Chap 44

962 146 124
                                    

"Hadeeh, dingin-dingin gini masih harus olahraga apa" keluh Nancy yang mengusap-usap dirinya dengan telapak tangannya agar rasa dingin tak begitu menyengat.

"Bukannya olahraga tuh malah bikin badan kita jadi anget?" sahut Minju dengan wajah innocent-nya.

"Idih dasar, pantesan tuh badan penuh lemak, makan mulu sih" kini Hyewon lah yang angkat suara.

"Lemak mananya njir?! Body goals gini dibilang berlemak, yang ada elu tuh yang makan mulu!" jawabnya tak terima.

"Heh lu juga sering minta makanan gua, habis makan tidur, terus mager olahraga lagi. Yaa berisilah tuh badan" tentu saja, Kang Hyewon tak akan berhenti sampe situ saja.

"Tapi kan gua gak makan setiap saat, emang elu. Gua yakin pasti lu nyimpen momogi di saku celana lu" prediksi Nancy.

"Bacot lu, jomblo diem aja" ucapnya seraya mengambil snack yang berada didalam saku celana olahraganya.

"Heh lu jangan mentang-mentang udah punya pacar bisa ngeledek gua seenaknya!" Nancy berdiri dari duduknya, diantara mereka semua, hanya Nancy lah yang tak memiliki kekasih, dalam artian gaul... dia jomblo.

"Jomblo jomblo~ jomblo jomblo~" ledek Hyewon, yang kini sudah berlari kearah lapangan. Tentu saja dikarenakan Nancy yang sudah naik pitam, dan akhirnya ia berniat untuk membungkam mulut salty Hyewon. Pada akhirnya Nancy sudah mulai olahraga duluan untuk mengejar Hyewon yang masih betah mengejeknya.

Ah iya, bila kalian bertanya-tanya dimanakah peran utama perempuan di cerita ini, jawabannya adalah gadis itu sedang membawa papan skor dari gudang yang berada didalam gedung olahraga.

Teman-temannya ada diluar, guru olahraga bilang bahwa pemanasan akan dilaksanakan diluar, sedangkan untuk pelajaran olahraga nanti, akan diadakan didalam gedung olahraga. Entahlah mengapa guru itu selalu membuat sesuatu menjadi rumit, padahal bisa saja mereka pemanasan dan olahraga didalam saja. Ahh sudahlah, guru memang selalu seperti itu.

Sedangkan Chaewon sedang mempersiapkan papan skor yang akan diletakkan disamping lapangan. Lalu menyediakan kursi untuk sang guru duduk. Ia melakukannya bukan karena keinginannya, ini perintah dari guru olahraganya. Dirinya memang selalu disuruh seperti ini, karena diantara yang lain, mungkin hanya dirinya yang mau menuruti perintah dari sang guru. Yaa, memang seharusnya seperti ini...

.

.

.

"Left! Left!" teriak para anak lelaki yang kini sedang bermain bola voli. Baru saja Felix berteriak untuk minta diumpan.

Sang setter pun memberikan bolanya kepada Felix. Lelaki itu membuat pijakan yang bagus, lalu melompat setinggi mungkin dan menggebuk bola dengan keras.

JDAAK!

Suaranya begitu keras, bahkan tim lawan merasakan bahwa bola tadi seperti membelah angin, cepat dan sangat kuat.

"WAAH!! KEREEN!" sorak para penonton, terutama para siswi yang terlihat sangat kagum dengan permainan Felix. Chaewon berada didekat papan skor, ia juga ditugaskan untuk mencatat poin-poin tertentu dibuku tulis. Kini dirinya seperti manajer eskul bola voli laki-laki yang harus memperhatikan setiap permainan.

"Si Felix ternyata keren banget ya" terdengar suara obrolan para gadis dikelas yang sedari tadi sangat kagum dengan Felix.

"Iya deh, sayang banget preman, kalo gak udah gua tembak tuh" sahut gadis satunya. Chaewon yang mendengarnya sejenak terdiam, tangannya yang sedari tadi berkutik dengan angka skor itu berhenti begitu saja.

Side Effects『 Chaelix 』✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang