"Lo gak berhak untuk tanya-tanya tentang Dinka." Jawab Arvin dengan ketus.
Sakit rasanya ketika orang yang kamu cintai lebih memilih orang lain ketimbang dirimu yang jelas-jelas selalu ada disampingnya.
"Aku cuma tanya,Vin." Ucap Gita dengan sangat pelan.
"Lo ngapain tanya-tanya tentang Dinka?jelas-jelas itu bukan urusan lo."
"Maaf...kalau pertanyaan aku yang tadi sudah buat kamu marah."
"Lo itu cewek ribet,nyebelin,bikin orang susah aja.kalau mau disamain lo sama Dinka itu jauh banget!" Ucap Arvin dengan ketus.
JLEB !
Ucapan Arvin berhasil membuat Gita menitihkan air matanya yang sudah ia tahan-tahan dari tadi.
Gita menangis dalam keadaan menunduk.Arvin yang melihatnya langsung berpindah tempat duduknya menjadi disampingnya Gita duduk.
Arvin memegang dagu Gita agar bisa menatap matanya lekat-lekat."maaf kalau perkaatan gua bisa buat lo terluka,tapi please...gue gak mau dengar yang namanya Dinka lagi...dia sudah jadi milik orang lain.gue harap lo ngerti sama apa yang gue omongin."
Gita masih menangis sambil menatap Arvin lekat-lekat."kenapa kamu selalu bedain aku sama Dinka?"
"Maksud lo apa?sikap gue tetap gini-gini aja."
"Maksud aku itu beda dalam arti sikap kamu.kalau sama Dinka sikap kamu menjadi lebih lembut,tapi kalau sama aku kenapa harus sekasar,itu?"
Arvin mulai paham,kenapa Gita selalu membuatnya kesal,jengkel dan akhirnya dirinya selalu memarahi Gita.karena itu semua Gita lakukan agar dapat perhatian dari Arvin,bukan hanya Dinka saja yang mau dapat perhatian darinya.
"Yang perlu lo tahu,kalau Dinka adalah perempuan yang berhasil buat gue jatuh hati,tapi sayangnya dia bukan yang terbaik untuk gue,buktinya dia udah jadi milik orang lain."
"Tapi bisa gak Vin sikap kamu jadi lembut sedikit ke aku?ya layaknya kamu sedang berada disamping Dinka?cuma aku adalah Gita,bukan Dinka yang berhasil merebut hatimu."
"Kenapa lo gak cari pacar aja,sih?kalau lo cari pacar pasti sudah jelas kalau lo ada yang jagain,dan gak perlu ganggu gue lagi."
"Kalau aku maunya kamu jadi pacar aku,gimana?"
SKAKMAT !
"Kenapa diam?aku butuh jawaban kamu,bukan hanya diam seperti patung."
Arvin tersadar dari lamunannya."lama-lama omongan lo jadi ngaco tahu,gak?"
Gita menggeleng cepat."enggak,aku sadar kok ngomong seperti itu."
Arvin menegakkan tubuhnya,kemudian berucap."gue takut kalau lo jadi pacar gue,nantinya lo yang bakal terluka,dan takutnya lagi gue gak bisa buat lo bahagia."
"Terluka itu wajar,Vin.karena aku sendiri yang mau jadi pacar kamu."
"Lo belum tahu betul tentang gue,jadi gue mohon lebih baik lo jauh-jauh dari gue."
"Kenapa?"
"Gak papa,takutnya kita berdua terjebak kedalam zona nyaman."
Terserah lo mau bilang gue kejam atau apa,tapi yang jelas gue takut gak bisa buat lo bahagia.perlu lo tahu kalau lo memang bukan takdir gue,tapi setidaknya gue pernah buat kenangan tersendiri saat bersama orang yang buat gue kesal dan senang dalam satu waktu.batin Arvin.
"Aku masih bingung dengan jalan pikiranmu,dan perlu kamu tahu kalau kita itu sudah tahu satu sama lain sejak kecil.jadi aku tahu apa yang kamu suka dan apa yang enggak kamu suka."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGITA (SELESAI)
Teen Fiction(Sequel Aruna #1) "Kamu adalah ilusi yang saya harapkan." mereka pernah menyukai seseorang yang sekarang sudah menjadi milik orang lain. akhirnya, dengan berat hati,mereka berdua mengubur masa lalunya dalam-dalam, melanjutkan kehidupan selanjutnya. ...