Part 49

823 47 0
                                    

"Denn, aku mau ngomong sam-" ucapan Siska terpotong oleh ucapan Aldenn.

"Gue lagi nggak mau di ganggu!" seru Aldenn dengan wajah datar yang berkesan dingin.

"Aku mau bilang, aku turut berduka cita atas meninggalnya Rava sahabat kamu." ujar Siska  sembari ingin menggenggam tangan Aldenn. Aldenn yang merasa risih langsung saja menepisnya kasar tanpa ada rasa kasihan.

"Gue lagi nggak mau di ganggu. Cukup ini yang terakhir!" tekannya dan meninggalkan Siska sendiri diteras. Siska yang merasa gagal menghibur Aldenn langsung frustasi dan meninggalkan Masion Grady.


_________________

4 Tahun kemudian

Masih dengan keadaan yang sama dan perasaan yang sama, Aldenn tetap saja melamun di balkon kamarnya. Ia tak berniat untuk ke kampusnya, yang sering ia lakukan dalam 4 Tahun ini hanyalah melamun saja. Rama yang selalu ada untuk Aldenn bingung gimana caranya Aldenn bisa kembali seperti dulu yang selalu bercanda dengannya. Rama pun menghampiri Aldenn yang masih tetap melamun di balkon kamarnya.

"Denn, lo nggak mau ngampus? Ini udah jam 9 pagi," tanya Rama sembari duduk disampingnya. Aldenn tersentak mendengar suara berat Rama. Ia pun beralih melihat ke arah sampingnya.

"Gue nggak mau ngampus hari ini." balas Aldenn dengan tatapan sendu.

"Denn, please jangan gini terus, lo itu masih punya gue dan yang lainnya. Jangan merasa diri lo itu sendiri di dunia ini. Lo masih punya kita yang selalu ada buat lo. Di atas sana pasti Netta dan Rava sedih melihat lo yang hanya gini-gini aja nggak ada perubahan. Jangan buat mereka sedih Denn, lo harus banggain mereka walaupun mereka nggak ada lagi, setidaknya lo udah buat mereka bahagia walaupun di dunia yang berbeda." ujar Rama seraya memegang bahu Aldenn.

"Gue usahain." jawab Aldenn dengan senyum terpaksa.

"Gue pegang omongan lo. Btw ntar malam jadi nggak datang ke acara perusahaan Alllight corp group nya?" tanya Rama.

"Jadi, gue disuruh Papa gue datang ke sana sekalian kenalan sama rekan bisnis Papa gue." jelas Aldenn.

"Yaudah kalo gitu. Gue juga ikut pergi kesana sekalian bawa cewek gue. Mending lo siap-siap gue tunggu di bawah ya." Rama beranjak dari duduknya dan pergi keluar kamar Aldenn. Aldenn pun bersiap-siap untuk pergi ke kampusnya dan menyiapkan keperluan kuliahnya.


_________________

KST

Seorang gadis sedang mengetik sesuatu di ponselnya sembari berjalan menuju ke balkon kamarnya. Setelah mengetik pesan ia melihat orang-orang berlalu lalang untuk melakukan kegiatannya. Ia menatap langit yang mataharinya sudah sangat terik sekali. Beberapa menit kemudian aktifitasnya terganggu karena ada panggilan masuk dari ponselnya. Ia pun langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Ada apa?"

"Saya mau memberi laporan bawah semuanya sudah aman terkendali bos"

"Bagus... Apa kamu sudah memberikan undangan nya?"

"Sudah semua bos.... Bos bisa berangkat dari korea sekarang. Kata sekretaris pertama dia sudah menghandle semua di korea jadi bos tinggal terima siapnya saja"

"Ok saya akan pergi sekarang"

"Siap bos... Btw bos saya ada informasi lagi. Bos kan sedang mencari detail informasi Aldenn Stevenson Grady, Saya sudah menemukan informasinya. Sekarang dia mengalami depresi akibat kejadian 5 Tahun lalu bos"

"Baiklah, kamu pantau semuanya"

"Ok  bos"

Tut...Tuttttt....

Netta langsung mengakhiri panggilan tersebut. Ia pun beranjak dari balkon kamarnya dan menuju lemarinya untuk membereskan barang barang yang diperlukannya untuk ke indonesia.

__________________

Malam hari

Malam ini adalah malam yang sangat di tunggu oleh semua perusahaan perusahaan terkenal, karena malam ini perusahaan nomor 1 di dunia mengadakan acara termewah dan pemilik perusahaan tersebut ingin mempublikasikan dirinya ke semua orang. Sebelum Aldenn pergi ke acara tersebut ia menyempatkan dirinya untuk berkunjung ke pemakaman Netta dan Rava.

Aldenn sekarang berada di tempat pemakaman umum, ia disini hanya sendirian tanpa ada seorang pun. Dia hanya membawa bunga untuk ia taburkan di gundukan tanah yang batu nisannya terukir nama Allnetta Marva Colliventyn dan Rava Brace Miller. Ia tak sadar jika cairan bening jatuh dari sudut matanya yang membasahi pipinya.

"Nett, Rav, Kalian berdua apa kabar? Pasti kalian bahagia di sana. Ya jelas lah kalian bahagia terutama Rava, pasti Rava udah jadian sama Netta kan?" ucap Aldenn berbicara sendiri sembari mengelus batu nisan Netta.

"Kalian berdua emang pandai bikin perasaaan gue bergejolak, seharusnya di acara promnight kita happy malah gue malah mendapatkam kejutan dari kalian hahahah... Lucu ya takdir yang sudah di gariskan oleh Tuhan. Seharusnya gue dulu berhak bahagia sama lo Nett, tapi Tuhan berkehendak lain. Mungkin Tuhan tahu kalo lo bukan jodoh gue, kemungkinan juga gue nggak pantas buat lo." Aldenn tertawa hambar mengingat kejadian 4 tahun lalu.

"Nett, gue mau jujur sama lo, walaupun pengakuan ini nggak mengubah semuanya. Aku Aldenn Stevenson Grady masih tetap menyayangimu, mencintaimu, merindukanmu dan tetap dengan perasaan yang sama. Perasaan aku tak pernah berubah walaupun dunia kita berbeda.

Lucu ya pengakuan gue, lo jangan ketawa Nett, apa lagi lo Rav. Pengakuan gue tadi sangat sulit sebenarnya untuk gue ungkapkan termasuk ngerangkai kata katanya. Gue emang nggak sepandai ngerangkai kata-kata yang indah dan membuat lawan bicara kalah telak untuk menjawab ucapannya. Gue akuin semua perkataan lo Nett, sangat berguna bagi gue. Perkataan lo itu membuat gue bisa ngerubah diri gue yang dulunya salah termasuk dengan pemberian surat terakhir lo." ujar Aldenn sembari mengeluarkan sepucuk surat yang sudah lusuh dari kantong jas yang ia gunakan.

"Nett, ini surat yang lo kasih ke gue. Surat lo masih gue jaga nggak akan gue hilangin sampai kapan pun. Kalian berdua tahu hari ini hari apa? Pasti kalian tahu. Hari ini adalah dimana gue kehilangan kedua orang yang gue sayangi yaitu kalian berdua. Kalian sudah 4 tahun pergi jauh ninggalin gue dan yang lain, apa kalian  berdua bisa lihat gue di sini yang selalu kesepian tanpa kalian berdua terutama lo Nett. Hati gue hampa tanpa lo Nett, dan hari hari gue sepi tanpa nasehat dari Rava. Itu aja yang mau gue omongin ke kalian berdua. Gue pamit pulang ya." Aldenn pun berdiri dan meninggalkan tempat itu. Tanpa ia sadari ada sesosok yang mendengarkan semuanya di balik pohon di dekat pemakaman Netta dan Rava.

"Gue juga rindu lo."




TBC........😕










@nshl01_02

DETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang