Kholith sedang berjalan jalan di lingkungan sekolah bersama azam dan rafli , kholith khawatir jika terjadi apa apa dengan putri karena sudah 5 hari ini kholith tidak melihat putri ke sekolah , biasanya kholith melihat putri dari kelasnya , tapi lima hari ini ia tak melihat putri sama sekali , anissa dan ayunda kesekolah hanya berdua saja lantas kemana putri , pikiran itu selalu muncul dikepala kholith
" woy zam , raf , lo tau nggak putri kemena?" tanya kholith pada kedua temannya , meraka tak kaget saat kholith menanyakan putri karena mereka sudah diberitahu yang sebenarnya oleh kholith
" kata ayunda si , putri sakit bro , katanya demam tinggi" rafli
"astagfirullah kenapa jadi begini sih , gue itu nggak kuat kalo liat putri kayak gini , agrrhhhhhh.... Frustasi gue lama lama"
"sabar bro kurang beberapa bulan lagi elo akan bersamanya , kasih dia suprise yang sepesial , udah lah nanti juga dia sembuh , kan ada orang tuanya dia juga anakya ceria" azam
" iya deh iya gue akan sabar nunggu gue lulus sekolah"Skip , dirumah kholith
Kholith menghempaskan tubuhnya ke sofa , umi alma melihat anaknya kasihan , kholith sudah menceritakan semua kepada uminya dan abangnya .
"kak , nggak usah difikirin ya , nanti kakak malah sakit"kata umi alma
"umi kholith merasa bersalah mi udah buat putri kayak gitu , apa perlu kholith mengkhitbah putri sekarang" kholith menatap uminya lekat
" itu terserah kamu kak , umi ngedukung apa keputusanmu"
"kholith takut putri malah benci sama kholith mi" kholith memeluk uminya , ia menitihkan air mata , ia tak sanggup menahanya .
"udah lah kak , kakak nggak usah mikir yang aneh aneh deh " umi alma melepas pelukan anaknya itu seraya mengelap air mata kholith
"iya kakak cengeng ya umi , nggak diapa apain malah nangis , ilma aja jatuh dari pohon enggak nangis" kini adik kholith ikut bicara
"tuh kan , kakak nggak malu nangis didepan adek?"
"hehehe sini sini adeknya kakak , kakak mau cium dulu " ujar kholith kepada sang adik yang masih sibuk bermain boneka
"kakak enggak boleh cium ilma , kan bukan muhrim kak" tutur ilma
"hahaha adek , kakak ini muhrimnya adek , jadi kakak boleh cium adek lah" mendengar jawaban dari kakaknya itu ilma langsung berlari ke arah sang kakak dan memeluknya lalu mencium kedua pipi kholit , alma yang melihat kholit bisa tersenyum lagi ia sangat bahagia.Putri pov
Dilihatnya keluar jendela ternyata hari sudah pagi , putri bergas mandi karena ia akan masuk sekolah kembali setelah lima hari ia dirumah , setelah selesai ia segera ke meja makan
"anak ayah dan bunda udah sehat ? , kok berangkat sekolah" ujar ayah
" sudah lah yah , ngapain sakit terus nggak enak yah , ya udah yah bun putri pamit sekolah dulu ya" putri mencium tangan kedua orang tuanya , lalu ia pergi ke sekolahSkip
Putri berjalan ke kelasnya , tak sengaja ia bepapasan dengan kholith , ia berusaha tersenyum , tapi apa balasannya kholith tak menatap dirinya sedikitpun
" andai kamu tahu perasaanku put , aku bahagia melihat kamu kembali sekolah lagi" guman kholith
"sedih ya jadi putri , oh iya author lupa , kalo putri sudah nai ke kelas XI dan kholith naik kelas XII" maapken saya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince
FantasyCerita ini menceritakan tentang kholith yang bersikap dingin kepada perempuan termasuk kepada orang yang dicintainya Yuk gaess jika penasaran langsung baca aja ya😊