[16] Baikan Mau Ga?

965 74 4
                                    

Sore tiba. Saatnya para santri dan santriwati berkumpul di masjid, untuk menyetorkan hafalan mereka.

"Del tungguin bentar ya, aku mau ke kamar mandi dulu hehe." Ujar Nisa dengan cengiran khasnya.

"Kebiasaan."

10 menit kemudian...

"Yuk Del!"

Nisa dan Adel bergegas ke masjid. Sesampainya di sana, mereka duduk didekat pintu masuk masjid karna hanya itu tempat yang tersisa.

"Nis!!"

"Kenapa?"

"Bosenn. Nungguin giliran hafalan lama banget, kayak nunggu kak Hafidz peka." Curhat Adel.

"Idihh."

Nisa mengedarkan pandangannya mencari ustadzah Rumi. Ya hari ini, Nisa dan Adel akan setor hafalan sama ustadzah Rumi.

"Woii minggir sana!! Berani-beraninya kalian duduk disini. Ini tuh tempat buat kita-kita. Kalian berdua minggir sana! Pergi jauh-jauh. Hushh!" Usir Dila yang tiba-tiba datang kayak mbak kunti.

"Heh! Kalian bertiga ngapain ngusir kita? Emang ini masjid punya nenek moyang kalian? Yang bikin masjid ini bapak kalian?? Enggak kan? Jadi udah dek ga usah sok-sok tempat ini milik kalian. Mending kalian aja yang pergi, kan yang disini duluan, dia yang berhak duduk disini." Sahut Adel.

"Udah Del, kita pergi aja dari sini, toh mereka bener, biasanya kalo setoran hafalan mereka yang duduk disini."

"Eh kalian berdua ga usah pergi, daripada kita berantem ga jelas disini, mending kita semua duduk disini aja. Barengan gitu, biar adil. Ntar Nisa geser ke kiri dikit, insyaallah tempatnya cukup buat kita duduk." Saran Fina.

"Tumben kamu bijak Fin?"

"Heh Adel, ga boleh kek gitu."

"Yyy."

Akhirnya, mereka duduk bersama. Dalam hati, Nisa kaget dengan perubahan sikap Fina hari ini. Ia merasa Fina itu bukan Fina yang dulu.

💚💚💚

Satu pesan WhatsApp masuk ke ponsel Nisa. Dengan sergap, ia membuka pesan itu. Ternyata, Fina yang mengiriminya pesan.

Nisa membaca pesan itu dengan khusyuk. Kata per kata ia baca, bahkan ia mengulanginya sampai 3 kali.

Nisa kaget sekaligus senang, rupanya Fina mengajak Nisa ketemuan di taman. Entah mengapa tiba-tiba Fina mengajaknya ketemuan, tapi yang jelas, menurut Nisa, ini satu hal yang positif untuk memperbaiki hubungan persahabatan mereka.

"Mau kemana Nis?" Tanya Adel.

"Kepoo! Dah ya, aku pamit, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam iya."

"Tumben Nisa pergi tanpa ngasih tau aku mau kemana. Duh jadi kepo nih. Ikutin ah." Ujar Adel dalam hati.

Di taman.

"Assalamualaikum Fina."

"Waalaikumsalam Nis, eh udah sampai aja. Gercep banget si. Sini duduk."

"Eh iya makasih ya." Kata Nisa.

"Sebenernya kamu ngapain ngajak ketemuan disini? Ga biasanya." Tanya Nisa kemudian.

"Ehhhu, anu, itu Nis, ak-aku mau minta maaf sama kamu. Aku tau, kamu ngga mungkin nyuri bros itu. Aku minta maaf karena selama ini aku jauhin kamu, aku udah jahat banget sama kamu Nis! Aku nyesel udah ngelakuin itu semua."

The Power of SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang