"Diraaaaa!" Teriak Gita ketika ia sudah berada ditempat duduknya dikelas.
Dira hanya menutup kupingnya karena suara Gita bisa membuatnya sakit."aduh kamu kenapa sih pagi-pagi udah teriak-teriak gitu?" Keluh Dira.
Gita mendengus sebal."kamu udah jadian kan sama sih Azzam?ya,kan?" Selidik Gita.
Dira hanya tersenyum tanpa merasa bersalah."hehehe...kamu tahu dari mana?"
"Gak penting aku tahu dari mana,kenapa gak kasih tahu aku,sih?" Gerutu Gita.
"Tadinya aku mau cerita kekamu lewat chat tapi niat itu aku urungkan karena mau bilang aja secara langsung,niatnya sih nanti mau bilang saat istirahat."
"Ya---tapi seenggaknya kamu bilang dulu ke aku."
"Kamu pasti tahu dari Arvin,ya?" Tebak Dira.
Dengan polosnya Gita mengangguk."hm,waktu itu aku lagi makan roti bakar sama Arvin---eh tiba-tiba dia bilang kayak gitu ke aku."
"Eits...tunggu-tunggu,tadi kamu bilang apa?makan roti bakar sama Arvin?"
"Iya,kenapa gitu?"
"Kamu kan tahu sendiri kalau sih kutub es itu cueknya minta ampun sama kamu."
Gita terkekeh."ya---gitu-gitu juga dia masih baik mau mengantarkan aku sampai rumah dengan selamat."
"Eh---gimana nih yang kemarin habis makan bareng sama Arvin?" Tanya Dira sambil menaik-turunkan alisnya yang berniat untuk menggoda Gita.
"Ya makan biasa pada umumnya lah,Dira!"
"Arvin gak ngomong atau titip pesan ke kamu gitu?"
Gita nampaknya ragu untuk memberitahu pada Dira.
Dira paham ketika melihat raut wajahnya Gita yang nampaknya kebingungan."kamu bisa cerita ke aku,aku siap untuk mendengar ceritamu."
"Sebenarnya kemarin aku sempat berbicara sama Arvin," Gita tidak mau menyembunyikan kabar ini dari sahabatnya---yang tak lain adalah Dira.
"Terus Arvin bilang apa?"
"Kemarin juga aku ketemu sama Raka."
"Raka?itu teman kamu?"
"Iya,dia itu teman SMP aku,Ra."
Dira mengangguk paham."terus masalahnya apa?"
"Jadi sewaktu aku lagi makan roti bakar sama Arvin,tiba-tiba Raka datang ke meja kita berdua,yaudah deh dari situ kita bertiga---eh salah maksudnya itu aku sama Raka doang yang asik ngobrol sedangkan Arvin hanya diam aja,"
"Jangan bilang kalau sih Arvin kamu abaikan,gitu?"
Gita menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal."ya---enggak juga sih,aku kan hanya merespon ucapan Raka doang,Ra." Bantah Gita.
"Asal kamu tahu ya,Git...sih Arvin tuh cemburu kalau kamu dekat-dekat sama Raka."
"Tapi Arvin gak bilang kalau dia cemburu,Ra."
Ingin rasanya Dira mencubit pipinya Gita karena saking gemasnya sama sahabatnya yang satu ini."emangnya ada ya kalau orang cemburu bilang-bilang?enggak ada,kan?"
"Iya juga sih,tapi kenapa dia gak bilang langsung sama aku,sih?"
"Nih kamu pernah dengar gak ucapan orang seperti 'dia hilang tanpa kabar' apalagi cemburu yang gak perlu dijelaskan,Git."
"Arvin cemburu?kamu salah kali,gak mungkin dia cemburu." Gita masih saja keukeh pada pendapatnya.
"Yaampun Gita.....kamu mah gak peka banget sih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGITA (SELESAI)
Teen Fiction(Sequel Aruna #1) "Kamu adalah ilusi yang saya harapkan." mereka pernah menyukai seseorang yang sekarang sudah menjadi milik orang lain. akhirnya, dengan berat hati,mereka berdua mengubur masa lalunya dalam-dalam, melanjutkan kehidupan selanjutnya. ...