31

739 21 0
                                    

Suara orang mengaji membangunkan putri dari tidurnya , ia melihat ternyata yang mengaji adalah suaminya , tapi putri tiba tiba turun dari ranjang dan lari ke kamar mandi

"hoekkkk , hoekk" ya putri memuntahkan cairan bening , kholith yang mendengar putri muntah , ia segera menyelesaikan membaca Al quran dan menghampiri istrinya .

"kenapa dek?"
"enggak papa kak , cuma morning sickness kok"
"tapi kamu pucet lho"
"ini udah biasa kak bagi orang yang sedang hamil trimester pertama" kholith hanya mangut mangut dan menggendong putri ke ranjang mereka

"istirahat  , kakak mau buat teh hangat dulu" kholith pergi ke dapur membuat teh hangat. Setelah selesai ia menuju kamarnya dan memberikah teh tersebut ke putri

"ini minum dulu" putri menerima teh dari suaminya itu dan meminumnya sampai habis.
"makasih kak"
"iya sama-sama" tak lama setelah itu adzan subuh berkumandang.

"kakak kok gak pergi ke masjid?"
"nggak , kita sholat berjamaah aja ya , kakak gak tega ninggal kamu sendirian" putri hanya mengangguk

Skip

Putri dan kholith sedang menonton tv sambil memakan buah buahan , putri merasakan handphone nya bergetar tanda ada panggilan masuk , ia segera mengangkat panggilan itu

"assalamualaikum , ada apa nis kok tumben lo telfon gue pagi pagi"
"wa-alaikumsalam put , cepet ke rumah sakit ayunda kritis put hikss hikss"
"innalillah , iya ya gue langsung kesana  ya udah kalau gitu assalamualaikum" tutt tuttt

Kholith yang melihat wajah istrinya terlihat khawatir ia bingung pasalnya sehabis anissa menelfon tadi putri jadi panik

"ada apa dek kok kamu panik gitu?"
"kak ayo cepet ke rumah sakit ayunda keritis kak " putri menarik narik tangan kholith
"iya iya tunggu dulu , kakak mau ambil kunci mobil , kamu juga pakek hijab dulu" putri segera memakai hijabnya dan kholith mengambil kunci mobil serta jaket nya .

Sesampainya dirumah sakit putri berlari menyusuri lorong rumah sakit yang masih terlihat sepi  dengan sedikit berlari

"dek jangan lari , ingat kamu sedang hamil" teriak kholith tapi tak diindahkan oleh putri .

Putri melihat orang tua ayunda dan anissa yang sedang menangis sesegukan

"tan gimana keadaan ayunda?"
"hikss dia masih ditangani dokter put "

Kholith yang melihat istrinya itu menangis , ia langsung merengkuh tubuh putri dan menyenderkan kepalanya didada kholith sambil mengelus punggung putri

"udah dek jangan nangis , pasti ayunda baik baik aja kok"
"putri takut kak kalau ayunda kenapa-napa hikss hikss" kholith mengusap usap kepala putri

Tak berselang lama , dokter keluar dari ruangan itu , ayah  ibu ayunda , putri , anissa dan kholith menghampiri dokter itu

"gimana keadaan putri saya dok "tanya ayah ayunda
"maaf pak kami sudah sebisa mungkin untuk menyelamatkan putri bapak , tapi tuhan berkehendak lain , putri bapak tidak bisa diselamatkan " ucap dokter tersebut

Bruk

Ibu ayunda pingsan setelah mendengar itu , suaminya langsung menggendong ke kursi yang ada didepan ruangan tersebut , putri menangis dan langsung memeluk kholith , anissa luruh didinding , dan menangis sesegukan  , dokter mempersilahkan untuk masuk menengok ayunda , putri , anissa dan kholith langsung masuk keruangan sedangkan ayah ayunda masih berusaha membangunkan istrinya

"yun lo kenapa ninggalin kita semua? , mana janji lo yang pengen sembuh hikss hikss" putri mengguncang tubuh ayunda yang sudah terbujur kaku

"iya yun mana janji lo , katanya lo mau lihat gue nikah dan putri punya anak , kenapa lo malah ninggalin kita sihh" anissa juga menangis disamping jenazah ayunda

"kalo lo nggak mau bangun gue marah nih , gue pulang nih yun , bangun dong" putri mengguncangkan tubuh ayunda sekali lagi , tapi apa boleh buat ayunda memang sudah meninggal

"kak kita pulang aja , yun gue marah sama lo , kalo lo gak pengen gue marah , lo harus buka mata lo , gue pergi dulu" putri langsung menarik tangan kholith untuk pulang

Diperjalanan putri terus menangis , membayangkan masa masa dimana saat mereka bersama , bersendau gurau , jalan bersama dan masih banyak kenangan lagi yang mereka lakukan bersama , sampai sampai putri tak sadar kalau ia sudah sampai dirumah

" dek kita udah sampai" putri langsung menbuka puntu mobil dan meninggalkan kholith yang masih ada didalam , kholith segera menyusul putri kedalam rumah

Putri berlari kekamarnya dan menangis sejadi jadinya. Kholith yang baru tiba dikamar , melihat istrinya menangis , hatinya terasa sakit , ia mendekati putri dan memeluknya erat , putri pun membalas pelukan kholith tak kalah erat

"dek udah dong jangan nangis , kamu gak kasihan sama ayunda kalau lihat kamu kayak gini , semua orang juga akan meninggal dek  , itu tandanya Allah lebih sayang ke ayunda , sekarang ayunda sudah tenang dialam sana , ayunda juga sudah bahagia karena ia tak merasa kesakitan lagi , bukan kamu saja yang merasa kehilangannya , orang tua nya juga tak kalah sedih dari kamu , anissa juga , kakak juga merasa kehilangan , jadi kamu jangan sedih lagi ya" kholith mengusap punggung istrinya

"tapi ayunda jahat kak , katanya ia mau sembuh dari penyakitnya , tapi apa? Dia malah pergi seenaknya" putri menangis sesegukan

"ssttt itu bukan salah ayunda , itu sudah takdir dek , kita tidak bisa menyalahkan dia ataupun takdir , kamu gak mau lihat ayunda yang terakhirkalinya?" putri menggeleng

"ya udah , kakak tahu kamu butuh waktu sendiri , kakak tinggal dulu nanti kakak kembali lagi untuk jemput kamu ke rumah ayunda , pesan kakak , kamu jangan terlalu terpuruk dalam kesedihan , kasihan juga bayi yang diperut kamu " kholith mensejajarkan wajahnya keperut putri

"nak , tolong bilangin sama umi , jangan nangis , kalo nangis umi jelek , bilangin juga sama umi jangan sedih kan masih ada abi , gitu ya" kholith mencium perut putri yang masih rata , tapi putri tak menghiraukan ucapan kholith , kholith bangkit dan mencium kening putri

"kakak pergi dulu ke rumah ayunda , bantu bantu disana , nanti aku jemput ya " setelah itu kholith pergi dan meninggalkan putri sendiri

Disisi lain , banyak orang yang sedang menata kursi untuk nanti orang - orang takziah , kholith , azam , rafli juga ikut serta membantu menyiapkan semuanya , kini orang orang sudah berdatangan. Jenazah ayunda pun sudah sampai dirumah dan sekarang orang orang sedang membacakan yasin untuk ayunda , anissa yang dari tadi masih menangis dan ibu ayunda yang kembali pingsan , azam yang melihat anissa menangis ia menjadi tidak tega , entah dari kapan tapi azam sudah memiliki perasaan kepada anissa

"nis jangan nangis terus napa , lo jadi jelek tau" anissa menoleh ke arah azam yang mengajaknya bicara

" bodo amat , mau gue jelek kek , kumel kek , gue gak peduli" anissa menangis semakin deras kala melihat jenazah sahabatnya yang ada didepannya itu , azam yang tak kuat melihat ayunda nangis ia langsung memeluk perempuan itu , dan anissa tak berontak kala dipeluk oleh azam , malah anissa membalas pelukan azam .

" yah author sedih , yok lah ke part selanjutnya 👉"




My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang