Part 34

775 52 2
                                    

Perhatian!
Typo bertebaran hehehe
Selamat membaca:)



°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

"Woy, tuh orangnya panjang umur baru aja disebut namanya," ucap Resa. Netta refleks membalikkan badannya hal yang ia lihat adalah Aldenn bersama seseorang yaitu Joy.

"Itukan adek kelas yang dikantin tadi ngapain dia sama kak Aldenn. Jangan bilang mereka lagi datting," heboh Resa. Netta sedari tadi hanya melihat Aldenn dan Joy, ia hanya tersenyum miris menanggapi pemandangan yang ia lihat sekarang. Olivia yang melihat raut wajah Netta sedih langsung menenangkannya.

"Nett, lo jangan sedih cuman gara-gara cowok," Olivia mendekatkan kursinya ke Netta agar ia bisa mengelus bahu Netta.

"Wait!! Maksud kalian berdua apa lo nyuruh Netta jangan sedih gara-gara cowok? Netta suka sama Aldenn ya? kok gue nggak tahu coba kalian jelasin ke gue," cerocos Resa.

"Besok aja jelasinnya jangan sekarang," ucap Olivia.

"Okay, kalian hutang penjelasan sama gue." jawab Resa.


Di tempat lain

"Kak kok di lihatin aja makannya. Di makan dong, aku kan yang traktir kakak karena balas budi," ucap Joy.

"Iya, sebenarnya gue nggak nyaman di sini Joy," ujar Aldenn.

"Emangnya kenapa kak?" tanya Joy sambil menyesap minumannya.

"Gue lagi jaga hati seseorang Joy, gue takut kalo dia tahu gue jalan sama cewek lain," jelas Aldenn.

"Pasti Kak Netta?" tanya Joy memastikan sesuatu.

"Iya Joy." jawab Aldenn.

"Katanya kak Netta bukan pacar kakak. Terus kenapa Kakak jaga hati kak Netta?" tanya Joy penasaran.

"Nggak tahu gue." jawab Aldenn. Tak berapa lama Netta menghampiri meja yang ditempatin oleh Aldenn bersama Joy.

"Ini pembuktian lo kan?" tanya Netta sambil menahan air matanya yang sebentar lagi ingin keluar.

"Netta...." ucap Aldenn terkejut dan joy juga terkejut dengan kehadiran Netta. Langsung saja Aldenn berdiri begitu juga dengan Joy.

"Nett, gue... bisa jelasin ini sem-" ucapan Aldenn terpotong oleh ucapan dingin Netta.

"Terima kasih untuk lo wahai pembunuh perasaan gue. Dari lo gue akhirnya mengerti sakitnya mencintai tapi tak dihargai," ucap Netta dingin.

"Nett, gue... bisa jelasin ini...." ucap Aldenn ingin meraih tangan Netta tapi langsung ditepis oleh Netta.

"Kita terlampai dekat dan rasa tubuh begitu cepat. Kita sepakat untuk terikat tapi nyatanya bagi lo itu hanya perasaan sesaat untuk lo," ucap Netta dingin dan Air matanya yang mulai keluar.

(....)Aldenn bungkam.

"Lo tahu nggak? kalo gue berusaha untuk mencintai lo susah payah. Lo yang gue perjuangkan gampang menyerah dan berpindah ke yang lain. Emang benar kalo saling mencintai memang mudah. Tapi yang mau berjuang sama-sama sudah hampir punah. Di sini gue yang berjuang sendirian dan lo udah ngebuktiin ke gue kalo lo nggak pantas untuk gue. Gue sekarang nggak butuh waktu lagi untuk mikir-mikir lagi. Gue nggak bakal nerima lo di hati gue. Dan terima kasih udah buat luka di hati gue. Kelak gue udah tiada di sini lo jangan permainin hati wanita lainnya cukup gue yang jadi terakhir. Gue pulang...." Netta berlalu pergi meninggalkan sahabatnya dan juga Aldenn. Netta langsung masuk ke dalam mobil dan menancapkan gas mobilnya di atas kecepatan rata-rata.

DETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang