bab 13

566 29 5
                                    

Kepalanya terasa pening sekali,tapi ia harus pergi dari tempat itu juga. Kalau begini akhirnya,Gita tidak akan mau menerima ajakan Bara.

Ya,memang Bara yang mengajak Gita untuk datang ketempat ulang tahun sahabat dekat Bara. Tadi ia bilang hanya sebentar,
lagipula apa salahnya menerima ajakan Bara. Tapi kalau sudah begini siapa yang mau disalahkan ? seharusnya Gita memilih untuk menetap didalam rumah. Bukannya seperti ini yang sedang meracau tidak jelas,karena ia habis minum alkohol yang dikasih oleh Bara.

Ternyata Gita sudah dibohongi oleh Bara. Memang benar adanya kalau Bara yang  memberi minuman pada dirinya,tapi Gita tidak mengetahuinya kalau ternyata minuman tersebut berisikan alkohol.

Gita duduk ditepi jalan trotoar yang lumayan sepi. Untuk pertama kalinya,Gita meminum yang seharusnya tidak ia minum. Dan Gita menyesali.

Tentang kepergiannya yang diam-diam tanpa sepengatahuan Bara. Kalau ia masih berada didekat Bara, Gita yakin kalau ia akan diberi minuman tersebut lagi.

Kedua tangannya memegang kuat kepalanya. Ia hanya bisa merasakan sakit dibagian kepalanya. Ia terlihat kacau. Seperti bukan dirinya sendiri. Air matanya turun begitu saja,dan memang ia menyesal karena tindakannya yang ceroboh.

Penyesalan memang selalu datangnya terakhir. Kalau dia awal namanya pendaftaran. Bukankah begitu ?

Merasa ada yang menyentuh bahu Gita, kepalanya mendongak dan melihat siapa yang sedang ada dihadapannya sekarang. Ternyata orang itu...

"Arvin?"

"Kamu kenapa disini?" Bukannya menjawab Gita terus meracau tidak jelas. Dan tentunya Arvin bisa langsung menebak kalau ternyata Gita sedang dalam keadaan tidak sadar. Alias mabuk.

"Kamu mabuk?" Tanya Arvin. Lagi-lagi ia hanya bisa menghela nafas,karena pertanyaannya tidak dijawab oleh Gita.

"Aku sayang sama kamu," racaunya yang mulai ngelantur menurut Arvin.

Gita digendong oleh Arvin ala bridal style kedalam mobil. Untung saja ia sedang membawa mobil. Ralat...lebih tepatnya mobil ayahnya yang ia penjam untuk pergi kerumah temannya.

Saat didalam mobil,Gita terus meracau nama Bara. Sempat terkejut dengan nama yang baru saja diucap oleh Gita. Arvin tidak salah dengar,kan?

Bara ? Sepertinya nama itu tidak asing ditelinga Arvin. Jangan-jangan ia datang kembali dengan maksud dan tujuan yang jahat terhadap Gita?tidak akan Arvin biarkan Bara menyentuh Gita walau barang sedikitpun. Tidak akan. Walau Gita bukan lagi pacarnya,tapi bagi Arvin itu Gita akan tetap menjadi miliknya. Hanya Arvin milik seorang.

Sesampainya didepan rumah Gita,ia langsung menggendong Gita lagi hingga tepat didepan pintu masuk. Tangannya terasa begitu dingin saat mengetuk rumah Gita walau sebenenarnya ia juga gugup untuk bertemu kedua orang tua Gita sendiri.

"Permisi,"

Tak lama kemudian ada suara dari dalam,dan menampilkan kedua orang tuanya Gita. Keduanya terlihat panik ketika melihat Gita yang sedang meracau tidak jelas.

"Putriku kenapa?" Tanya papanya Gita,yang tak lain adalah Fahri.

"Arvin juga gak tahu,Om,tadi saya nemuin Gita lagi duduk ditepi trotoar. Kayaknya dia mabuk,Om,Tan," pandangan Arvin beralih kearah kedua orang tua Gita.

Kini Gita sudah dibawa oleh mamanya kekamarnya. Sedangkan Fahri lagi bersama Arvin diteras rumah untuk meminta penjelasan tentang anaknya yang pulang dalam keadaan mabuk.

"Arvin,"

"Iya kenapa,Om?"

"Tolong jagain Gita ya,Om takut terjadi apa-apa selama Om gak disamping Gita," tanpa Fahri bilang pun Arvin akan tetap menjaga Gita layaknya ia menjaga adiknya sendiri. "Baik,Om,saya akan menjaga Gita layaknya menjaga adik saya sendiri," Fahri mengangguk sambil menghela napas lega.

SAGITA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang