bab 24

347 20 1
                                    

Sepulang sekolah seperti biasa Arvin selalu menjemput Dinka. Ia menunggu didepan gerbang dengan pandangan yang terus mencari keberadaan Dinka. Arvin bingung saat wanita yang sedang ia cari tidak kunjung datang juga, padahal sekolah sudah sepi, tapi kenapa Dinka belum juga keluar dari kelas?

Dengan jantung yang terus berdegub dengan kencang, ia memberanikan diri untuk masuk kedalam sekolah Dinka. Ia celingak-celinguk yang sudah sepi didalam sekolah sebesar itu. Tapi, perlahan langkahnya mulai berhenti ketika mendengar keributan dari lorong sekolah. Disana ia melihat ada seseorang yang sedang ia cari dari tadi.

Arvin bersembunyi dibalik tembok, matanya tidak lepas dari pandangan yang berada dihadapannya. Ya, itu benar Dinka bersama teman Gita yang bernama Bara. Tapi ada keperluan apa Bara menemui Dinka?

"Kamu ngapain lagi sih kesini?" Dinka yang sedang melihat sekitarnya. Ia takut ada yang mendengar pembicaraannya bersama Bara.

"Gue cuma mau jemput lo aja. Lo lupa kalau lo harus jaga kandungan lo."

JLEB!

perkataan Bara tadi membuat Arvin terkejut bukan main. Ia memastikan kalau yang ia baru saja dengar benar adanya. Ini maksudnya apa? Arvin tidak mengerti dengan perkataan mereka berdua.

"Aku ingetin lagi kalau kamu lupa, bukannya kamu yang suruh aku buat gugurin kandungan ini? Tapi kenapa sekarang kamu mau peduli sama aku?"

Bara mengusap mukanya dengan gusar. "Elo gak paham apa yang gue pikirin saat ini." Bara tetap menarik tangan Dinka agar bisa mengikuti kemauannya.

"Kalau kamu emang gak mau tanggung jawab, biar aku aja yang urus, kamu bisa memilih pergi bersama cintamu. Ini emang salah, seharusnya gak pernah terjadi, tapi ini udah jalannya." Perlahan cairan bening memenuhi pelupuk mata yang siap ditumpahkan. Ia terlihat begitu rapuh dihadapan laki-laki yang sudah merusak hidupnya.

Bara menunduk. "Maaf. Mungkin kata maaf gak bisa balikin lo seperti dulu lagi. Gue yang salah, seharusnya waktu itu gue gak terlalu banyak minum. Tapi tolong, maafin gue yang pernah nyuruh lo buat gugurin kandungan itu, waktu itu gue lagi gak bisa berpikir jernih."

Rahang Arvin mengeras dengan tangan yang sudah terkepal kuat. Ia melangkah maju untuk menghajar Bara, laki-laki yang sudah merusak orang yang ia cintai.

Bugh

Bugh

Bugh

Arvin memukul Bara sampai ia terjatuh kelantai. Ia tidak peduli bagaimana kondisi wajahnya yang sudah terdapat luka lebam dan darah dibagian sudut bibirnya, yang terpenting ia bisa membalas perbuatan yang seharusnya tidak pernah laki-laki itu lakukan.

"Dasar brengsek! Berani beraninya lo merusak hidup Dinka. Gak akan gue biarin lo hidup, brengsek!"

Dinka berusaha untuk melerai mereka berdua. "Udah Vin, jangan bertengkar lagi." Hampir saja, Dinka kena pukulan dari Arvin. "Kamu ngapain masih bela orang brengsek kayak dia?!"

"Aku gak bela, tapi satu hal yang perlu kamu ingat kalau dia adalah ayah dari anak yang aku kandung."

"Tapi dia harus diberi pelajaran biar dia gak seenaknya sama kamu. Dia udah bisa merusak dirimu, dan dia juga harus bertanggung jawab atas perbuatannya." Dinka membantu Bara untuk bangun.

Arvin mendekat sambil memegang ujung kerah seragam Bara. "Gue gak bakalan rela kalau lo buat Gita terluka."

"Gue cinta sama Athalla, Vin!" Pernyataan Bara membuat Arvin terpaksa memukul Bara kembali. "Gila lo! Lo mikir gak sih apa yang udah lo lakuin tuh udah gak benar. Bisa-bisanya lo bilang mencintai Gita,"

SAGITA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang