18. Rain, Coffee and You(?)

7.7K 377 6
                                    

Happy Reading😘😘
Typo bergentayangan guys👻👻

Kevin POV

Rasanya tujuh hari dalam seminggu kurang bagiku saat ini, haruskah aku mengubah sejarah waktu? Oh, yang benar saja.

Aku berdecak kesal, karena sudah seminggu ini aku belum menyelesaikan dokumen-dokumen perusahaanku yang bahkan setengahnya pun belum kelar. Rasanya perutku lapar tapi aku enggan untuk beranjak barang selangkah pun, bahkan untuk menelfon sekretarisku saja untuk membawakan makanan rasanya sangat enggan. Rasanya aku ingin masalah ini cepat selesai dan aku bisa pulang (?).

Yah, seminggu ini pikiranku terbagi-bagi, sebagian disini, sebagian lagi di rumah dan sebagiannya lagi di perusahaanku yang di Indonesia. Walaupun Papahku sudah turun tangan untuk mengurus itu, tapi tetap saja aku memikirkan itu.

Aku sangat bertekad untuk segera menyelesaikan masalah perusahaanku ini, entah kenapa wajah wanita itu terkadang datang membayangi disaat aku lagi serius-seriusnya mengerjakan dokumen-dokumen kantor dan itu kadang membuat fokusku hilang.

Memang, aku tidak menghubungi dia atau satupun keluargaku, karna aku merasa tidak punya waktu untuk melakukan itu. Waktu untuk tidur dan makan saja aku tidak punya, semua waktuku habis disita oleh pekerjaan kantor. Seperti yang kubilang diawal, tujuh hari dalam seminggu rasanya kurang untuk saat ini. Lagipula mereka juga tidak pernah menghubungiku dan untuk masalah menghubungi, aku hanya menerima panggilan dari Michael, karena dia sedang kutugaskan untuk mencari dalang dari masalah ini. Jadi aku harus tau perkembangannya, bukan?

Aku menghentikan kegiatanku sejenak, meregangkan otot-ototku yang rasanya tegang seperti kayu. Aku berdiri dari kursiku dan berjalan kearah jendela kaca, menatap hiruk-pikuk lalu lintas yang lalu-lalang dan yah, aku mengantuk. Aku rasa aku butuh segelas kopi dengan kadar kafein yang lumayan tinggi agar cukup menahan kantuk yang sudah kutahan beberapa hari ini.

Aku kembali kemejaku dan mengambil telepon, menekan tombol khusus yang langsung tersambung pada sekretarisku.

"Halo, pak, ada yang bisa saya bantu?" Jawabnya dari seberang.

"Apa kau sudah akan pulang?"

"Ya pak, aku sedang membereskan barang-barangku. Kenapa pak?" Tanyanya.

"Sebelum kau pulang, bisa kau belikan kopi untukku? Aku rasa aku membutuhkannya saat ini." Ujarku dengan sopan. Walaupun aku bosnya, tapi aku harus tetap sopan saat meminta bantuan, bukan? Aku tidak ingin dicap sebagai bos yang perfeksionis dan bossy oleh karyawanku.

"Baiklah pak, kopi anda akan segera datang. Ada catatan?" Tanyanya lagi.

"Sedikit gula dan kopi dengan kadar kafein yang lumayan tinggi. Itu saja, terimakasih." Ujarku.

"Baik pak, laksanakan!"

Aku meletakkan kembali gagang telepon dan berjalan kembali kearah jendela kaca dan kembali pada kegiatanku yang sempat tertunda.

Masih asik menatap keluar, tiba-tiba setitik air menabrak jendela kaca didepanku dan mulai meluncur kebawah. Semakin lama titik air itu semakin banyak dan semakin besar, kulihat orang-orang dibawah sana mulai berlarian mencari tempat berteduh dan aku sempat berpikir apakah sekretarisku terkena hujan, sebelum seseorang membuka pintu dan langsung menyodorkan cup coffee padaku.

"Ku kira kau akan basah kuyup." Candaku.

"Terimakasih." Ucapku lagi.

"Sama-sama pak, untungnya hujannya datang saat aku sudah di lobi." Jawabnya.

Ddrrttt,,, ddrrttt,,, ddrrttt,,, ddrrttt...

"Maaf pak." Ucapnya, kemudian menjawab teleponnya.

I Love You (Because Your Baby) FINISHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang