yang sopan, kan lama-lama aku juga gak enak kalo pake bahasa yang gak sopan ke kamu" jelas Felix masih menikmati tingkah lucu Chaewon.
"Euu... e-emang ya?" sungguh Felix kini berada ditingkat ingin mencubit pipi Chaewon saking gemesnya.
"Apa mau pake bahasa yang biasa aja?" tawaran Felix membuat Chaewon menggelengkan kepalanya kuat-kuat.
"Eng-enggak usah, gini aja, aku lebih suka" jawab Chaewon. Memang agak aneh mendengar Felix menggunakan kosa kata yang cukup 'baku' itu. Tapi entah mengapa rasanya Chaewon menyukainya... tidak... ia sangat menyukainya.
"Yaudah, aku lanjut ya" Chaewon pun mengangguk kuat.
Felix menghirup nafasnya dalam-dalam untuk bersiap menceritakan lagi tentang dirinya.
"Sekarang aku tinggal sama saudara tiri aku. Seharusnya dia tinggal sama appa (ayah) dan eommanya (ibu) di Australia, tapi entah kenapa dia itu maksa buat tinggal di Korea. Katanya dia nyari seseorang" jawab Felix. Chaewon mengangguk-angguk paham.
"Apa kamu tinggal digedung?" tanya Chaewon. Felix mendengar pertanyaan Chaewon hanya bisa mengerutkan dahinya, ia bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Side Effects『 Chaelix 』✔✔
Fanfiction[COMPLETED] "Jangan deket-deket sama Felix dari kelas sebelah deh. Nanti kena efek sampingnya baru tau rasa!" Kalimat itu lah yang selalu kudengar tentang Lee Felix, anak kelas 2-4. Tentang ia seorang gangster blasteran Australia-Korea yang ditakuti...