***
"Dasar miskin hahaha!"
"Tolong, jangan lempar batu ke aku" keluh gadis kecil itu yang tengah meringkuk disudut sebuah bangunan. Disekeliling ada sekitar enam orang, 3 perempuan dan 3 laki-laki.
"Kalo gak mau diginiin, makanya sekolah di tempat orang miskin aja, sekolah ini gak selevel sama kamu"
"Kamu juga jangan sok cantik! Dasar jelek!" tak lupa seraya mengolok, gadis kecil manis itu ditimpuki oleh batu dan ditertawakan oleh mereka semua.
"Heh kalian!" suara itu membuat mereka semua menengok ke sumbernya, gadis kecil yang tadinya meringkuk pun juga ikut melihatnya.
Anak lelaki seumuran dengan mereka, berarti usianya sekitar 7-8 tahun.
"Eh itu kan Hyunjin"
"Ayo cepetan kabur" langsung saja semuanya pergi berhamburan entah kemana, pikiran mereka kalap hanya dengan melihat anak laki-laki itu.
Anak laki-laki itu mulai mengambil langkah dengan wajah kesal seraya melipat tangannya didepan dadanya. "Dasar, beraninya sama yang lemah" gumamnya.
Ahh tentang gadis kecil itu, ia masih membeku ditempat tadi. Dirinya tak mampu untuk bergerak sama sekali, mungkinkah karena terlalu takut? Bisa jadi.
"Eh kamu" panggilan anak laki-laki itu membuat tubuh gadis tadi tersentak. Tubuhnya gemetar, matanya membulat sempurna, sepertinya gadis itu juga takut, namun entah apa yang harus ia takutkan dari seorang anak laki-laki manis ini.
Anak laki-laki itu terlihat bingung melihat ekspresi sang gadis bertubuh mungil itu. Dirinya sedikit memiringkan kepala sebab heran.
"Kenapa kamu takut? Aku gak jahat kok. Liat aku gak ngapa-ngapain kamu" ujarnya dengan nada sedikit kecewa.
Gadis itu mulai menenangkan dirinya seraya menghembuskan nafas perlahan. Benar juga, seharusnya ia berterimakasih sebab sudah ditolong oleh anak laki-laki ini.
"Mianhae..." lirihnya dengan suara yang begitu lembut.
"Eh? Kok minta maaf? Harusnya kan bilang terimakasih" ucap anak itu. Sekali lagi, apa yang diucapkannya benar.
"Kahamsamnida..." ucapnya masih dengan suara lirih. Gadis itu sejak tadi menunduk, ia tak berani untuk bertatap muka dengan laki-laki yang berada didepannya.
"Ini" tiba-tiba anak laki-laki itu mengulurkan sesuatu kepada gadis itu.
Gadis kecil itu langsung mengangkat kepalanya, namun yang ia temukan adalah senyuman ceria anak laki-laki itu.
"Pake ini, muka kamu banyak darahnya" ucapnya terlihat iba, namun tetap memasang wajah seceria mungkin.
Gadis kecil itu melihat apa yang diberikan anak laki-laki itu. Itu sapu tangan putih, gadis itu tak punya pilihan lain selain meraih sapu tangan itu. Ia hanya terdiam, rasanya baru pertama kali ia diperlakukan sebaik ini seumur hidupnya, anak laki-laki ini terlalu baik, dan terlalu bercahaya baginya.
"Kalo kamu digituin lagi, hajar aja. Terus kalo dikatain jelek jangan mau, karena kamu itu beneran cantik kok" ucapan anak laki-laki itu membuat gadis kecil itu seketika tersipu malu sekaligus tak bisa berkata apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Side Effects『 Chaelix 』✔✔
Fanfiction[COMPLETED] "Jangan deket-deket sama Felix dari kelas sebelah deh. Nanti kena efek sampingnya baru tau rasa!" Kalimat itu lah yang selalu kudengar tentang Lee Felix, anak kelas 2-4. Tentang ia seorang gangster blasteran Australia-Korea yang ditakuti...