bab 25

325 20 0
                                    

Terpaksa Arvin membuka matanya saat bundanya memanggil namanya. "Ada apa, Bun?"

"Temanin bunda kerumah tante Elsa, yuk?" Tadinya Arvin masih mau bergelung dengan selimut lagi, tiba-tiba ia terpikir pada satu nama yang membuat dirinya menjadi semangat. "Ayo, Bun."

"Kamu siap-siap dulu, ya. Bunda tunggu dibawah." Tidak perlu membutuhkam waktu yang lama, Arvin hanya perlu menggosok gigi dan membersihkan muka agar terlihat lebih segar. Setelah selesai mengganti baju dengan kaos berwarna hitam polos dan celana training warna putih, tak lupa jaket berwarna hitamnya yang sudah ia pakai.

Setelah sampai dirumah Gita, awalnya Arvin hanya perlu kekamar mandi tapi entah mengapa ia kepingin lihat keadaan Gita sekarang. Apakah ia sudah bangun atau belum? Gak papa kan kalau sekedar khawatir sama keadaannya yang sekarang?

Pelan-pelan ia membuka kenop pintu agar tidak mengganggu sang empu. Arvin dibuat geleng-geleng kepala saat tahu Gita masih tidur, dan tirai kamarnya belum dibuka jadi kamarnya itu masih belum terkena sinar matahari.

Arvin membuka selimut dan berusaha membangunkan Gita dengan menepuk-nepuk pelan pipi Gita. "Bangun, Ta." Tak lama kemudian perlahan Gita membuka matanya, dan betapa kagetnya ia saat mendapati Arvin yang sedang berada dikamarnya.

"Elo ngapain dikamar gue?" Ia melihat sekelilingnya yang hanya tinggal mereka berdua saja. "Gak usah parno gitu, aku kesini sama bunda, kok."

"Sekarang tante Aruna kemana?"

"Ada dilantai bawah, kamu kok belum bangun? Padahal ini udah siang."

"Kayaknya gue kecapekan makanya sampai kesiangan gitu deh." Arvin mengangguk. "Kalau gitu aku kebawah dulu ya, kamu gak mau turun kebawah?"

Gita memberikan kode pada Arvin dengan merentangkan kedua tangannya agar ia menggendong dirinya untuk turun kebawah. Arvin hanya bisa pasrah mengikuti kemauan Gita. "Gue berat gak sih, Vin?"

Cukup lama Arvin diam sampai Gita harus berteriak agar ia menjawab pertanyaannya. "Woy! Lo kenapa sih melamun?"

Arvin tersentak kaget saat tahu Gita menepuk bahunya. "Ah enggak, tadi lo ngomong apa?" Gita mencebikkan bibirnya dengan kesal.

"Lo kesini naik apa?"

"Aku bawa motor, emang kenapa?"

"Lo udah makan belum?" Arvin menggeleng. "Belum, kenapa gitu? Mau traktir, ya?"

Gita terkekeh. Kemudian Arvin menurunkan Gita disofa. "Yaudah ayo, mumpung gue lagi baik sama lo." Arvin sudah lebih dulu berdiri kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu Gita bangun. "Kita pamit dulu sama bunda dan tante elsa, ya." Saran Arvin yang disetujui dengan Gita.

"Bunda, Tante, Arvin mau ajak Gita keluar boleh gak?" Tanya Arvin yang sudah pergi kearah dapur untuk menemui ibunya.

"Boleh, kamu lama gak, Vin?" Tanya Elsa.

Arvin menggeleng. "Nggak kok, Tan. Emangnya kenapa ya, Tan?"

"Kamu mau pakai mobil tante gak? Kalau mau nanti tante kasih kunci mobilnya." Arvin melirik kearah Gita yang mendapat gelengan. Itu artinya ia lebih memilih untuk naik motor saja. "Gak usah Tan, kita mau naik motor aja,"

Elsa mengangguk. "Yasudah kalau begitu hati-hati kalian,"

"Jaga Gita baik-baik ya, Vin." Pesan Aruna.

"Iya Bun..."

***

Saat di garasi rumah, ia memasang wajah yang ditekuk. Arvin yang melihatnya langsung mengurungkan niatnya untuk memakaikan helm pada Gita. "Senyum dong, masa cemberut gitu sih." Gita masih tidak mau menuruti permintaan Arvin.

SAGITA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang