Epilog

1.8K 56 2
                                    

Follow dulu sebelum baca!

Vote di awal
Komen di akhir

___________

Kegiatan yang dilakukan oleh Aldenn adalah memperhatikan Netta yang sedang melihat pemandangan malam ini. Sekarang mereka berada di sebuah taman yang tak jauh dari Masion Netta. Bermenit-menit Aldenn hanya memperhatikan Netta dan tersenyum kepada Netta membuat Netta menoleh ke arah Aldenn.

"Kamu ngapain lihatin aku?" tanya Netta menghadap ke Aldenn.

"Kalo lihat kamu, aku nggak bisa berhenti untuk lihatin kamu. Yang terdapat pada kamu, itu semua udah jadi canduku." ujar Aldenn dengan senyum manisnya.

"Sejak kapan kamu jadi bucin? Aku heran bukannya kamu dulu itu badboy kok sekarang malah menjadi bucin," cibir Netta di sela tawa kecilnya.

"Sejak aku tahu bagaimana rasanya ditinggal pergi oleh orang yang aku sayang dan perasaan hati yang tak terbalas." ucap Aldenn sembari mengelus pucuk kepala Netta. Lancar jaya bucinnya

"Oh... Sekarang perasaannya gimana pak Aldenn?" kata Netta sambil menyenderkan kepalanya ke bahu Aldenn.

"Ditanya mulu... Perasaan aku senang untuk sekarang tapi nggak tahu untuk kedepannya. Dan sekarang perasaan hatiku terbalaskan," jelas Aldenn yang berada di samping Netta.

"Seyakin itukah hati kamu terbalaskan?"

"Seberapa banyak rintangan membuat diriku goyah untuk tidak yakin dengan itu. Aku akan tetap yakin apa yang udah aku putuskan,"

"Ih... Jadi gemes deh dengan jawabannya." ucap Netta seraya mencubit kedua pipi Aldenn.

"Aduh... Kok jadi imut gini sih tunangan siapa sih?" kata Aldenn balas mencubit kedua pipi Netta.

"Tunangan Fandy." ucap asal Netta.

Seketika Aldenn berhenti mencubit pipi Netta karena mendengar ucapan Netta. Netta yang melihat reaksi kekanakan dari tunangannya itu langsung saja Netta menggenggam tangan Aldenn.

"Ini yang bego siapa ya. Udah tahu tunangan aku itu kamu malah nanya." ujar Netta.

"Aku nggak suka kalo kamu nyebutin nama Fandy." balas Aldenn tetap dengan posisi yang sama.

"Karena masa lalu kamu datang ke Masion aku?" tanya Netta.

"Anjing penjaga Masion kamu dulu!" tekannya.

"Shit... Nggak boleh gitu. Ya udah ayo kita pulang aja."

Netta beranjak dari duduknya dan menarik tangan Aldenn agar beranjak dari duduknya. Aldenn yang di tarik Netta langsung berdiri. Aldenn masih terheran-heran sama Netta, Netta itu cewek tapi tenaganya layaknya seperti cowok sangat kuat.

"Netta... Pelan-pelan sayang," seru Aldenn.

"Kamunya lama, cowok bukan sih apa aku yang merasa kamu itu cewek," gerutu Netta. Kesal sih menunggu Aldenn yang jalannya lama.

"Astaga... Aku dikatain cewek. Ntar udah sah baru aku kasih tahu aku cowok atau cewek." jawabnya dengan menyeringai. Mesum, byuntae, pervert apa lagi?

"Nggak usah lupakan!"

Netta meninggalkan Aldenn sendiri di tengah taman. Aldenn tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Netta saat ia mengatakan kalimat mesumnya. Sudah selesai tertawanya ia pun mencari keberadaan Netta.



*****

Pagi Hari

"Bagus nggak?" tanya Netta kepada Aldenn seraya menunjuk gaun pengantin yang ia pegang.

DETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang