Part 7

1.2K 81 2
                                    

Perhatian!
Typo bertebaran hehehe
Selamat membaca:)

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

"Oh iya... gue lupa ngasih tau lo nama gue siapa. Kenalin gue Rava Brace Miller panggil aja gue Rava. Gue kakak kelas lo," ucap Rava. Netta hanya mengangguk kepala saja menanggapi ucapan Rava. Percayalah Netta tidak peduli jika Rava sudah memberitahukan namanya.

"Oh." jawab Netta tidak peduli dan langsung celingak-celinguk untuk melihat adakah bus yang lewat.

"Lo nggak mau kenalan sama gue? cewek-cewek di sini aja pengen banget gue ajakin ngomong masa lo nggak sih," ucap Rava dengan nada sombong. Sorry Rava, engkau bukan tipe yang termasuk di nominasi tipe cowok Netta jika anda sombong.

"Nggak dan b aja." jawab Netta singkat. Sumpah Netta sekarang tidak ingin di ajak bicara. Yang ia pikirkan sekarang adalah cepat pulang bukan di ajak berdiri lebih lama di sini.

"Lo naik bus ya? lo mau naik mobil gue nggak?" tawar Rava supaya bisa mendekati Netta dengan tawaran itu.

"Nggak." balas Netta cuek.

"Selain kata nggak ada nggak?" tanya Rava menahan kesalnya. Sedari tadi Rava lah yang memperhatikan Netta di kantin. Rava sudah terpesona dengan wajah natural Netta di banding gadis lain di sekolahnya. Ini pertama kalinya Rava jatuh terpesona dengan gadis di sekolahnya yaitu Netta. Kebanyakan gadis di sekolahnya berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian ke il atau lebih dari Rava. Tetapi itu semua gagal karena Rava tidak tertarik sedikit pun dengan perbuatan mereka yang selalu memujanya seperti pangeran. Ia lebih suka mengejar daripada di kejar sama mereka. Contohnya sekarang, ia sedang mengejar Netta.

"Nggak." jawab Netta singkat lagi

"Numpang sama gue aj-" ucapan Rava terpotong oleh suara Bus berhenti.

"Shit!" batin Rava.

Netta pun berlalu pergi menuju bus dan tidak menghiraukan Rava yang berusaha menawarkan tumpangan untuknya. Bus pun berlalu meninggalkan Rava sendiri di halte bersama mobil sportnya.

"Gue lupa minta id line nya, kok gue ogeb sih!" kesalnya Rava dan langsung masuk ke dalam mobil meninggalkan halte bus tadi.

________________

Masion colliventyn

Netta pov

Gue udah sampai di masion. Gue lihat masion sepi sekali seperti nggak ada penghuninya. Gue langsung masuk aja ke dalam masion, tiba-tiba datang pelayan mengejutkan gue. Untung aja gue nggak punya riwayat penyakit jantung kalo ada bisa KOIT langsung gue di tempat.

"Nona sudah pulang dari sekolah ya. Kirain tadi tamu yang datang ternyata Nona," ucap pelayan gue sambil menundukan kepalanya karena takut sama gue mungkin gara-gara pagi tadi.

"Hm " gue cuman bisa berdehem aja.

Malas mau ngomong. Terus gue langsung aja pergi menuju ke kamar dan meninggalkan pelayan gue yang masih dalam ketakutan tadi. Sebelum masuk ke lift gue melihat-lihat sekitar ruangan yang telah gue lewati tadi, ternyata masion ini semakin banyak aja ruangannya. Bisa-bisa gue bakal nyasar kalo mau jalan-jalan ke ruangan yang baru di tambah oleh Papa.

"Pusing gue lihat nih masion percuma luas kalo nggak ada yang mau datang kesini." gumam gue dan langsung menekan tombol lift kelantai 4 untuk menuju ke kamar gue.

________

Kamar Netta

Gue langsung rebahan di kasur kesayangan gue. Tak lama kemudian saat gue mau memejamkan mata tiba-tiba ponsel gue yang ada di nakas berbunyi pertanda ada pesan masuk. Gue pun langsung melihat siapa yang mengechat gue siang-siang gini.

DETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang