"Eomma,sudah minum obat belum?"
"Hm? Sudah. Kenapa?"
"Ah,nggak. Hanya saja aku penasaran,sepertinya dari pagi ini obat eomma tidak berkurang"
"Ah,masa sih? Matamu saja yang salah lihat mungkin. Aku minum terus kok"
"Hmm,mungkin hanya halusinasiku saja mungkin ya"
Nadeshiko berbohong. Ya,dia terpaksa bohong lagi. Ia tak meminum obatnya karena ia merasa begitu sudah muak dan tak ingin merasakan efek sampingnya. Tubuhnya lama kelamaan semakin menjadi bergantung dengan obat-obatan dan ia bisa merasakannya. Ia merasa lama-lama tubuhnya ini bisa rapuh hanya karena efek samping dari obat yang ia minum terus menerus
Nadeshiko pergi menuju ruangan milik pamannya,ia berniat curhat kepada pamannya. Sesampainya,Sihyuk langsung menyambutnya dengan hangat
"Paman.."
"Kenapa? Mukamu kayaknya sedih banget,ada apa?"
"Paman,aku nggak mau minum obat lagi.."
"Lho? Kenapa? Nanti nggak bisa sembuh lho"
"Aku muak.. kalau obat aritmia sih,tak masalah tapi..."
"Obat depresi ya.. apa boleh buat,kamu pasti nggak mau di ajak terapi. Olahraga juga tidak mungkin karena jadwalmu yang disesuaikan dengan mereka. Ikut kegiatan tertentu? Kamu sudah selesai menjadi relawan di tempat penampungan hewan karena jadwalmu juga kan? Apa boleh buat,bercerita dan obat itu yang akan membantumu melawan depresi mu"
Nadeahiko jadi cemberut. Kemudian ia langsung pergi setelah mengucapkan salam kepada pamannya. Sihyuk hanya menghela nafas,ia juga capek mendengar laporan kalau Nadeshiko bolak-balik minum obat dan menerima efeknya. Ia berharap keponakannya ini bisa sembuh
Nadeshiko pergi menuju studio Namjoon,ia mengetuk pintunya kemudian membuka pintunya dan langsung duduk di sofa. Namjoon yang tadi mesra dengan layar komputernya,harus berpisah sebentar karena melihat wajah kekasihnya yang terlihat cemberut begitu. Ia berdiri dari duduknya,menutup pintu studio kemudian duduk di samping Nadeshiko. Tak lupa menyalakan pengharum ruangan agar Nadeshiko bisa tenang
"Kamu kenapa?"
"Joonie.. nggak mau minum obat.."
"Lho? Kenapa? Kamu harus minum,kalau tidak nanti nggak bisa sembuh"
"Muak rasanya.."
Nadeshiko memeluk kakinya dan menenggelamkan kepalanya di antara kedua lututnya. Namjoon mengusap punggungnya memberikan rasa kepeduliannya
"Sebanyak apa pun aku meminumnya,rasanya sama saja. Tak ada yang berubah"
"Segala sesuatu itu butuh prosesnya. Mungkin prosesnya memang panjang,tapi kamu harus terus menjalaninya. Jangan menyerah atau berhenti di tengah jalan,aku akan terus mendukungmu. Nggak aku saja,member lain,PD-nim,Adora-ssi,staff BigHit,keluargaku,keluargamu,teman-temanmu.. semuanya pasti mendukungmu kok"
Nadeshiko hanya diam saja sambil tetap cemberut. Ia tidak tahu harus respon apa dan perasaannya begitu campur aduk jadi ia tak tahu harus melampiaskannya seperti apa
"Aku mau mogok minum obat saja"
"Hah? Hei,jangan begitu! Ingat kata dokter Heemi,kamu tak boleh putus obat tanpa izin darinya!"
"Kalau aku minta putus obat ke dia,pasti dia bakalan melarangku! Ah.."
Nadeshiko memegang kepalanya yang terasa sakit,stress berat mulai menyerangnya membuat kepalanya begitu terasa sakit
"Aku sudah muak.. tak ingin merasakan efek sampingnya lagi.. hiks hiks.."
Namjoon langsung memeluk Nadeshiko guna menenangkannya. Ia tahu,depresi yang di alami kekasihnya ini bukan depresi biasa,jadi ia harus bersabar menghadapi kekasihnya ini