[17] Who?

1.1K 74 14
                                    

"Wooooo. Awas aja mi!" Ancam Hafidz sambil mengejar Azmi.

Hafidz mengejar Azmi dan Aban yang lari darinya. Setengah dari perjalanan, ia merasa tangannya ditarik seseorang.

"Heh lepasin! Bukan muhrim!"

"Ah elah lebay!"

"Bukannya lebay. Tapi emang ga boleh sama agama!!" Tegas Hafidz.

"Iya iya maap."

"Kamu mau ngapain narik-narik tangan aku?"

"Aku mau tanya sama kamu. Kamu harus jawab jujur. Sebenernya kamu suka kan sama Nisa? Iya kan?"

"Iya. Kenapa?"

"Kamu pasti ga rela kan kalau Nisa deket sama Azmi?"

"Kok kamu tanya gituan?"

"Tinggal jawab iya atau enggak ribet banget sih?"

"Iya iya. Terus?"

"Nah kalau kamu ga suka Nisa deket sama Azmi. Aku juga ga suka kalau Azmi deket sama Nisa."

"Maksud kamu?"

"Haduh, susah banget ya ngomong sama kamu."

"Jadi maksud kamu, kamu suka sama Azmi?"

"Ya iyalah."

"Terus kamu narik aku kesini cuman mau bilang kalau kamu suka sama Azmi?"

"Gaklah. Jadi sebenernya tujuan aku narik kamu, aku mau ngajak kerja sama sama kamu. Mau ga?"

"Kerja sama? Kerja sama apa?"

"Kerja sama buat jauhin Nisa sama Azmi?" Ucapnya dengan senyuman licik.

"Hah?"

"Kok hah sih?"

"Eh engga. Tadi kaget aja."

"Jadinya mau apa engga nih??"

"Gimana ya??"

"Buruan jawab!! Aku juga butuh kepastian dari kamu!" *Eaaa :v

"Iya deh iya. Aku mau. Lagian aku juga gamau kalau Azmi sama Nisa deket terus."

"Ok. Kita kerja sama!!"

"Ya udah. Terus sekarang aku harus gimana?"

"..." Bisiknya ditelinga Hafidz.

"Okok sip!!"

"Ya udah ntar aku editin. Abis itu aku kirim ke WhatsApp kamu."

"Ok. Aku tunggu."

"Ya."

"Aku balik dulu ya. Nyamperin Azmi."

"Hmm."

💚💚💚

"Ban! Berhenti ban!" Ujar Azmi ngos-ngosan.

"Kenapa?"

"Kamu nyadar ga si. Dari tadi kita lari tapi kak Hafidznya ga ada?"

Aban melihat sekelilingnya. Dan yap! Hafidz ga ada.

"Iya nih. Sia-sia dong kita lari kenceng banget udah kek dikejar hantu."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Jawab Aban dan Azmi bersamaan.

"Darimana sih kak?" Tanya Aban.

"Dari matamu. Matamu. Ku mulai jatuh cinta." Hafidz mulai ngawur.

"Ihhh. Aku jijik. Aku jijik." Ujar Aban sambil menirukan gaya seorang artis saat mengucapkan kalimat itu.

The Power of SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang