[29] New Friend

746 40 0
                                    

💚💚💚

Acara pembukaan selesai. Kegiatan dilanjutkan hiburan yang akan menampilkan Syubbanul Muslimin dengan ketiga andalannya, Azmi, Aban, dan Hafidz.

Lagu yang pertama berjudul Senandung Rindu.

Ye iyeiye iyeiye iyeiye iye
Ye iyeiye iyeiye iyeiye iye
Ye iyeiye iyeiye iyeiye iye

Ya Robbi sampaikanlah
Rasa Cinta dan Rindu
Kepada Rasulullah
Hamba ingin bertemu

Wahai pujaan hati
Kuharap syafaat Mu
Hanya padamu Nabi
Sholawat ku tertuju

Yaa robbi bil-Mustofa balligh maqooshidanaa
Waghfirlanaa maamadho yaa waasi'al karomi

Muhammad Nor Muhammad Nor
Brihuza Fi Nasbur
Wasifina Minal Im Nor
Muhammad Nor Muhammad Nor

Ya Rasullallah salamun'alaik
Ya ali malja ni wal karomi

Engkau cahaya, di atas cahaya
Insan ter mulia, dan di percaya

Asalnya Matahari
Kau menyinari dunia
Wajahmu indah berseri
Tanpan tiad tuanya

Yaa robbi bil-Mustofa balligh maqooshidanaa
Waghfirlanaa maamadho yaa waasi'al karomi

Engkau bagaikan purnama
Di Malam gelap gulita
Kau diciptakan pertama
Sebelum sesuatu ada

Ya Rasullallah salamun'alaik
Ya ali malja ni wal karomi

Engkau cahaya, di atas cahaya
Insan ter mulia, dan di percaya

Marhaban ya Marhaban
Nabi penolong umat
Marhaban Ya Marhaban
Nabi pemberi syafaat

Muhammad Nor Muhammad Nor
Brihuza Fi Nasbur
Wasifina Minal Im Nor
Muhammad Nor Muhammad Nor

Allah, pun bersholawat
Dan para malaikat
Umatmu bersholawat
Shollollah ala Muhammad

Ya Rasullallah salamun'alaik
Ya ali malja ni wal karomi

Engkau cahaya, di atas cahaya
Insan ter mulia, dan di percaya

Marhaban ya Marhaban
Nabi penolong umat
Marhaban Ya Marhaban
Nabi pemberi syafaat

Tepuk tangan gemuruh langsung terdengar setelah syubband menyelesaikan shalawatnya.

Bahkan tak sedikit pula yang berteriak menyebut nama Azmi, Aban, dan Hafidz karena begitu terkenalnya mereka bertiga di kalangan para akhwat.

Kemudian trio A diberi tugas oleh ustadzah Rumi untuk memberikan beberapa snack dan air mineral kepada seluruh anggota syubband. Tugas itu pun langsung dilaksanakan oleh trio A.

"Aduh, bagaimana nanti kalo aku ketemu sama Azmi. Aku belum siap." Batin Nisa.

"Kenapa Nis? Ada masalah?" Tanya Adel.

"Egh. Enggak kok Del, gapapa."

Kini Nisa berada tepat disamping Azmi. Ia memberikan air mineral kepada Azmi untuk kemudian disalurkan kepada anggota syubband lainnya.

"Mi, dimakan ya!" Pesan Nisa kepada Azmi dengan suara pelan.

Tetapi Azmi hanya diam, melihat ke arah penonton tanpa menggubris ucapan Nisa. Sebenarnya Azmi mendengar ucapan Nisa, tapi ia hanya berpura-pura tak mendengar.

Bagaimana tidak, Azmi masih sakit hati mengingat apa yang dilakukan Nisa dengan Hafidz kemarin. Ingatannya menolak untuk melupakan kejadian itu.

Nisa yang merasa didiamkan Azmi, segera pergi dari hadapan Azmi. Wajahnya lesu melihat Azmi yang masih marah padanya. Ia bingung bagaimana caranya agar Azmi bisa percaya padanya dan kembali seperti dulu lagi.

"Ah sudahlah, nanti dia juga bakal tau sendiri." Ucapnya pelan.

"Kamu ngomong apa Nis?" Fina bingung, daritadi Nisa berceloteh dengan dirinya sendiri. Aneh.

"Enggak. Enggak ngomong apa-apa kok. Salah denger kali kamu Fin!" Jawab Nisa.

"Ya udah deh terserah." Sahut Fina kembali.

💚💚💚

Banyak peserta lomba telah menunjukkan aksi terbaiknya. Masih tersisa beberapa orang lagi yang saat ini masih menunggu giliran masing-masing.

Termasuk Azmi. Dari 30 peserta lomba yang berasal dari 30 pondok di Jakarta, Azmi mendapatkan nomor urut 23. Sedangkan saat ini, baru sampai ke peserta nomor urut 15. Jadi giliran Azmi masih lama.

Karena masih lama, Azmi berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajah dengan air. Menurutnya, siang ini begitu panas hingga banyak keringat mengucur di wajahnya. Jadi ia ingin membasuh wajahnya, agar terlihat lebih segar.

Sesampainya di kamar mandi, ada seseorang yang juga membasuh wajah, sama seperti yang akan ia lakukan.

"Assalamualaikum." Ucap Azmi ramah.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawabnya.

"Basuh muka juga ya?" Tanya Azmi konyol.

"Seperti yang kamu lihat."

Kemudian Azmi segera menyalakan kran dan mulai membasuh wajahnya.

"Ngomong-ngomong, kamu ini ikut lomba juga ya? Soalnya aku ga pernah liat kamu di pondok ini." Azmi membuka pembicaraan.

"Iya. Kamu sendiri yang tadi shalawatan itu kan? Siapa namanya? Azmi? Ya Azmi Askandar. Betul kan?" Tanyanya balik.

"Haha. Iya. Kamu tadi udah selesai lomba kan?"

"Iya."

"Wah tadi keren banget. Aku liatnya sampe melongo lo liat kamu tadi. Salut dah! Ajib bener!!" Puji Azmi.

"Jangan dipuji, aku orangnya besar kepala kalo dipuji. Wkwk."

"Loh tapi emang bener kok. Aku jujur kali."

"Tapi kalo kamu belum ya? Soalnya tadi belum liat kamu tampil."

"Iya, masih 8 peserta lagi. Makanya aku kesini. Karena kalo nunggu giliran disana kan lama banget."

"Iya juga sih."

"Oh ya, kamu sendiri siapa dan dari pondok mana?"

"Aku Valentino. Tapi orang-orang biasa manggilnya Tino. Aku dari pondok pesantren Al-Islam."

"Sebentar, nama kamu kok seperti nama orang yang non Islam, apa kamu dulunya juga non Islam, lalu jadi mualaf?" Azmi mengehentikan aktifitas membasuhnya.

"Oh tidak. Aku emang dikasih nama ini dari lahir, tapi aku berasal dari keluarga Islam. Jadi namanya aja yang seperti orang non Islam, tapi agamanya tetap Islam."

"Oalah. Tak kirain. Kalau gitu, salam kenal ya." Ucap Azmi.

"Salam kenal juga. Senang bisa kenalan sama orang terkenal kayak kamu." Jawab Tino dengan senyum manisnya.

"Ah bisa aja. Yodah yok kembali lagi ke lapangan." Ajak Azmi setelah selesai membasuh wajah.

💚💚💚




@almazhrr
Klaten, 17 Maret 2020

The Power of SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang