Orang yang sedang menyelidiki keberadaan Arvin bersama dengan Dinka ternyata Azzam dan Dira.kedua pasangan itu sedang memikirkan sesuatu yang takutnya akan terjadi pada sahabatnya.
"Aku gak bakalan rela kalau sahabat aku dikhianati seperti ini." Raut wajah Dira sudah mulai kesal,dan Azzam sudah paham yang diucapkan sama kekasihnya itu.
Tentunya Azzam mengangguk setuju karena ia sendiri juga setuju dengan Dira."jangankan kamu,aku juga gak bakalan sudi kalau sahabat aku balikan lagi sama Dinka."
"Terus gimana sama Gita?" Pertanyaan Dira membuat Azzam diam membisu.
"Apa aku bilang aja sama Arvin?" Usul Azzam.
"Buat apa?"
"Supaya dia bisa jaga jarak sama sih Dinka."
"Percuma,Zam,gak akan bisa,"
Benar juga sih.tapi harus bagaimana lagi agar hubungan sahabatnya tidak terputus? "Terus kita harus gimana?" Tanya Azzam.
"Aku mau pulang," Dira hendak beranjak dari tempat duduk,namun dicegah oleh Azzam. "tadi aku yang ajak kamu kesini,berarti aku juga yang harus mengantarkan kamu pulang."
"Gak mau," tolak Dira.
Azzam menaikkan satu alisnya bingung."kenapa gak mau?"
"Aku sebal sama teman kamu,"
"Kenapa aku juga yang kena imbas nya?"
"Udah pokonya aku mau pulang sendiri!"
Setelah itu Azzam membiarkan Dira pulang sendiri.mungkin ia kecewa atas perlakuan sahabatnya sendiri yang tak lain adalah Arvin.
Yang salah siapa,yang kena imbas nya siapa.hadeuh,cewek emang selalu benar.batin Azzam.
***
Pandangan Gita masih terfokus pada ponsel yang dari tadi dia pegang.jujur saja dari tadi Gita menunggu jawaban dari Arvin.sejak satu jam yang lalu pesan itu sudah berhasil ia kirim,tapi sampai sekarang tak kunjung ada balasan.
Mendengar suara kenop pintu yang terbuka,pandangan Gita langsung tertuju kearah pintu."kamu?" Kedatangannya yang sedang ditunggu dapat membuat Gita bernapas lega.
Ternyata yang datang itu adalah Arvin,yang tak lain adalah kekasihnya sendiri."kamu sendiri?" Gita hanya melihat Arvin yang datang hanya seorang diri.
"Iya.udah makan belum?"
"Hm."
Arvin duduk disamping brankar.entah apa yang sedang ia pikirkan sampai-sampai mereka yang satu ruangan saja saling berkutat dengan pemikiran masing-masing.
Gak biasanya Arvin seperti ini.batin Gita.
"Ada masalah?" Tanya Gita.Arvin hanya menjawab dengan gelengan saja."enggak,"
"Oke kamu bohong!" Tebak Gita secara sepihak.
Aku gak mau bikin kamu sakit hati.aku belum siap untuk cerita tentang masa laluku.aku mohon kamu ngerti apa yang aku rasakan saat ini.batin Arvin.
"Kapan kamu dibolehin pulang?" Arvin mengalihkan pembicaraan.justru saat ia mengalihkan pembicaraan seperti ini merasa tambah bersalah.
"Malam ini aku udah bisa pulang." Jawab Gita dengan senyum tipisnya.
"Aku yang antar kamu kerumah,ya?"
"Gak usah,"
"Kenapa?"
"Gak apa-apa,"
Untuk kali ini aja,Vin.maaf,semoga kamu mengerti apa yang aku mau.batin Gita.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGITA (SELESAI)
Teen Fiction(Sequel Aruna #1) "Kamu adalah ilusi yang saya harapkan." mereka pernah menyukai seseorang yang sekarang sudah menjadi milik orang lain. akhirnya, dengan berat hati,mereka berdua mengubur masa lalunya dalam-dalam, melanjutkan kehidupan selanjutnya. ...