22# Check

523 51 8
                                    

Di rumah sakit,lebih tepatnya di ruangan Homare sekarang,Homare dan Sunny merayakan kesembuhan aritmia Nadeshiko,meskipun hanya ditemani oleh cheesecake dan 3 gelas jus mangga,Nadeshiko tak henti-hentinya tersenyum. Ia senang karena masalah jantungnya telah teratasi dengan baik

"Oh iya,aku baru ingat sekarang. Nacchan,kalau ASD mu benar-benar mengganggu,aku bisa memberimu resep obatnya sih,tapi kan.. Nacchan sebelumnya sudah meminum banyak antidepresan. Seharusnya itu berpengaruh terhadap ASD.."

"Oh,benar juga... jangan-jangan,karena waktu iti sensei sengaja menghentikan konsumsi obatnya jadi pengaruhnya hanya sedikit"

"Lagipula juga,konsumsi obat itu membawa hasilnya lama... tapi,,te,te,te,terapi s,s,s,sangat membantu da,da,dalam ASD atau PTSD atau y,yang lain lho.."

"Cara bicaramu kenapa tiba-tiba jadi gagap begitu?"

Homare hanya cengengesan,matanya melirik ke arah Nadeshiko yang sedang muram,cara membujuk (aneh) Homare gagal rupanya. Ia berniat mengajak Nadeshiko melakukan terapi demi kesehatan mentalnya

"Homare-chan.. apa... terapi benar-benar membantuku?"

"T,tentu saja! Jika ditangani oleh dokter yang profesional yang melakukan terapi,aku yakin efeknya cepat! Me,meskipun b,butuh beberapa kali pertemuan sih..."

"Begitukah.."

Homare menatap Nadeshiko dengan wajah harapan,tapi Nadeshiko memalingkan wajahnya. Membuat harapan Homare luntur,tapi yaah.. Homare memang tak bisa memaksakan kemauannya. Semuanya tergantung pasiennya

"Wajahmu terlihat kecewa.."

"Hah? Nggak kok! Nggak sama sekali! Lagipula,aku tak bisa serba memaksa"

Lagi-lagi,Nadeshiko menunduk kepalanya dan memegang kepalanya. Sakit kepala menyerangnya,dahinya berkerut dan kedua alisnya menukik tajam,kepingan memori buruk tiba-tiba datang begitu saja

"O,oi.. sensei kenapa?"

"Nacchan?"

"Uh.. hiks.."

"Ya ampun.. Nacchan,tenanglah. Coba hilangkan pikiran itu,cerita kepadaku. Pikiran apa yang mengganggumu?"

"Hiks.. mobil.. pria terluka.. hiks hiks.. keramaian orang.. TIDAAAAAAAAKKK!!!"

"Nacchan!!"

Seolah semua tenaganya keluar begitu saja,Nadeshiko berakhir pingsan saking tidak kuat menahannya. Homare membantu Sunny memindahkan Nadeshiko ke tempat tidur,begitu berhati-hati tanpa menyentuh pergelangan kakinya

"Kamu yakin nggak kasih dia seperti yang waktu itu?"

"Belum.. untuk sementara ini masih terus kupantau.."

"Oi oi,mau sampai kapan? Kamu tega membiarkan sensei menderita sampai begini?"

"Maafkan aku,tapi aku tidak bisa membuat Nacchan menderita lagi. Kamu tahu kan,waktu Nacchan ada di London,dia tidak bisa bahagia karena efek samping dari obat-obatan yang ia konsumsi. Aku benar-benar menyarankan melakukan terapi kali ini,tapi aku tak bisa memaksanya. Ia sudah melakukan 2 kali terapi dan anehnya selalu saja ada yang gagal"

"Apa boleh buat. Sepertinya traumanya sudah begitu parah. Yang hanya bisa kita lakukan hanyalah mencegahnya mengalami trauma yang lain. Eh,habis ini kamu ada janji lain?"

"Ya,ada"

"Kalau begitu,dia aku bawa ke ruang VIP"















Beberapa jam kemudian,Sunny memasuki ruangan VIP yang ditempati oleh Nadeshiko. Ia menghela nafasnya ketika masih melihat Nadeshiko tertidur yang terlihat nyenyak

Our Manager pt. 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang