Arvin memutar bola matanya dengan malas."hadeuh...lo tinggal jawab aja susah banget."gerutu Arvin.Padahal tanpa Gita tahu kalau Arvin juga gugup banget ketika mengatakan hal seperti itu.
Sepertinya Arvin mulai membuka hatinya untuk Gita.ya,sepertinya Gita sudah berhasil meluluhkan hati Arvin yang super dingin.
"Kamu baru aja nembak aku,ya?" Tebak Gita dengan nada yang begitu pelan.untung saja Arvin masih bisa mendengar suara pelannya Gita.
Sejenak Arvin tersenyum."kalau gue jawab iya gimana?"
Nasi goreng yang Gita makan kini terasa hambar ketika mendengar ucapan Arvin tadi."ah kamu mah gak romantis." Ucap Gita.
"Jadi kamu suka tipe cowok yang kayak gimana?" Tanya Arvin dengan nada serius.
Gita sedang membetulkan kunciran rambutnya sambil menjawab pertanyaan Arvin."ya---aku juga bingung." Jawab Gita seadanya.
Arvin melongo ketika mendengar ucapan Gita yang terbilang cukup labil."kalau bingung mah pegangan kali."
"Hahahaha...garing."
"Jadi lo suka sama cowok yang romantis,gitu?"
Gita menggeleng."enggak terlalu."
"Labil banget sih lo." Keluh Arvin.
"Aku suka sama cowok yang humor, maksud aku itu yang bisa buat aku bahagia." Jelas Gita.
"Jadi gue bukan kriteria cowok impian lo,ya?" Pupus sudah harapan Arvin,kecewa sih ada tapi mau bagaimana lagi kalau perasaan memang tidak bisa dipaksakan.
Gita jadi bingung sendiri ketika melihat raut wajah Arvin yang nampaknya sedang sedih."bukan begitu maksud aku,"
"Jadi gimana?"
"Ya gak gimana-gimana,"
"Gue mau bilang sesuatu sama lo,"
Hening sesaat,setelah itu Arvin mencubit pipi Gita yang begitu menggemaskan baginya. "Ngeselin banget sih lo!"
"Awww---sakit tahu," Keluh Gita sambil mengusap-usap pipinya yang merah akibat perlakuan Arvin tadi. "habisnya lo bikin gue geregetan,sih."
"Baru tahu kalau aku orangnya menggemaskan,HA?"
"Dan gue baru sadar kalau lo berhasil buat gue yakin," Arvin menengok kearah Gita. "eh lo udah selesai makannya?"
Gita mengangguk."udah kok,kenapa?"
"Gue mau ajak lo pergi kesuatu tempat yang pastinya lo suka."
Gita mengerjabkan matanya."kemana?" Arvin menggenggam tangan Gita."nanti juga lo tahu." Setelah itu Arvin membayar makanan dan minumannya terlebih dahulu.
***
Gita turun dari motornya Arvin,kemudian ia melihat sekelilingnya yang nampaknya tidak begitu asing dipenglihatannya.
Ya,Taman.Gita pernah datang kesini ketika ia sedang kecewa dengan seseorang.siapa lagi kalau bukan Arvin!
"Kamu bawa aku kesini,Vin?" Tanya Gita yang sekedar memastikan.Arvin mengangguk."iya,lo suka?"
Senyum yang tercetak indah diwajah Gita tiba-tiba hilang seketika.Arvin merasa tidak enak ketika melihat wajah Gita yang terlihat sedih."eh---sorry,gue salah ngomong,ya?"
Gita menggeleng."enggak kok,aku senang banget datang kesini." Dustanya.
"Lo itu teman gue dari kecil,jadi gue udah tahu kelakuan lo kalau lagi senang maupun sedih.hayo...kenapa lo sedih gini,hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGITA (SELESAI)
Teen Fiction(Sequel Aruna #1) "Kamu adalah ilusi yang saya harapkan." mereka pernah menyukai seseorang yang sekarang sudah menjadi milik orang lain. akhirnya, dengan berat hati,mereka berdua mengubur masa lalunya dalam-dalam, melanjutkan kehidupan selanjutnya. ...