Part 52

934 52 0
                                    

"Jadi gitu ceritanya," ujar Netta selesai menceritakan semua yang tak terduga oleh Aldenn. Mereka sekarang duduk di kursi yang berada di ruangan yang sudah disediakan untuk Netta.

"Bagus lah kalo kamu masih hidup, tapi apa kamu tahu yang nolongin kamu waktu itu?" tanya Aldenn.

"Gue tahu yang nolongin gue, Rava yang udah ngorbanin nyawa untuk gue."

"Nett, kamu bisa kan seperti dulu lagi? Kita bersama-sama lagi seperti dulu,"

"Denn, gue nggak bisa jawab sekarang, permisi, Denn." balas Netta berlalu meninggalkan ruangan itu. Tinggallah Aldenn sendiri di ruangan itu.

"Apa perlu gue minta bantuan sama yang lain?" gumam Aldenn dan pergi meninggalkan ruangan itu.



____________________

Masion Colliventyn

Netta baru saja sampai di area parkiran, Di teras Masion sudah ada Papanya yang memasang wajah terkejut dan tak lupa Linda berada disamping papanya. Netta yang melihat ada Linda langsung tersenyum miris.

"Netta, kamu dari mana saja?" tanya Papa Netta.

"Bukan urasan anda saya dari mana, bukannya anda senang kalo saya tidak ada lagi disini, terutama orang yang berada di samping anda," ujar Netta dengan tampang datarnya.

"Papa khawatir dengan kamu nak... Papa mengira kamu sudah meninggal saat itu...." lirih papa Netta seraya ingin memegang tangan Netta.

"Maaf, sudah merepotkan anda, saya datang kesini ingin mengambil barang berharga saya. Jadi permisi." Netta langsung menyelonong masuk ke dalam Masion.

"Mas, Netta butuh waktu untuk semua kejadian ini, jadi mas harus bersabar," ucap Linda menenangkan Papa Netta dan membawa papa Netta duduk di sofa ruang tamu.

20 menit kemudian

Netta baru saja keluar dari lift, matanya tidak sengaja melihat Linda sedang membuat jus yang ingin saja di tabur bubuk putih. Netta yang melihat itu langsung berlari ke arah Linda dan menghempaskan gelas itu hingga pecah di lantai

"Lo masukin apa kedalam jus itu ha?!" teriak Netta sembari menarik tangan Linda dengan kasar.

"Lo apa-apaan sih! bukannya kemarin lo udah meninggal kenapa balik lagi kesini?" seru Linda, berusaha melepaskan cekalan tangan dari Netta.

"Lo nggak usah banyak drama atau sejenisnya, gue tau siapa dalang yang membuat skenario gue kecelakaan itu." ketus Netta, sembari mengetik pesan di ponselnya.

Deg!

Bola mata Linda melebar mendengar ucapan Netta. Ia pun gelagapan untuk menjawab ucapan Netta. Linda langsung mencari cara untuk pergi dari masion itu, saat ia ingin mundur, tangannya sudah di tahan oleh beberapa penjaga Masion Colliventyn.

"Lo mau kabur? nggak gue biarin lo kabur, lo harus tanggung jawab semuanya sama Siska di penjara." ujar Netta.

"Nett... Maafin gue. Gue nggak mau di penjara tolong maafin gue."

"Apa lo bilang? Maaf? Cih... Apa lo bisa balikin teman gue yang udah meninggal ha?!" teriak Netta. Teriakan Netta membuat Papa Netta menghampiri dapur, betapa terkejutnya ia melihat Linda di tahan oleh beberapa penjaga Masion Colliventyn.

"Ini ada apa? Kenapa Linda di tahan?" tanya papa Netta dari ruang tamu. Ia sangat terkejut melihat calon istrinya di tahan oleh beberapa penjaga masionnya tanpa perintahnya.

"Yakin anda ingin tau? Ok, sebaiknya saya kasih tahu saja. Dia yang anda ingin jadikan istri adalah pembunuh teman saya dan hampir membunuh saya pada kecelakaan itu. Dia adalah dalang semuanya." jelas Netta dengan penuh penekanan tanpa ada kata yang kurang sedikit pun.

DETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang