[4] It's Time to Holiday

1.7K 78 0
                                    

Adzan magrib telah berkumandang. Nisa dan Adel yang lagi berhalangan untuk shalat, memutuskan untuk membongkar belanjaan mereka tadi di supermarket.

Saat mereka sibuk dengan belanjaan, pintu kamar mereka berbunyi, pertanda ada seseorang yang masuk. Orang itu tak lain dan tak bukan adalah Fina.

"Assalamualaikum." Ucap Fina memasang muka jutek.

"Waalaikumsalam, masuk Fin." Ajak Nisa.

"Fin, kamu tau nggak? Tadi aku sama Nisa pergi ke supermarket. Niat awal sih mau beli peralatan mandi, tapi karena kami tadi nggak ikut, jadi kita beliin makanan buat kamu. Ya itung-itung buat besok piknik." Jelas Adel.

"Nggak usah sok baik deh."

"Maksudnya?" Tanya Nisa.

"Iya kalian tuh munafik. Aku tau, kalian beliin aku makanan, itu semua buat nutupin kejahatan kalian kan? Udah lah, ngaku aja, gitu aja banyakin drama."

"Astaghfirullah Fin, kok kamu jadi kek gini?" Tanya Adel.

"Terserah aku dong, emang kamu siapa ngatur-ngatur? Lagian aku juga kaget ya, ketika tau ternyata kamu juga sekongkol sama Nisa, buat nyuri bros itu. Benar-benar ya, akting kalian tuh, berhasil buat aku ketipu."

"Heh, kok kamu jadi ikut-ikutan nyalahin aku sih Fin? Bukti darimana coba?" Tanya Adel.

"Nggak perlu tau. Yang jelas, aku kecewa sama kalian." Ucap Fina yang langsung pergi.

"Astaghfirullah ya Allah," sahut Nisa yang sedang mengelus dadanya.

"Tuh anak gila ya? Orang kita nggak salah, tapi nyalahin kita."

"Aku juga nggak tau del,"

"Nis, menurut kamu, kira-kira ada orang yang sengaja fitnah kita nggak?"

"Termasuk mempengaruhi Fina, sampai Fina kek gitu."

"Iya, jadi kayak ngadu domba kita semua gitu,,"

"Udahlah ngga usah dipikirin, pokoknya, selama kita benar, kita nggak boleh takut!"

"Bener Nis, mending sekarang kita siap-siap shalat isya' aja. Bentar lagi pasti suara kak Hafidz menggema di masjid," ajak Adel.

Tanpa mereka sadari, ada dua orang santriwati yang menguping pembicaraan mereka, termasuk saat Fina memfitnah Adel dan Nisa.

"Yess, misi kita bakalan berhasil nih." Ucap salah satu santriwati itu.

💚💚💚

Hari terus berlalu, kini lusa telah tiba. Waktunya untuk refreshing otak akan segera dimulai. Para santri berhamburan keluar dari kamar, dan segera masuk ke bis yang telah ditentukan.

Dengan susah payah, Azmi, Aban, dan Hafidz membawa koper mereka. Yap, mereka kewalahan dan sudah merasa capek. Di pertigaan lorong, mereka bertemu dengan Nisa dan Adel.

"Assalamualaikum, nis." Salam Hafidz.

"Waalaikumsalam kak."

"Nis, tangan kamu kabarnya gimana? Udah baikan kah?" Tanya Azmi.

"Udah kok mi, udah diobatin sama dokter cantik di sampingku ini." Jawab Nisa dan melirik Adel.

"Alhamdulillah kalo gitu." Sahut Hafidz

"Bentar-bentar deh, dari kemaren kalian cuma berdua aja? Sebenernya si Fina kemana sih?" Tanya Aban.

"Nggak kemana-mana tuh," jawab Adel.

"Jangan-jangan kalian lagi berantem? Kenapa? Ada masalah? Cerita dong!" Saran Aban

"Iya, siapa tau bisa bantu." Sahut Hafidz

The Power of SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang