36# Try

492 43 8
                                    

Jam 5 pagi,Nadeshiko sedang berada di dapur,menyiapkan sarapan dan bekal makan siang sembari membangunkan para member yang tidur ngebo(?) :v

Hari ini,di buku notesnya tertulis 'syuting CF' dan tulisan 'syuting MV' dicoret olehnya karena salah tulis (ep sebelumnya salah ketik :v) (wkwkwk) (udah terlanjur :v)

Sebenarnya,Nadeshiko deg-degan. Sangat. Hari ini ia berencana satu mobil dengan beberapa member menggunakan mobil van hitam. Bukan dia yang menyetir tentunya. Nadeshiko mulai membayangkan hal-hal yang bahagia supaya bisa melupakan traumanya,Homare juga sudah stand by di studio sekaligus melihat perkembangan

Sekitar jam 06 : 30 KST,BTS beserta manajer dan asisten-asistennya sudah siap untuk berangkat. Jujur,jantungnya terasa ingin meloncat dari tubuhnya,padahal baru di depan pintu belum turun ke depan gedung

"Tak apa,pegang tanganku dengan erat kalau ragu-ragu"

Namjoon memegang tangan Nadeshiko dan yang dipegang mengeratkan pegangannya. Mereka berdua berjalan ke mobil. Saat masuk mobil,para member menentukan masuk mobil yang mana dengan batu gunting kertas. Jumlah mobil ada 4,jadi 1 mobil ada 1-2 member yang masuk

Beruntungnya Nadeshiko,ia semobil dengan Namjoon,sebenarnya tadi sempat adu batu gunting kertas menentukan siapa yang semobil dengan Nadeshiko. Lucu juga sih,sepertinya dewi fortuna berpihak pada Namjoon

Nadeshiko sudah di dalam mobil dengan mata yang tertutup rapat,tangannya sama sekali tak lepas dari genggaman Namjoon,membuat Namjoon bisa merasakan tangan yang menggenggamnya itu gemetaran dan berkeringat

Lagi-lagi Nadeshiko meloloskan air matanya,ketakutannya sekali lagi mengontrol dirinya tanpa permisi. Begitu mesin mobil dinyalakan,Nadeshiko berjengit kaget dan reflek memeluk Namjoon sambil menggelengkan kepalanya. Namjoon sendiri mengelus kepala kekasihnya dan sesekali menepuk punggung kekasihnya agar lebih tenang,tak lupa melontarkan perkataan yang bisa membantunya melupakan trauma yang menjadi ketakutannya

Beberapa lama kemudian,mereka tiba di gedung studio. Homare sudah menunggu di parkiran depan dengan kursi roda yang sudah siap di tangannya. Berjaga-jaga jika terjadi sesuatu

Satu persatu mobil berbaris untuk menurunkan penumpang,Homare bergegas mencari mobil yang di tumpangi oleh Nadeshiko,setelah mendapatkannya ia langsung mendekatkan kursi roda nya ke pintu mobil

"Na- oh.. wajahnya bengkak"

"Dia pingsan,saking tidak kuat menahannya. Tadi tuh,kusuruh nangis keras nggak mau,malahan dia menarik sweaterku dan menangis sampai terisak-isak di bahuku meredam suara tangisannya. Setelah itu,begini deh"

"Ooh.. tapi,setidaknya dia sudah berani naik. Kemarin kan jarak 100 meter belum ada sudah takut duluan. Oh iya,nanti bisa kita bicara sebentar? Ajak yang lain tak apa,aku ingin membicarakan langkah selanjutnya"

"Oke,kami sebaiknya ganti baju dulu. Tolong jaga Nadeshiko untukku"

"Nggak usah ditanya,sudah mutlak kok♡"





20 menit kemudian,Nadeshiko tersadar dari pingsannya. Ia direbahkan di sofa yang ada di private room. Ia bangun pelan-pelan,kepalanya terasa pusing,di ruangan itu tidak ada siapa-siapa selain dirinya. Nadeshiko menengok ke arah kanan,ia melihat kursi roda yang berada di dekat sofa,dan setelah itu ia baru sadar. Kalau ia tadi pingsan

"Hiks hiks.. huuhuu.. yang tadi itu,hiks.. menakutkan.. hiks.. Joonie.. hiks hiks.."

Nadeshiko mengusap air matanya dengan pergelangan tangan,kemudian merapikan pakaiannya dan wajahnya. Meskipun matanya masih bengkak karena kebanyakan menangis kemarin ditambah pagi ini

Our Manager pt. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang