Chap 16

1.2K 167 14
                                    

Beberapa kali matanya mengerjap tak percaya. Bagaimana bisa seseorang yang bolos, lalu ia datang ke sekolahnya dengan santainya didepan gerbang sambil memasang wajah tak berekspresinya.

"Eh... Tadi Felix gak masuk kan? Berani banget dia kesini, gak pake seragam lagi"

"Emang berandal, untung ganteng. Kalo gak udah jijik banget kali deket sama dia"

"Urat malunya udah putus ya? Gak tau diri banget jadi orang" bisik-bisik mereka sambil menatap Felix sinis, namun tampaknya sang empu sama sekali tak mempedulikannya.

Chaewon hanya bisa menahan rasa kesalnya, entah mengapa hatinya begitu dongkol saat Felix dihina seperti itu.

Langkahnya kini mendekati Felix yang tengah menatapnya. Sangat bingung dan penasaran, mengapa Felix menjemputnya seperti ini? Atau Felix ada urusan disekolah.

"Kenapa kamu disini?" tanya Chaewon.

"Mau ngajarin lu bahasa inggris" jawab Felix.

"Ngajarin? Tapi kan udah pulang sekolah" ucap Chaewon. Apakah tujuan Felix hanya itu? Datang ke sekolah saat ia bolos hanya untuk mengajarinya?

"Perpustakaan belum tutup kan?"

"Belum sih... Tapi kan—"

Sejenak, ucapan Chaewon terpotong. Felix langsung menggandeng tangannya dan menariknya kembali kedalam sekolah. Eh? Kenapa begini? Batin Chaewon yang hanya bisa menatap bingung kepada Felix. Kenapa genggamannya seperti ini? Degup jantungnya tiba-tiba begitu cepat. Tanpa ia sadari semburat merah mulai muncul dipipinya. Tatapannya menuju tengkuk Felix yang begitu bersih, rambut pirangnya begitu mendukung warna kulitnya yang putih pucat, genggamannya yang begitu hangat, dan yang paling Chaewon sukai adalah... Aroma vanilla yang menyeruak disekujur tubuhnya, aroma yang paling ia sukai didunia ini.

Mereka berjalan diantara tatapan orang-orang yang merasa aneh. Ini benar-benar aneh, kalian bisa bayangkan bagaimana saat pulang sekolah, lalu tiba-tiba melihat pemandangan seorang laki-laki yang dicap sebagai gangster dan perempuan yang tak menonjol sama sekali, berjalan bersama sambil bergandengan tangan. Aneh namun... Sudut pandang orang pertama berkata lain...

.

.

.

"Dikunci?" itulah yang Chaewon katakan setelah Felix mencoba membuka pintu perpustakaan namun sepertinya pintu itu terkunci.

"Biasanya belum dikuncikan jam segini?" pertanyaan Felix agak membuat Chaewon terkejut, bagaimana lelaki ini bisa tahu kalau perpustakaan biasanya jam segini belum ditutup? Padahal ia jarang masuk sekolah.

"Kok kamu tahu?" tanya Chaewon penasaran. Felix menatap Chaewon, sorot mata tajamnya kini bertemu binaran mata Chaewon yang menunjukkan keingin tahuan yang luar biasa.

"Ahh... Itu... Gua sering bolos ke perpustakaan, biasanya ketiduran ampe jam pulang sekolah" jawab Felix dengan suara khasnya. Chaewon pun mengangguk-angguk mengerti dan paham.

Felix menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sebenarnya ia malu saat mengaku bolos kelas didepan Chaewon, biasanya ia tak terlalu peduli, namun saat ia bilang seperti itu ke Chaewon... ini agak memalukan...

"Mmm... Yaudah gak papa, hari ini libur aja dulu belajarnya, kan masih ada hari" ucap Chaewon. Sebenarnya Chaewon sangat ingin belajar bahasa inggris, namun sepertinya hari ini bukanlah hari yang tepat.

"Jangan!" Felix meninggikan suaranya, membuat Chaewon terkejut. Kalian bisa bayangkan suara Felix dengan nada rendah saja sudah membuat jantung orang lain copot, bagaimana dengan nada tinggi?

Chaewon menatap bingung, mengapa Felix seperti itu, wajah Felix agak terlihat panik, manik matanya terlihat bimbang, bibirnya pun terlihat gemetar dan gestur tubuhnya aneh.

"M-Mianhae... Kalo misalnya lu gak mau gak papa. Maaf tadi gua gak sopan" Felix membungkukan tubuhnya sopan kepada Chaewon. Bagaimana seorang gangster bisa sesopan ini? Bahkan orang biasa sepertinya tak akam sampai seperti ini batin Chaewon yang takjub akan sikap Felix yang begitu menghormatinya. Rasanya Felix begitu menghargainya. Chaewon pun segera membalas bungkukan Felix.

"Gak kok... Gak papa... Sebenarnya hari ini juga gak bisa karena ada kerja paruh waktu di kafe dekat rumahku" jawab Chaewon sesopan mungkin.

"Ahh iya... Kalo gitu, gua anterin lu aja ke tempat kerja ya" ucapan Felix membuat Chaewon membulatkan matanya.

"Ng-Nggak usah, kamu udah sering anterin aku, aku gak mau ngerepotin kamu" jawab Chaewon yang merasa tak enak, ia tidak ingin merepotkan Felix. Cukup sudah ia merepotkan Felix datang ke sekolah demi mengajarinya Bahasa Inggris.

"Gak papa kok, lu gak ngerepotin gua sama sekali." ucap Felix agak memaksa.

"Tapi—"

Drrt... Drrt... Drrt...

Suara getaran itu berasal dari tas Chaewon. Apa lagi kalau bukan suara dering ponsel Chaewon. Segera ia merogoh tasnya dan ia sudah menemukan ponsel jadul yang entah apakah zaman sekarang masih ada? Bahkan Felix yang melihatnya saja membelalakan matanya, saking ia tak percaya ponsel Chaewon seperti itu.

Segera Chaewon mengangkat telpon tersebut saat melihat nama yang tertera.

"Yeoboseyo Sajangnim (Halo bos)" pikir Felix, mungkin itu adalah bos dimana tempat ia bekerja.

"Hari ini libur?" ucap Chaewon monolog. Mendengar kalimat yang Chaewon barusan ucapkan, seketika mata Felix berbinar, memancarkan sorot mata yang sulit untuk diartikan.

"Ne Sajangnim (iya bos)... Ne..." Chaewon pun menutup telponnya dan menaruh ponselnya kembali ke tasnya.

"Kenapa?" tanya Felix penasaran.

"Hari ini aku libur, katanya istri sajangnim akan melahirkan, maka dari itu aku diliburkan." jelas Chaewon kepada Felix.

"Ohh..." Felix hanya bisa beroh ria saja.

"Kalo gitu... Aku permisi yaa..." ucap Chaewon yang hendak ingin pergi.

"Tunggu!" cegah Felix seraya menahan tangan Chaewon untuk pergi. Chaewon tersentak, ia terkejut dengan tindakan Felix, ia pun segera menatap Felix dengan tatapan tanya.

Felix yang terlihat gugup pun mulai mengatur nafasnya, dan ia akan mengucapkan sesuatu.

"Lu mau gak... Ikut gua ke taman bermain?" -Felix.

-Next-

Ps: jangan lupa comment dan votenya yaa, semoga suka sama chap ini 😆😆💕

Side Effects『 Chaelix 』✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang