[28] Pendatang Dari Masa Lalu

856 47 13
                                    

💚💚💚

Hari pelaksanaan lomba pencak silat pun tiba. Semua santri terlihat begitu bersemangat dan sibuk dengan tugas masing-masing.

Pagi ini, para peserta lomba mulai berdatangan. Tak hanya peserta lomba, banyak juga para suporter dari masing-masing peserta yang sengaja datang ke ponpes Nurul Qadim untuk mendukung perwakilan sekolah mereka.

Suasana pun semakin riuh saat lomba akan segera dimulai. Kini, trio A mendapat tugas dari ustadzah Rumi untuk memberikan beberapa snack dan air mineral untuk juri.

Trio A berjalan dengan terburu-buru karena setelah ini, mereka masih harus memasak untuk para tamu dan para peserta. Saking terburu-burunya, mereka tak sadar telah menabrak seseorang. Lantas, snack yang dibawa pun tumpah jatuh ke lantai.

"Maaf. Maaf aku ga sengaja." Ucap orang itu.

Trio A hanya diam dan memungut snack yang jatuh.

"Sekali lagi aku minta maaf." Ucapnya lagi.

Fina mendongak ke sumber suara dan betapa terkejutnya ia saat melihat orang itu.

"Tino?"

"Fina?"

"Kalian sudah saling kenal?" Tanya Adel kepada Fina dan Tino.

Fina yang ditanya hanya menjawab dengan senyuman kecil. Sedangkan Tino, hanya menundukkan kepalanya tanpa mau menjawab pertanyaan Adel.

"Aku minta maaf ya. Tadi ga sengaja dan ga liat." Ucap Tino dengan kepala yang masih menunduk.

"Kami juga minta maaf no, kami tadi berjalan terburu-buru sampe ga liat kamu ada disini. Kalo gitu kami pergi dulu ya. Assalamualaikum." Pamit Fina.

"Waalaikumsalam." Jawab Tino.

💚💚💚

Hari ini Azmi begitu bersemangat menyambut acara pagi ini. Karena ada dua kegiatan yang akan ia lakukan hari ini.

Yang pertama, ia dan anggota syubband lainnya dipercaya oleh pak kyai Ahmad untuk membawakan beberapa lagu milik Syubbanul Muslimin.

Yang kedua, ia akan mewakili Nurul Qadim untuk mengikuti lomba pencak silat. Dalam hal pencak silat, Azmi memang jagonya. Setiap 3 hari sekali, ia rutin mengikuti ekstrakurikuler pencak silat di ponpes. Dua tahun yang lalu, Azmi juga pernah mengikuti lomba pencak silat hingga menembus tingkat nasional. Ya walaupun ia tak bisa meraih juara 1, tapi setidaknya ia sudah sampai tingkat nasional. Jadi tak heran, kalau Azmi yang dipilih untuk lomba ini.

Jam menunjukkan pukul 07.00. Azmi segera menuju masjid untuk bertemu dengan anggota syubband untuk berlatih terlebih dahulu sebelum tampil nanti.

💚💚💚

Karena acara akan dimulai kurang lebih 1 jam lagi, trio A duduk bersantai di teras masjid sambil melepas penat mereka karena telah beraktivitas membantu persiapan lomba sejak kemarin dan telah menyelesaikan tugas mereka untuk memasak di dapur.

"Yang nabrak kamu tadi siapa Fin?" Celetuk Adel.

"Tino." Jawab Fina.

"Tino siapa? Kok kamu ga pernah cerita sama kita?" Tanya Nisa.

"Aku cerita tapi kalian jangan bilang siapa-siapa ya!" Pintanya dengan memutar badan menghadap duo A.

"Iya." Sahut Adel.

"Jadiiiiiii. Tino itu teman deket aku waktu SMP kelas 1. Tepat setahun sebelum aku masuk ke pondok. Aku kenal sama dia udah lama. Udah dari kecil. Karena kebetulan dia juga tetangga aku waktu di Malang. Jadi ya deket gitu. Tino juga bisa dibilang seorang pemain bola. Karena dia ikut ssb di Malang dan pernah jadi pemain timnas juga. Nah kalian kan tau kalau aku suka banget sama cowok yang jago main bola. Aku pernah bilang gitu kan sama kalian?" Jelas Fina.

The Power of SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang