Pah kayaknya kakak ngga mau kuliah deh.
Kalimat itu terngiang ngiang di kepala papah, bahkan bisa bikin papah pusing untuk dua hari kebelakang.
Hyungseob udah berusaha jelasin semuanya ke papah, juga papah udah jelasin semuanya ke hyungseob.
Tapi dua duanya ngga menemukan titik temu. Hyungseob kekeuh ngga mau kuliah karena merasa passion nya dia ngga ada di belajar atau apalah itu dan malah lebih ingin mencoba dunia bisnis.
Ngga habis pikir, papah sendiri juga sebenernya kekeuh sendiri buat hyungseob kuliah dikarenakan pendidikan itu paling penting, pikir papah.
Papah udah menjelaskan secara halus gimana kedepannya kalo hyungseob kuliah, mulai dari magang hingga setelah lulusnya hyungseob pasti dikasih jabatan di perusahaan papah,
Tapi nihil, hyungseob bener bener ngga mau kuliah.
"Dia bilang kuliah itu mahal banget, apalagi sekarang anggota keluarga nambah jadi pengeluaran lebih banyak." Jelas papah. "Dia malah bilang lebih pengen terjun ke masalah bisnis atau bahkan seni." Tambahnya.
Mamah ngangguk, tangannya sibuk membolak balik halaman majalah yang dipegang.
"Terus gimana?" Tanya mamah.
"Ya gimana? Papah maunya dia kuliah lah. Ngga perlu mikirin biaya dan sejenisnya. Itu masalah papah. Kak ucup cuman tinggal belajar dengan rajin aja."
"Nah itu," Kata mamah, nutup majalahnya secara tiba tiba, natap papah yang jadi keliatan bingung.
"Itu apa?" Tanya papah. "Kamu. Masalah munculnya dari pola pikir kamu sih pah." Kata mamah.
"Hah?"
"Hah hah aja kayak tukang keong." Kata mamah. "Coba kita inget inget, kak hyungseob dulu pernah kita masukin ke les apa aja dari kecil?" Tanya mamah.
"Buat apa sih mah? Bukan itu masalahnya." Kata papah, tapi ngga ditanggepin sama mamah. "Hmmm piano pernah, nyanyi juga, taekwondo bahkan melukis juga pernah...." Mamah malah bermonolog sendiri.
"Coba ngerti gak persamaan yang mamah sebutin apa?" Tanya mamah. "Kalo menurut insting seorang ibu ya, dia bilang pengen bisnis bisnis gitu cuman gimik doang ke kamu pah,"
"Kak ucup kayaknya lebih cocok sama lingkungan yang membuat dia aktif, ngga cuman banyak duduk diem lamaaa lima tahun." Jelas mamah.
"Ngga ngerti." Kata papah, ngaku. Mamah langsung ngehela nafas males. "Pasti ngga ngerti kan kapasitas otaknya kayak hoho." Kata mamah.
"Menghinanya bisa dikurangi dikit ngga mah?"
"Lemotnya bisa dikurangin tapi ngga pah?" Tanya mamah balik.
"Kemaren kamu nawarinㅡbukan, maksa jurusan apa ke kak hyungseob?" Tanya mamah, ngga nanggepin papah yang keliatannya mau debat tentang kapasitas otak.
"Papah ngga maksa ya," Kata papah. "Iyaaa sok lah, nawarin apa?" Tanya mamah, tau suaminya ngga mau disalahin. "Nawarin jurusan teknik, kedokteran...." Kata papah, diem sebentar.
Mamah ngehela nafas, tau memang anak anaknya pada diatas rata rata tapi setelah mendengar omongan papah, mamah jadi males.
"Hmmm... Dkv ditawarin ngga?" Tanya mamah,