Part 32

739 48 8
                                    

Perhatian!
Typo bertebaran hehehe:')

_________________

Prok....prokk

Penonton pun bertepuk tangan saat Rava selesai menyanyi. Rava sangat menghayati lagunya yang baru saja ia nyanyikan. Pintu Restaurant baru saja terbuka, seseorang masuk dan mendengar suara Rava yang menyanyi ia langsung bertepuk tangan dan menghampiri Rava dan memberi pujian. Orang itu adalah Netta.

"Bagus juga suara lo hampir miriplah sama jungkook, Btw tuh lagu buat siapa?" Netta mendekati Rava dan mereka sekarang berhadapan.

"Makasih pujian nya, oh lagu tadi buat someone." jawab Rava

"Emangnya someone itu siapa Rav?" tanya Netta.

"Buat cewek yang udah singgah di hati gue," Rava berlalu peegi menuju meja temannya.

"Lah tuh bocah napa yak?" tanya Netta pada diri sendiri melenggang mencari tempat duduk.

"Rav, lo nyanyi dalem banget," puji Rama. Rava langsung saja duduk tanpa menghiraukan pujian dari Rama.

"Hooh, lu lancar banget nyanyi koreanya. Lu niat banget ya belajar lagu korea?" celetuk Aldenn. Ucapan Aldenn langsung di respon oleh Rava.

"Kalo kita ada niat pasti kita bisa. Btw makasih buat pujian gue mau balik dulu ya. Bye semua!" Rava beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Restaurant.

"Denn, lo lihat nggak kalo Rava kelihatan aneh gitu?" tanya Rama sedari tadi bingung dengan gelagat Rava.

"Iya kelihatan aneh. Tadi gue sempat lihat dia di samperin sama Netta nggak taju ngomongin apa," seru Aldenn.

"Maybe, dia nervous ketemu Netta nggak sengaja hahaha. Yuk pulang dah malam juga." ajak Rama beranjak dari tempat duduknya.

"Kuy!" Aldenn dan Rama meninggalkan Restaurant. Saat mereka ingin keluar dari restaurant mereka berpasan dengan Vanya yang ingin masuk ke dalam restaurant.

"Kek kenal tuh orang tapi siapa?" gumam Aldenn saat melihat seseorang yang berpasan dengannya. Mereka langsung pergi menuju mobil masing-masing.

"Lama batt lo," seru Netta sedari tadi ia hanya mengaduk-ngaduk minumannya saja.

"Maaf Nett, tadi gue ke supermarket bentar," jawab Vanya dan langsung saja duduk di kursi yang udah di sediakan.

"Lo nggak mesan Van?" tanya Netta.

"Nggak Nett. kita langsung aja ya bahasnya?" tanya Vanya sambil mengeluarkan berkas-berkas penting.

"Yaudah lanjut aja," Netta sudah siap untuk mendengarin ucapan Vanya.

"Jadi gini bla...bla...bla..." Vanya menjelaskan semua tentang berkas yang ia bawa.

"Kalo gitu mending seleksi dengan detail semua perusahaan yang mau kerja sama. Gue takut aja kalo mereka main curang," jawab Netta dengan tampang serius.

"Itu pasti Nett. Btw lo kapan mempublikasi diri lo di depan publik? Sudah banyak yang menanya-nanyakan itu," tanya Vanya.

"Gue butuh waktu, maybe bakal di tahun ini gue menunjukan diri gue di depan publik dan gue nggak ngelanjuti sekolah gue," jawab Netta.

"Bagus kalo gitu lebih cepat lebih baik. Hmm... besok lo datang ya ke perusahaan gue mau nyuruh lo lihat sendiri data-data mereka." ucap Vanya beranjak berdiri.

"Ok besok gue usahain jam berapa?" tanya Netta.

"Jam 10 pagi ya, gue pulang ya." pamit Vanya kepada Netta dan berlalu pergi.

DETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang