Epilog

1.3K 173 212
                                    

"Appa (ayah), cerita lagi dong." ucap seorang anak laki-laki remaja yang kini duduk didepan lelaki paruh baya. Matanya tampak bersinar semangat, dirinya terlihat sangat-sangat excited.

"Cerita apa?" tanya lelaki tua itu yang tengah duduk tepat didepan perapian. Meskipun zaman sudah canggih, bahkan sebuah perapian pun hampir punah, namun lelaki itu masih setia dengan rumah beserta perapiannya. Hari ini sudah masuk musim dingin, meskipun salju belum turun, namun cuaca begitu dingin.

"Cerita itu tuh, yang kemarin appa ceritain" setelah mendengarkan penjelasan dari anak laki-lakinya, lelaki itu beroh ria seraya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ahh soal itu, kan kemarin sudah appa ceritakan semuanya" balas lelaki yang diprediksi sudah masuk usia 70 tahun itu.

"Aku mau denger lagi. Gak nyangka aja, ternyata appa juga punya orang yang disukain hehehe" ujar anak laki-laki itu seraya tertawa kikuk.

Lelaki tua itu tersenyum, "Emang kamu pikir, appa gak punya perasaan?" balas lelaki tua itu.

"Yaaa habisnya, ampe sekarang appa gak punya pasangan, istri aja gak punya. Jadi aku ngira appa emang udah dari dulu jomblo" jawab anak laki-laki itu.

Lelaki paruh baya itu menghembuskan nafas kasar, "Kurang ajar kamu, mau appa balikin ke jalanan?" candanya.

"Eh gak-gak, ampun appa" balas anak laki-laki itu dengan nada bercanda.

Diam beberapa detik, "Tapi setelah denger cerita dari appa, aku jadi ngerti kenapa sampe sekarang appa gak mau nikah." ucap anak laki-laki itu.

"Ngerti apa?" tanya lelaki itu.

"Yaa gimana yaa. Gak mungkin appa bisa ngelupain cewek sebaik dia, apalagi cantik lagi, terus pinter. Jaman sekarang mana ada cewek kayak gitu" jawab sang anak.

Lelaki tua itu terkekeh, "Jangankan sekarang, jaman dulu aja yang kayak gitu jarang. Udah yaa, appa mau jalan-jalan dulu." ucap lelaki tua itu seraya berdiri dari duduknya, kemudian berjalan pergi dari ruangan itu.

"Eh, ceritanya? Yaudah deh. Hati-hati appa!" ucap anak laki-laki itu agak kecewa sebenarnya, namun lelaki tua itu sudah berlalu.

.

.

.

Felix meraih syal merah yang terlihat sudah sangat tua, lalu mengambil sebuah hoodie yang akan ia kenakan, setelah itu dirinya menggenggam tongkatnya untuk dijadikan tumpuan.

Lalu dirinya berjalan keluar dari rumahnya, untuk menuju suatu tempat.

.

.

.

Ia sudah sampai halte bus. Mungkin bagi orang lain, ini adalah halte bus yang sudah sangat tua, namun untung saja, bus disini masih beroperasi meskipun sudah banyak kendaraan-kendaraan canggih lainnya.

Ah iya, bagi Lee Felix... ini bukanlah halte biasa... ini adalah halte bus yang dimana pertama kalinya ia bertemu dengan belahan jiwanya... sebuah saksi bisu antara cintanya dengan sebuah gadis yang wajahnya hampir sama dengan dirinya. Dirinya seketika tersenyum tipis, mengingat pertemuan pertama yang tak disengaja itu.

Dingin... lagi-lagi dirinya lupa untuk membawa sarung tangan, dirinya memang seperti itu sejak dulu. Namun, ia memiliki sesuatu yang lebih hangat dari sarung tangan.

Side Effects『 Chaelix 』✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang