41. Melo Romance

6.7K 310 31
                                    

Happy Reading, guys 😘😘
Hati-hati, typo bergentayangan 👻👻

Sudah empat hari Kanaya dirawat dirumah sakit dan selama itu pula Aldo selalu setia menemani Kanaya, menyuapinya makan, mengajaknya berkeliling taman rumah sakit dengan menggunakan kursi roda, dan kadang-kadang memapah Kanaya untuk sekedar meregangkan tubuh mungilnya. Aldo juga beberapa kali membantu Kanaya berjalan kearah kamar mandi jika perempuan itu ingin buang air dan dengan setia menanti didepan pintu dan menajamkan telinganya jika sewaktu-waktu Kanaya terjatuh didalam kamar mandi.

"Bang Aldo." panggil Kanaya dengan ragu saat Aldo masih setia dengan laptop dipangkuannya.

"Hmm?" gumam Aldo tanpa mengalihkan tatapannya.

"Apa mamah belum datang juga?" Aldo menatap Kanaya sekejap dan kemudian beralih lagi fokus kelaptopnya dan mematikan benda itu kemudian menaruhnya diatas meja. Aldo berjalan kearah Kanaya dan menduduki kursi yang ada disebelah ranjang.

"Mungkin besok pagi Tante Kareen baru datang, kenapa?" tanyanya balik.

"Emmm, anu, itu-,,," Kanaya tampak gugup seketika. Dalam hatinya bagaimana dia akan mengatakannya, dia terlalu malu pada Aldo untuk meminta bantuan lagi. Jika sebelumnya ibunya yang memandikannya dan hari ini ibunya sendiri tidak datang jadi siapa yang akan dia mintai tolong? bahkan sekedar memintai Aldo untuk memanggil perawat saja dia sudah enggan mengingat betapa dirinya sangat merepotkan Aldo beberapa hari ini.

Seharusnya Aldo sibuk memikirkan bagaimana cara menyelamatkan adik dan keponakannya, namun iparnya sendiri menyuruh Aldo untuk tetap menjaga Kanaya karna takut terjadi apa-apa lagi.

"Anu apa Kay? yang jelas dong, ada yang kau butuhkan?" Aldo menatap lekat kepada Kanaya yang masih gugup.

"I-itu, emm, bi-bisa panggilkan perawat untukku?" pinta Kanaya dengan ragu.

"Perawat? buat apa? kan ada aku disini. Kenapa harus meminta bantuan perawat?" Aldo mengernyit.

"Emm, anu, itu itu, a-aku ingin mandi." cicit Kanaya dengan pelan.

Aldo mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum tipis menatap Kanaya.

"Sebentar, akan kupanggilakan." ujar Aldo berdiri dari duduknya kemudian mengusap pucuk kepala Kanaya dengan lembut.

Kanaya terdiam merasakan usapan dikepalanya dan detak jantungnya berdebar lebih cepat setiap merasakan sentuhan atau perilaku Aldo yang terlihat sangat memperhatikannya.

Selang beberapa menit, seorang perawat datang dengan membawa sepasang baju pasien ditangannya dan kemudian tersenyum ramah kearah mereka berdua dan lebih tepatnya lebih kepada Aldo yang hanya mengangguk sopan.

"Sus, tolong bantu saya." pinta Kanaya mengalihkan perhatian perawat tersebut dari Aldo.

"Ahh, baik. Mari saya bantu." ucapnya sembari memapah Kanaya kearah kamar mandi.

"Hati-hati!" seru Aldo ketika kedua wanita itu hampir memasuki kamar mandi.

"Sus, tolong buka ikatan bajunya." pinta Kanaya saat sudah membelakangi perawat itu dan dengan hati-hati perawat itu membuka satu persatu tali yang mengikat baju pasien yang digunakan Kanaya dan membantu Kanaya melepaskan pakaiannya.

Kanaya selalu protes kepada mamahnya setiap kali dirinya ingin mandi, pasalnya baju pasien yang digunakannya itu tidak memiliki kancing didepan dan hanya mempunyai beberapa tali pengikat yang terdapat dipunggungnya dan itu benar-benar membuat Kanaya kesal karena kesusahan membuka baju itu.

"Maaf, kalau boleh tanya mas-mas yang tadi suami anda yah?" tanya perawat itu sembari tersenyum sungkan.

"Ah, suami? hahahah bukan, dia bukan suami saya." sangkal Kanaya dengan tawa hambar.

I Love You (Because Your Baby) FINISHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang