Raka tersenyum senang tanpa merasa bersalah karena telah mengganggu waktu mereka berdua."halo Gita.....sayang."
Arvin yang mendengarnya langsung menggeram kesal akibat perbuatan Raka tadi,sedangkan Gita hanya berusaha untuk menahan tawanya agar tidak ketahuan.
"Coba diulang lagi," pinta Arvin.
Raka memutar bola matanya dengan malas."gak ada pengulangan,Bro."
Seakan tahu kalau Arvin sudah terpancing dengan omongan Raka tadi."eh Raka,tumben lo ada disini." Gita mengalihkan pembicaraan,seakan tahu kalau sebentar lagi akan ada perdebatan.tapi untung saja Gita bisa merubah suasana menjadi seperti semula.
"Gue dengar lo sakit,ya?"
Gita mengangguk karena yang baru saja Raka ucapkan tadi benar adanya."iya,Ka."
"Oh iya gue bawain buah nih," seraya memberikan kantung plastik berwarna putih yang berisikan buah-buahan.
Gita menerima pemberian dari Raka."Makasih,Ka.sebenarnya lo gak perlu repot-repot bawain buah segala," ujar Gita.
Raka tersenyum sambil duduk disofa."santai aja,Git.lagipula gue juga yang mau bawain buat lo,"
"Ekhem,"
Sontak Raka dan Gita langsung menengok kearah sumber suara,dimana terdapat Arvin yang sedang memandang jendela dari kamar inap Gita."gak usah kode-kode gitu deh,Vin." Celetuk Raka.
Arvin berbalik menghadap kearah Raka yang sedang duduk disofa."siapa juga yang kode-kode,enggak tuh!" Elak Arvin.
"Gue paham banget kalau tanda-tanda orang cemburu itu gimana,gue pernah ngerasain hal yang sama kayak lo,"
"Gue gak cemburu,"
Langkah Arvin tertuju pada Gita yang sedang berada diatas brankar. "aku mau pulang dulu ya,nanti kabarin aku kalau ada apa-apa." Pesan Arvin pada Gita.
"Kamu mau pulang?"
"Iya,aku belum ganti baju soalnya." Gita mengangguk tanpa menjawab dengan suara.
"Kamu harus istirahat,jangan lupa diminum obatnya biar cepat sembuh."
"Iya."
Arvin mengambil kunci motornya diatas meja nakas."lo mau kemana?" Tanya Raka yang melihat Arvin sedang bersiap memakai jaketnya.
"Mau pulang."
Sontak Raka langsung berdiri dari tempat duduknya."eh bareng dong!" Arvin mengangguk."ayo."
"Gita gue pulang dulu ya,semoga cepat sembuh." Pamit Raka.
"Makasih udah mau jenguk gue,Ka."
Raka mengacungkan jari jempolnya."siap."
***
"Bang," panggil Arvano,yang tak lain adalah adik kandung Arvin.
Arvin menengok kearah Arvano."hm,"
"Aku dengar kak Gita masuk rumah sakit,apa benar?"
Arvin menutup buku pelajarannya,kemudian ia menghampiri adiknya yang sedang berbaring diatas tempat tidurnya."iya benar,kamu tahu dari mana?"
"Aku tahu dari Bunda,terus bang Arvin udah jenguk kak Gita belum?"
"Udah,baru aja abang dari sana."
"Terus gimana keadaannya,Bang?"
"Ya---seperti layaknya orang sakit." Jawab Arvin dengan seadanya.
Arvano mencebikkan bibirnya dengan kesal."ish...kalau kayak gitu juga aku tahu."
"Ya lagian kamu banyak tanya,bawel banget adik aku yang satu ini." Pipi Arvano menjadi sakit akibat perlakuan Arvin tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGITA (SELESAI)
Teen Fiction(Sequel Aruna #1) "Kamu adalah ilusi yang saya harapkan." mereka pernah menyukai seseorang yang sekarang sudah menjadi milik orang lain. akhirnya, dengan berat hati,mereka berdua mengubur masa lalunya dalam-dalam, melanjutkan kehidupan selanjutnya. ...