38

739 20 0
                                    

1 bulan berlalu begitu cepat , saat ini usia kandungan putri sudah memasuki 9 bulan , dan artinya sebentar lagi akan melahirkan buah hatinya , begitupun dengan kholith yang masih setia memejamkan matanya , pelaku yang membuat kholith kecelakaan masih belum diketahui .

"sayang , kamu istirahat dulu ya , makan dulu " putri masih setia menunggu kholith sadar di rumah sakit
"enggak umi , nanti saja , putri juga belum laper kok"
"kamu harus makan , kamu gak kasihan sama anak kamu"
"iya umi sebentar lagi putri makan kok"
"ya udah kalau gitu umi keluar dulu ya , kalau kamu butuh apa apa panggil umi aja"
"enggeh umi"

"kak , putri sebentar lagi mau lahiran lho , kakak kok gak nepatin janji sih" putri memegang pipi kholith
"waktu itu kakak kan pernah janji mau nemenin putri lahiran tapi kok kakak gak bangun bangun , kakak jahat hikss" putri menangis , tapi putri merasa ada yang aneh dengan perutnya , ia merasakan sakit yang luar biasa .

"umiiiii" teriak putri , umi alma segera masuk ke ruangan dengan iqbal dan ilma
"kamu kenapa nak , astagfirulloh air ketuban kamu sudah pecah"
"umi sakit mii" putri meringis menahan sakit

"bang panggil dokter kesini , cepat "
"iya umi , ilma kamu disini dulu ya" ilma hanya menggangguk

Skip

"kamu pasti kuat nak" umi alma menemani putri
"umi ini sakittt"
"iya sayang kamu pasti kuat"

"ayo bu sekarang ikuti instruksi saya" dokter silvi
"sekarang mengejan bu"

"eghhhhhhh" tangan putri mencekal tangan uminya kuat
"terus bu"
"eghhhhhh , umi sakittt"

Oekk oekk tangisan bayi terdengar menggelegar

"selamat bu , anak ibu laki laki " banyi nya diberikan kepada putri , putri menerimanya dengan tangan gemetar , ia menangis terharu , sekarang ia sudah menjadi ibu
"selamat ya sayang , akhirnya perjuangan kamu gak sia sia"
"maaf bu bayinya mau saya bersihkan dulu " putri menyerahkan bayinya ke suster

"hikss umi , putri sudah menjadi ibu"
"iya sayang selamat ya"
"tapi kak kholith jahat mi , dia ingkar janji sama putri hikss hikss "
"sabar , itu sudah takdir nak , kita cuma bisa berdoa , apa kamu udah punya nama untuk anak kalian" putri menggangguk

"Alfino Arsyandro Azhar" ucap putri
"nama yang bagus"

Skip

Akhirnya alfin sudah boleh dibawa pulang , tapi putri membawa keruangan kholith terlebih dahulu

"kak , putri sudah melahirkan alfin anak kita , alfin mirip banget sama kakak , gak ada yang mirip putri " putri menaruh anaknya disamping kholith , diruangan itu sudah dipenuhi orang , ada umi , iqbal , ilma , anissa dan pastinya azam

"kakak cepet sadar ya " putri mengecup dahi kholith , jari jari kholith bergerak
"kak , kakak udah sadar " perlahan mata kholith terbuka menyesuaikan cahaya , umi alma mengambil alfin dari sampingnya , semua orang disana senang akan kesadaran kholith

"ha-uss"
"ini minum dulu " putri memberikan minum untuknya , setelah itu dokter datang dan memeriksa keadaan kholith

"pak kholith sudah melewati masa kritisnya "
"alhamdulillah" ucap semua yang ada disana
"kalau begitu saya permisi dulu"
Dokter itu keluar ruangan , putri mendekat ke arah kholith dan memberikan senyumannya sambil menggendong alfin

"dek itu anak kita?" putri mengangguk
"iya kak , namanya Alfino Arsyandro Azhar , sesuai yang kakak berikan waktu itu "putri menaruh alfin didekat kholith , semua orang mendekat kecuali iqbal dan ilma

"wah ini anak kok mirip banget dah ama bapaknya" celetuk azam
"iya , gak ada yang mirip putri " sahut anissa
"ya jelas lah orang alfin anak gue ama kak kholith " tutur putri , kholith masih memandangi anaknya dan meneteskan airmatanya

Ia mau merubah posisinya menjadi duduk , tapi kakinya tidak bisa digerakkan

"dek, kaki aku kenapa gak bisa digerakin " putri kembali menggendong alfin
"emmm kakak lumpuh" ucap putri pelan
"apa , kamu bohong kan?"
"enggak kak , kakak emang lumpuh , tapi bisa sembuh kok" kholith memalingkan wajahnya kearah samping
"kak" panggil putri

"tolong semua KELUAR" kholith meninggikan suaranya , alfin yang kaget akhirnya menangis
"kak"
"AKU BILANG KELUAR" kholith semakin meninggikan suaranya , putri menangis , ia dibawa keluar oleh uminya dan anissa

"lo bego , lo gak tau perjuangan istri lo nungguin lo disini" maki maki azam
"GUE BILANG KELUAR , tinggalin gue sendiri" azam ditarik oleh iqbal , iqbal tahu saat ini perasaan adiknya

"kita pulang aja ya sayang , kasihan alfin"
"tapi kak kholit mi"
"kalian pulang aja , biar aku yang disini" sahut iqbal , putri kasihan dengan anaknya , ia menyetujui untuk pulang  , iqbal kembali ke ruangan

"ngapain masih disini" tanya kholith ketus
"lo kenapa marah marah gak jelas kayak tadi , lo gak mikir perasaanya putri hah , dia udah nunggui lo selama lo koma , lo bego apa gimana sih , lo juga gak tau perjuangan dia ngelahirin anak kalian tanpa ada lo disisinya , gue kecewa sama lo"

"iya gue bego , gue udah gak guna , gue lumpuh bang "
"tapi lo masih bisa sembuh"
"tapi kapan? , gue udah gak guna buat dia , lebih baik gue mati kalau gue harus liat dia susah ngurus gue"

"emang dengan lo mati , putri bisa seneng gitu? , mikir dong , itu malah bikin dia sakit bego , lo gak mikirin anak lo juga hah , gue harap lo gak bersikap kaya tadi ke putri , pikirin anak istri lo , gue kecewa sama lo , gue pergi " iqbal pun pergi

"argggggghhhhh kenapa gue bisa lumpuhh"

"maaf ya , part ini gak jelas banget , kalau kalian suka jangan lupa vote ok , budidayakan menjadi pembaca yang baik"

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang