Udara ini sangat dingin. Terpaan angin-angin beserta setitik air hujan yang ikut terterpa angin ikut mengelus wajah Chaewon yang kini sedang menikmati hujan yang begitu menenangkan. Udara dingin yang sedari tadi mengiringinya, dihirup perlahan, masih dengan aroma air bercampur tanah yang begitu menenangkan raga maupun hati.
Lelaki dengan jaket putihnya yang tepat berada disebelahnya pun ikut menikmati hujan. Hujan yang baginya sangat menyegarkan. Indah sekali rasanya bisa menikmati suasana seperti ini dengan begitu tenangnya. Kali ini mereka berdua bisa melepas segala beban hidup yang mereka rasakan.
Sekilas Felix melirik Chaewon yang sedang menikmati hujan. Bisa dilihat dari wajahnya kalau Chaewon adalah orang yang tenang sekali, tidak seperti kebanyakan wanita lain. Entah mengapa Felix merasa ada yang berbeda dari aura yang dimiliki Chaewon.
Chaewon yang merasakan tatapan Felix menyadarinya begitu saja. Ia dengan jelas-jelas langsung melirik Felix, membuat Felix langsung mengalihkan tatapannya kesembarang arah.
"Nama lu Chaewon ya?" tanya Felix untuk menghilangkan sedikit rasa malunya tadi.
"Iya. Kamu Felix ya?" tanya balik Chaewon untuk menghilangkan rasa canggungnya.
"Hm" balas Felix hanya dengan sebuah dehaman saja.
Mereka pun kembali terdiam. Memang terlihat sangat tenang, aslinya mereka berdua sedang mencari topik pembicaraan untuk menghilangkan suasana yang menurut mereka begitu menyebalkan, yaitu suasana canggung seperti ini.
Karakter keduanya sebenarnya hampir sama, sama-sama tidak pandai bicara dengan orang lain. Felix yang hanya berteman dengan teman-teman gang-nya, sedangkan Chaewon yang hanya berteman dengan tumpukan-tumpukan bukunya. Meskipun mereka tak pandai bicara, bukan berarti mereka tak ingin bicara dengan orang lain, justru mereka juga ingin bisa mendekatkan diri kepada orang lain, namun mereka semua malah menjauh.
"Gua denger lu murid terpintar disekolah ini ya?" tanya Felix yang akhirnya menemukan topik pembicaraan.
"Nggak, ada yang lebih pinter lagi kok" jawab Chaewon.
"Lu ada ambisi buat jadi orang terpinter gak di sekolah, atau gak sedunia gitu?" tanya Felix asal. Entah mengapa ia menanyakan hal bodoh seperti itu, ia tidak tahu harus bertanya apa. Seharusnya aku diam saja batin Felix yang merasa menyesali pertanyaannya tadi yang menurutnya agak sensitif.
"Hmm gak sih... Aku sebenernya gak suka dibilang pinter. Aku belajar bukan buat jadi yang terpinter. Aku belajar karena aku suka." jawab Chaewon. Jujur saja, Chaewon murni menyukai belajar. Tidak ada ambisi apa pun, seperti ingin mendapat nilai Bagus atau menjadi orang pintar.
Aku bukan orang yang bisa melakukan sesuatu apa yang aku tidak suka. Jika aku tidak menyukainya, aku tidak akan melakukan hal itu. Namun jika aku menyukainya, jangan harap aku bisa melepaskannya begitu saja dalam hidupku, contohnya belajar. Tidak hanya ingin belajar tentang pelajaran saja, aku ingin mempelajari semuanya yang ada didunia ini. Karena belajar melupakanku kepada suatu hal... Yaitu...
Kesepian...
"Chaewon" panggil Felix tiba-tiba membuat lamunan Chaewon buyar begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Side Effects『 Chaelix 』✔✔
Fanfic[COMPLETED] "Jangan deket-deket sama Felix dari kelas sebelah deh. Nanti kena efek sampingnya baru tau rasa!" Kalimat itu lah yang selalu kudengar tentang Lee Felix, anak kelas 2-4. Tentang ia seorang gangster blasteran Australia-Korea yang ditakuti...