bab 1

1.6K 56 1
                                    

Setelah pamit dengan kedua orangtuanya,Arvin masih digarasi rumahnya.

Sebenarnya, ia malas sekali harus berangkat bareng dengan Gita.tapi berhubung ini permintaan Bundanya,mau tidak mau Arvin harus menuruti perkataannya.

Arvin menyalakan mesin motornya setelah ia selesai memakai helmnya,kemudian ia pergi menuju rumah Gita.

Setelah sampai depan rumah Gita,ia mematikan mesin motornya yang sangat mengganggu pendengaran,kemudian ia mengeluarkan ponsel dari saku seragamnya.

Arvin membuka kontak,lalu mencari nama dari G,Gita.setelah ia menemukan kontak tersebut,langsung mengirimi sebuah pesan pada Gita.

Me :
Gue udah didepan rumah lo!

Setelah berhasil mengirimkan sebuah pesan singkat pada Gita,tak lama kemudian ponselnya kembali berbunyi menampilkan pesan dari Gita.

Gita :
Tunggu ya :')

Me :
Jangan lama-lama nanti gue lumutan-_-

Arvin melihat pintu pagar rumah Gita sudah terbuka,dan menampilkan sosok perempuan yang sudah ia kenali,siapa lagi kalau bukan Gita.

"Udah lama?" Tanya Gita dengan pelan.

"Menurut lo?" Jawab Arvin dengan ketus.

Gita menunduk karena ia merasa bersalah."maaf pagi-pagi udah buat kamu jengkel."

Lagi-lagi Arvin menyesal karena sudah membuat perempuan dihadapannya sekarang menjadi sedih."sorry,harusnya gue gak bilang kayak gitu,udah lupain aja."

Gita mendongak kemudian ia tersenyum."beneran kamu gak marah?"

"Emangnya muka gue kayak orang marah,ya?" Tanya balik Arvin.

Gita menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal."ya---enggak juga,sih."

"Yasudah ayo,nanti kita terlambat." Ucap Arvin sambil memberikan satu buah helm,dan Gita menerima helm pemberian Arvin.

Gita naik kemotor Arvin,kemudian mereka berdua langsung pergi menuju sekolah.

Setelah sampai diparkiran sekolah,Gita turun dari motor Arvin.
Arvin langsung mematikan mesin motornya kemudian ia mencopot helmnya dan langsung menaruh diatas kaca spion motornya,sama halnya dengan Gita yang sedang melepas helmnya,tapi sepertinya ia sedang kesulitan untuk melepas helmnya yang terkunci.

Arvin hanya melihat Gita yang sedang berusaha untuk melepas helm tersebut.sebenarnya ia masih ingin melihat wajah Gita yang sudah pasrah karena ia dari tadi terus mencoba untuk membuka helmnya,tapi kenyataannya NIHIL!

Akhirnya,Gita menyerah.ia meminta tolong pada Arvin yang dari tadi disampingnya.

"Bukain helmnya." Suruh Gita dengan wajah yang sulit diartikan.

Arvin menaikkan satu alisnya bingung."lo minta tolong atau nyuruh?"

Gita menghela nafas sebentar."Minta tolong bukain helmya!" Pinta Gita selembut mungkin.

Arvin mengangguk,karena ia sendiri tidak tega melihat Gita seperti itu.ia mendekat kearah Gita untuk membukakan helmnya yang masih terkunci.

SAGITA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang