Diruang tamu saat ini keluarga Alvino sedang berkumpul bersama. Mereka berdua sedang menonton TV yang siarannya mengundang banyak tawa.
Sesaat diruang keluarga berubah menjadi hening saat ada pertanyaan yang dilontarkan pada Arvin, si anak pertama. "Bang, kamu kok jarang ajak Gita main kesini?" Kata Aruna, selaku ibu kandung Arvin.
Arvin menoleh. "Mungkin dia sibuk, Bun."
Aruna mendekat kearah anaknya berada. "Kamu lagi gak berantem kan sama Gita?"
Bibir ini terasa kelu bila mengatakan yang sebenarnya. Terlalu panjang bila kisahnya diceritakan. Ia tidak mau mengubah suasana yang sudah ia susun sesuai dengan rencananya. "Nggak, Bun."
"Ajak kak Gita main kesini dong, Bang." Pinta Arvano pada sang kakak. Mumpung lagi akur sama kakaknya dan kebetulan waktu abangnya penuh dirumah.
"Iya nanti kalau sempat." Jawab Arvin sekenanya.
"Bunda juga udah kangen sama Gita mau ajak dia bikin kue." Kalau sudah begini Arvin harus menjawab apa? Yang bisa dilakukan hanya mengangguk pasrah.
Sedangkan Alvino masih focus pada acara TV yang bisa menghilangkan pikirannya yang begitu penat walau sejenak.
***
Elsa membuka kenop pintu kamar sang anak yang masih bergelung selimut. "Hei...bangun sayang, temenin mama yuk."
Gita tidak menggubris perkataan Elsa.
Elsa duduk disisi ranjang. Perlahan ia membuka selimut yang menutupi wajah sang anak. "Mama tunggu dibawah, kamu siap-siap dulu, ya." Elsa langsung menutup pintu kamar anaknya sembari menunggu Gita yang sedang mandi.
Tak lama kemudian Gita membuka matanya lalu menyender pada bagian kasur sambil mengumpulkan nyawa yang belum sepenuhnya kumpul.
Suara orang yang sedang turun dari tangga terdengar hingga Elsa menoleh melihat Gita yang sudah rapi. "Kita mau kemana, ma?" Tanya Gita yang sudah rapi dengan memakai baju kaos bergambar kartun dan celana jeans warna putih yang hanya sebatas lutut.
"Udah ikut aja. Nanti kamu tahu sendiri sayang."
Didalam perjalanan, ponselnya berbunyi dan menampilkan notifikasi.
Bara : woy
Jemarinya membalas pesan untuk Bara.
Gita : apa
Bara : gak papa. Gue... kangen.
Gita menahan senyum setelah membaca pesan terakhir dari Bara.
Gita : gue emang ngangenin orangnya 😊
Bara : jangan kepedean dulu, maksud gue itu gue kangen ngebully lo😎
Ingin rasanya ia mencekik leher Bara yang jahilnya minta ampun.
Bara : yeh dikacangin
Bara : woy!
Bara : eh sibuk ya?
Belum sempat membaca pesan Bara, ia sudah keburu sampai dirumah Arvin. Kembali kedalam masa dimana ia pernah menjadi bagian dirumah ini. Seperti main bersama Arvano, buat kue bareng bunda Aruna, dan... belajar bareng sama Arvin.
"Mama ngajak aku kerumah tante Aruna?" Gita terkesiap saat melihat rumah yang sudah tidak asing lagi bagi dirinya. Elsa mengangguk. "Iya sayang, mama baru aja buat kue untuk tante aruna sama sekalian mau main udah lama gak ketemu."
"Mama kenapa gak bilang kalau mau kerumah tante aruna?"
Elsa memandang putrinya dengan tatapan bingung. "Loh kenapa kamu seperti ini? Biasanya kalau diajak kerumah tante aruna paling gercep banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGITA (SELESAI)
Подростковая литература(Sequel Aruna #1) "Kamu adalah ilusi yang saya harapkan." mereka pernah menyukai seseorang yang sekarang sudah menjadi milik orang lain. akhirnya, dengan berat hati,mereka berdua mengubur masa lalunya dalam-dalam, melanjutkan kehidupan selanjutnya. ...