09

979 35 0
                                    

Kholith sedang berjalan jalan di lingkungan sekolah bersama azam dan rafli , kholith khawatir jika terjadi apa apa dengan putri karena sudah 5 hari ini kholith tidak melihat putri ke sekolah , biasanya kholith melihat putri dari kelasnya , tapi lima hari ini ia tak melihat putri sama sekali , anissa dan ayunda kesekolah hanya berdua saja lantas kemana putri , pikiran itu selalu muncul dikepala kholith

" woy zam , raf , lo tau nggak putri kemena?" tanya kholith pada kedua temannya , meraka tak kaget saat kholith menanyakan putri karena mereka sudah diberitahu yang sebenarnya oleh kholith
" kata ayunda si , putri sakit bro , katanya demam tinggi" rafli
"astagfirullah kenapa jadi begini sih , gue itu nggak kuat kalo liat putri kayak gini , agrrhhhhhh.... Frustasi gue lama lama"
"sabar bro kurang beberapa bulan lagi elo akan bersamanya , kasih dia suprise yang sepesial , udah lah nanti juga dia sembuh , kan ada orang tuanya dia juga anakya ceria" azam
" iya deh iya gue akan sabar nunggu gue lulus sekolah"


Skip , dirumah kholith

Kholith menghempaskan tubuhnya ke sofa  , umi alma melihat anaknya kasihan , kholith sudah menceritakan semua kepada uminya dan abangnya .

"kak , nggak usah difikirin ya , nanti kakak malah sakit"kata umi alma
"umi kholith merasa bersalah mi udah buat putri kayak gitu , apa perlu kholith mengkhitbah putri sekarang" kholith menatap uminya lekat
" itu terserah kamu kak , umi ngedukung apa keputusanmu"
"kholith takut putri malah benci sama kholith mi" kholith memeluk uminya , ia menitihkan air mata , ia tak sanggup menahanya .
"udah lah kak , kakak nggak usah mikir yang aneh aneh deh " umi alma melepas pelukan anaknya itu seraya mengelap air mata kholith
"iya kakak cengeng ya umi , nggak diapa apain malah nangis , ilma aja jatuh dari pohon enggak nangis" kini adik kholith ikut bicara
"tuh kan , kakak nggak malu nangis didepan adek?"
"hehehe sini sini adeknya kakak , kakak mau cium dulu " ujar kholith kepada sang adik yang masih sibuk bermain boneka
"kakak enggak boleh cium ilma , kan bukan muhrim kak" tutur ilma
"hahaha adek , kakak ini muhrimnya adek , jadi kakak boleh cium adek lah" mendengar jawaban dari kakaknya itu ilma langsung berlari ke arah sang kakak dan memeluknya lalu mencium kedua pipi kholit , alma yang melihat kholit bisa tersenyum lagi  ia sangat bahagia.

Putri pov

Dilihatnya keluar jendela ternyata hari sudah pagi , putri bergas mandi karena ia akan masuk sekolah kembali setelah lima hari ia dirumah , setelah selesai ia segera ke meja makan
"anak ayah dan bunda udah sehat ? , kok berangkat sekolah" ujar ayah
" sudah lah yah , ngapain sakit terus nggak enak yah , ya udah yah bun putri pamit sekolah dulu ya" putri mencium tangan kedua orang tuanya , lalu ia pergi ke sekolah

Skip

Putri berjalan ke kelasnya , tak sengaja ia bepapasan dengan kholith , ia berusaha tersenyum , tapi apa balasannya kholith tak menatap dirinya sedikitpun

" andai kamu tahu perasaanku put , aku bahagia melihat kamu kembali sekolah lagi" guman kholith








"sedih ya jadi putri , oh iya author lupa , kalo putri sudah nai ke kelas XI dan kholith naik kelas XII" maapken saya

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang