Part 11

1.1K 70 0
                                    

Note:
Karena cerita ini dalam tahap revisi
Jika ada tanda baca atau kalimat berulang
Coba di refresh kembali ceritanya atau hapus terlebih dahulu cerita ini dari daftar perpustakaan
Setelah itu, tambahkan kembali ceritanya ke daftar perpustakaan/ Reading list.
Selamat membaca

_____________

Saat tiba di tempat duduk nya tadi, ia  melihat ada seseorang yang duduk di tempat ia tadi. Dia menggunakan jaket dan membelakangi Netta. Dia adalah Yovanya Ericosta atau biasa dipanggil dengan Vanya dia adalah sekretaris Netta yang berada di indonesia untuk turun tangan mengelolah perusahaan Netta.

"Lama ya nungguin gue sampai lo beli ice cream?" tanya Vanya kepada Netta yang baru saja datang dari belakang Vanya.

"Menurut lo aja gimana? gue disini udah nungguin lo 25 menit dan bentar lagi setengah jam dan lo masih nanya ke gue lama nggak nya?" cerocos Netta kepada Vanya dan langsung duduk tepat di samping Vanya.

"Maaf Nett... tadi di jalan macet kan lo tau sendiri di ibu kota selalu super padat kalo macet. Jadinya gue lama," ucap Vanya menjelaskan alasannya kenapa dia datang terlambat.

"Ok never mind, btw kenapa lo pake jaket hitam sama masker? gue kira tadi siapa," tanya Netta kepada Vanya karena tadi dia sempat berpikiran kalau Vanya itu seorang penjahat.

"Gue kan sedang menyamar Nett. Nanti gue bisa ketemu wartawan kalo nggak pake jaket sama masker. Ini semua kan gara-gara perusahaan lo naik jadi no 1 di dunia," jawab Vanya kepada Netta dengan suara merengek.

"Seharusnya lo bersyukur perusahaan gue bisa naik gitu bukannya merengek ke gue. Lo mau ya perusahaan gue bangkrut terus lo di Phk dari perusaan gue. mau lo?" ujar Netta membuat Vanya menoleh spontan menghadapnya .

Vanya pun langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat ia tidak mau  pontang-panting mencari pekerjaan lagi karena mencari pekerjaan itu tidak semudah yang kita pikirkan. Bersyukur kalo dapat pekerjaan yang layak kalo tidak mau gimana harus mau menerima nasib dari Tuhan.

"Maksud gue nggak gitu Nett. Gue rasanya cape aja dikejar-kejar oleh wartawan kalo ketemu. Kenapa lo nggak buka diri lo ke publik biar gue nggak menderita lagi di kejar wartawan sama paparazi." saran Vanya untuk Netta. Vanya berpikiran sebaiknya Netta harus segera cepat membuka jati dirinya di publik.

"Tunggu waktu yang tepat untuk mempublikasikan diri gue. Lo kan kerja buat gue. Jadi lo terima aja pahitnya," balas Netta sambil mengguyur menghabiskan Ice cream yang ia beli tadi karena sedari tadi ia belum mencicipnya.

"Iya gue kerja buat lo. Tapi nggak enak ya ternyata kalo dikejar-kejar sama Netizen. Gue dulu pernah bercita-cita menjadi artis Tetapi sekarang gue udah merasain sebelum menjadi artis. Ternyata nggak enak di hujad sama haters," ujar Vanya menyampaikan keluh kesalnya kepada Netta. Netta sedari tadi hanya mendengarkan saja karena sibuk makan ice creamnya.

"Lo tau nggak Nett. Sekarang perusahaan lo banyak yang ngehujad nggak jelas. Ada yang mau ngancam aneh-aneh terus ada juga yang mau cari identitas pemilik asli perusahaan, kan gila. Tuh orang nggak mikir apa bahayanya dari tindakan yang dia lakuin. Emang ya sekarang para haters nggak mikir dua kali. Dia cuman lihat di satu sudut tentang perusahaan lo nggak lihat lagi pandangan sudut lainnya," kata Vanya menjelaskan masalah-masalah yang terjadi di perusahaannya. Netta pun selesai makan ice creamnya dan mulai beralih kepada Vanya.

DETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang