47. Should I (...?)

5.8K 305 42
                                    

Happy Reading, Guys😘😘
Hati-hati, typo bergentayangan👻👻

24 jam sehari, setengahnya Kevin gunakan untuk mabuk-mabukan berharap dia bisa menghilangkan sesak didadanya, namun bukannya membaik dirinya malah semakin tak terkendali. Mengomel tak jelas, marah tanpa sebab, menangis terisak seketika, bahkan memukuli orang asing hanya karna tersenggol sedikit. Ketiga sahabatnya bahkan pura-pura tidak mengenalinya jika dirinya sudah lepas kendali.

"Vin, udahan minumnya, lu udah mabuk berat tau." cerocos Mona saat sahabatnya itu masih terus menyesap alkohol dari mulut botol ditangannya.

"Hhahahaha, aku belum mabuk, Mon. Aku bahkan masih bisa mengendarai mobilku nanti." jawabnya dengan suara berat dan serak.

"Ck! susah bangat sih dibilangin, lu udah minum sepuluh botol dan ini yang kesebelas, bisa-bisa mati di tempat lu." Mona berdecak sebal dan menyenderkan tubuhnya kesandaran sofa. Tangan Mona sibuk mengotak-atik ponselnya dan membiarkan Kevin sibuk menyerocos.

"Mon-,," panggil Kevin.

"Apa Keysha tidur nyenyak malam ini?"

'Pertanyaan bodoh macam apa itu?' batin Mona.

"Kenapa lu nggak lihat sendiri? harusnya lu jaga dia di rumah sakit sekarang, bukannya malah mabuk-mabukan nggak jelas kayak gini."  cerca Mona.

"Hahhaahha, benar, harusnya aku disana." ucap Kevin lebih kedirinya sendiri.

"Mon-,," Mona mentap Kevin sebentar, ekspresi sahabatnya sudah berubah menjadi sendu dan membuat dia semakin berdecak, dalam hati dia sudah menerka akan ada drama baru lagi dari pria didepannya ini. Lama menunggu Kevin membuka suara, Mona mengacuhkan Kevin dan fokus kelayar ponselnya.

"Mon-,," panggil Kevin lagi dengan semakin sendu.

"Keysha kapan bangun sih? kenapa dia betah sekali tidur di rumah sakit? apa dia tidak tahu aku sangat menderita karena terlalu merindukannya?"

Untuk beberapa pertanyaan itu Mona tidak bisa menjawabnya, jika sudah begini hatinya akan ikut sakit melihat sahabatnya ini menderita. Mona yakin lebih dari seratus persen kalau sahabatnya ini sudah jatuh sangat dalam kedalam kehidupan seorang Keysha, karna sudah terbukti, bahkan ibu kandung Gael meninggal dia tidak seterpuruk ini. Hanya dalam hitungan jam Kevin sudah kembali kearahnya dan hidup seolah tidak ada masalah yang terjadi.

"Jika memang dia ingin pergi harusnya dia mengatakannya padaku, aku tidak bisa ditinggalkan tanpa sepatah katapun, itu tidak adil untukku." Kevin menundukkan kepalanya dan terisak pelan.

"Ck! disaat seperti ini, kedua curut itu kemana sih?" Mona berdecak lagi.

"Mon, apa sebaiknya aku menuruti kemauan keluargaku?"

"Haruskah aku membiarkan mereka merebut paksa nyawanya?"

"Haruskah aku merelakan dia untuk pergi meninggalakanku?"

"Mon, haruskah aku-,, haruskah hiksss,,, hhaarusskahh,, hakkuuhiksss-,," Bahu Kevin bergetar kuat, tubuhnya semakin lama semakin lemas dan akhirnya tergeletak disofa dengan  posisi yang sangat tidak nyaman dan dijamin jika dia tertidur seperti itu sampai pagi menjelang, seluruh badannya akan remuk tak terkecuali.

Kevin bernafas teratur, tertidur dengan menyisakan isakan kecil yang masih dapat Mona dengar.

"Ada apa ini?" tanya Aldo yang baru saja datang.

"Yah, as usually, adik ipar lu mabuk lagi dan nyerocos nggak jelas, as you know."

Aldo menatap Kevin yang sudah tertidur sangat pulas, bibirnya berdecak kesal dengan tangannya yang pertengger dipinggangnya.

I Love You (Because Your Baby) FINISHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang