[34] Al-Azhar

869 48 22
                                    

Hari pun silih berganti. Panas terik matahari manambah panasnya suasana di siang ini. Shalat Zuhur telah usai, dan kini saatnya istirahat.

"Mau kemana Nis?" Tanya Adel.

"Ada urusan bentar, kalian doain ya. Semoga baik-baik aja."

"Apa sih Nis? Ga jelas gitu?" Sahut Fina.

"Dah, pokoknya aku pergi bentar, ok? Kalian kalo mau pergi, duluan aja, ntar aku nyusul." Pinta Nisa.

"Ya udah terserah." Ujar Adel.

"Aku pamit, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Jawab duo A.

Nisa berlari cepat menjauhi duo A. Ternyata, kedua kakinya membawa Nisa ke lantai 2 pondok pesantren, tepatnya di lab komputer.

Ketika didepan lab, ia tak mendapati orang yang janjian dengannya disana. Hanya ada beberapa orang saja yang lalu lalang dilantai dua.

"Mana sih si Azmi? Lama banget. Keburu masuk kelas ini." Kata Nisa pelan.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam. Alhamdulillah dateng. Udah dapet kunci lab belum?" Tanya Nisa.

"Nih!"

Lab pun berhasil dibuka, Nisa dan Azmi masuk ke dalam lab, dan mencari komputer yang sudah terhubung dengan cctv yang ada didalam gudang saat Nisa bersama dengan kak Hafidz.

Mata Nisa tertuju pada sebuah komputer berwarna hitam bertuliskan "cctv" di pojok lab.

"Azmi! Itu komputernya." Teriak Nisa bersemangat.

Lantas, Nisa segera menyalakan komputer. Mengotak-atik dan mencari dimana rekaman itu berada. Cukup lama ia didepan monitor komputer, mencari bukti rekaman cctv, tapi yang ia dapat hanya file-file kosong, alias nihil.

"Mana? Katanya kamu mau buktiin kalo Safira salah? Sekarang mana buktinya? Sini tunjukkin!"

Nisa melirik Azmi dengan cemas, keringat mengucur di wajahnya, "Eeeee. Ga-gaada. Tapi mi, percaya deh sama aku, aku yakin banget kalo Safira dalang di balik semua ini. Dia sengaja bikin drama ini supaya kita bertengkar. Kamu kan tau sendiri dia itu ga suka sama aku."

"Nis, jangan asal nuduh orang sembarangan selagi belum ada bukti!"

"Tapi, tap-"

"Udah deh. Ga usah nuduh yang enggak-enggak. Malu sama cadar kamu itu."

Deg.

"Oh ya satu lagi, jangan temui aku selagi belum ada bukti. Inget itu Nis! Assalamualaikum!"

Azmi pergi kembali ke kelasnya, sedangkan Nisa, berdiri mematung tak percaya dengan apa yang Azmi omongkan baru saja.

"Pasti rekaman itu udah dihapus sama mak lampir." Ucapnya lalu kembali ke kelas juga, lantaran bel masuk sudah berbunyi.

💚💚💚

Saat ini pelajaran terakhir sedang berlangsung. Semua santri diam mendengarkan penjelasan mengenai Haji yang disampaikan oleh ustadz Musa.

"Assalamualaikum, permisi." Ucap salah seorang santri dari kelas sebelah.

"Waalaikumsalam." Jawab seisi kelas.

"Afwan ustadz, mengganggu pembelajaran, tapi ana ingin meminta izin kepada ustadz, untuk menyampaikan pesan dari Pak Kyai Ahmad untuk Hafidz."

"Iya. Hafidz silahkan keluar sebentar." Ujar ustadz Musa.

Mendapatkan izin, Hafidz pun menghampiri santri itu.

The Power of SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang