[12] Hafidz?

1.3K 101 4
                                    

Setelah Safira pergi, Nisa mengajak ketiga temannya untuk makan sate yang telah ia beli.

"Masalah Safira udahlah gak usah dibahas lagi, mending kita makan aja. Nih!! Tadi aku udah beli sate." Ajak Nisa.

"Wihhh mantap ini Nis! Kok kamu tau suka sate?" Tanya Azmi.

"O kamu suka sate? Aku gak tau mi. Tadi aku beli sate cuma buat ngisi perut aja." Jawab Nisa.

"Hufftt tak kirain emang tau. Ternyata cuma kebetulan aja." Kesal Azmi.

"Kepedean si!" Sahut Aban.

"Berisik banget si! Kayak gitu aja diributin. Emang dasar kalian kurang kerjaan. Kalo kalian gak mau makan dan terus ribut, mending satenya buat aku aja." Ujar Adel.

"Iya-iya dasar kuda Nil!!" Umpat Azmi.

"Eh kalian nyadar gak si ada yang aneh diantara kita?? Kayak ada yang kurang gitu." Tanya Adel mulai serius.

"Kenapa emang?" Nisa bertanya balik.

"Bentar!" Adel mulai melihat sekelilingnya dan berfikir sejenak.

"Kak Hafidz!! Loh. Kak Hafidz mana??" Panik Adel.

"Kak Hafidz? Hah? Oh iya, kak Hafidz kemana ban? Ban Aban?" Azmi bertambah panik dan menggoyangkan tangan Aban.

"Ya mana aku tau mi?? Kan tadi sama kamu!"

"Masa sih?"

"Iya, coba kamu inget-inget dulu mi!" Suruh Aban.

"Astaghfirullah!" Azmi menepuk jidatnya.

"Kenapa mi?" Tanya Nisa.

"Aku baru inget, terakhir aku sama kak Hafidz itu pas kita ditaman sari tadi. Terusss," Azmi mencoba mengingat kembali.

"Terus gimana?" Tanya Adel.

"Terus aku liat kalian berdua sama bapak yang tadi. Terus aku ajak Aban nyamperin kalian, abis itu kak Hafidz gak ada entah kemana." Ujar Azmi.

"Masa iya kak Hafidz ketinggalan?" Tanya Nisa.

"Mungkin, atau dia udah pulang duluan?" Pikir Azmi

"Iya kali, udahlah positif thinking aja mungkin dia balik!" Sahut Aban.

Keempat manusia bermata dua itu melanjutkan aktifitas makan mereka. Waktu terus berjalan dan malam mulai larut.

"Alhamdulillah, yok pulang!" Ajak Adel.

"Yuk yuk!" Sahut Nisa.

Saat mereka makan, Azmi mendapatkan pesan WhatsApp dari abahnya. Abah Abdul meminta Azmi untuk mengabarinya jika mereka akan pulang.

Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang dan Azmi segera mengabari Abah. Kata Abah, Abah akan menjemput mereka pulang. Jadi Azmi dkk gak ngeluarin biaya tambahan buat pulang.

Mereka menunggu Abah di titik nol kilometer Yogyakarta. Azmi berniat mendekat ke Nisa, namun Adel dengan sigap menjauhkan Nisa dari Azmi.

"Issh apa sih Del??" Gerutu Azmi.

"Kamunya mau ngapain?"

"Mau duduk sama Nisa."

"Gak?!"

"Udah minggir sana! Aku mau nyamperin Nisa nih!"

"Aku bilang enggak ya enggak kecebong!!"

"Ni bocil dibilangin ngeyel banget si?"

Plakkk!!

Adel melempar sendalnya ke arah Azmi. Dan tepat mengenai jidat Azmi.

"Duhhh Del!! Sakit tauk!" Keluh Azmi dan memegangi jidatnya.

The Power of SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang