40

1.4K 32 0
                                    

Pagi hari di Ruangan yang hening kini terisi oleh suara tangisan bayi yang keras,  kedua orang tua nya masih tertidur , kholith yang mendengar suara tangisan itu akhirnya terbangun dari tidurnya

"astagfirullah kenapa kamu nangis sayang" kholith menggendong alfin yang ada ditengah tengahnya dan putri  , tapi alfin sepertinya haus , kholith melihat putri masih tertidur pulas,  mungkin kelelahan

"dek bangun,  alfin nangis" kholith menggoyangkan bahu putri agar bangun
"eghhh" putri sedikit membuka matanya untuk menyesuaikan cahaya matahari yang masuk ke kamarnya
"eh astagfirullah kak,  alfin nangis udah dari tadi?" putri bangun dari tidurnya dan mengambil alfin dari gendongan kholith,  putri bersender di kepala ranjang agar nyaman saat menyusui alfin

"iya" jawab kholith
"maaf ya kak tadi putri nggak denger "
"hm" tangisan alfin sudah tidak terdengar lagi,  ia sudah tenang didekapan uminya,  kholith yang melihat putri menyusui alfin merasa iba,  kholith tak tahan ingin meminta maaf kepadanya akan sikapnya belakangan ini.

Setelah selesai menyusui alfin,  putri pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya dan segera ke dapur untuk membuatkan sarapan untuknya dan kholith , setelah semua selesai,  putri kembali ke kamar membawakan sarapan untuk kholith 

"kak ini sarapannya" putri meletakan makanan itu dimeja dekat kholith duduk ditempat tidur nya,  putri menggendong alfin yang berada di samping kholith
"kak itu dimakan dulu dong,  dari tadi merhatiin laptop terus ih "
"iya"
"iya iya mulu" putri kesal akan sikap kholith yang dingin,  akhirnya kholith menutup laptop dan memakan sarapannya,  setelah kholith selesai makan,  putri hendak memandikan alfin tapi dicegah oleh kholith

"eh mau kemana kamu"
"ini mau mandiin alfin"
"kesini dulu,  aku mau ngomong " kholith menepuk tempat yang kosong disampingnya
" mending aku pergi ke rumah umi aja,  disini aku cuma bisa nyusahin kamu,  bisa kan kamu antar aku nanti? " dengan bodohnya kholith malah ngomong begitu,  sebenarnya ia ingin meminta maaf , putri yang kaget dengan pernyataan kholith, ia tak bisa menahan air matanya

" apa maksud kakak ngomong gitu,  kakak nggak nyusahin putri kok "
"tapi aku lumpuh,  aku nggak bisa apa apa"
"tapi kan kakak masih bisa sembuh,  emang kakak tega ninggalin putri  sama alfin sendiri dirumah ? " kholith tidak bisa menjawab , sebenarnya kholith juga nggak tega.
"jawab kak jawab,  kakak nggak bisa kan, selama ini putri udah sabar sama sikap kakak yang dingin,  tapi kalau permintaan yang ini putri nggak bisa kak " putri menangis dan menunduk melihat alfin,  alfin hanya melihat uminya seakan menenangkan putri , putri kembali mendongak melihat kholith

"apa kakak pikir,  kakak pergi dari sini putri gak susah,  putri malah tambah susah kak,  kakak disini nggak nyusahin putri kok,  tapi kakak malah kayak gini hiks"
"tapi aku lumpuh putri"
"selalu itu yang jadi alasannya,  aku kan udah bilang,  kakak masih bisa sembuh "
"tapi kapan,  masih lama kan,  daripada aku disini nyusahin kamu,  mending aku ke rumah umi"
"udah lah kak,  terserah kakak aja,  putri udah males debat sama kakak,  kalau itu keputusan yang kakak ambil,  terserah putri capek kak kalau kakak gini terus " putri hendak berdiri namun tangannya di cekal kholith 

"apa , kakak mau nyuruh aku siapin baju kakak buat nanti ke rumah umi?  , nanti aku siapin "air mata putri terus mengalir  , kholith tak tega dengannya,  ia mengambil alfin dari gendongan putri dan menaruhnya disamping kholith,  kemudian kholith merengkuh putri ke pelukannya,  putri semakin menangis dengan kencang

"kenapa kakak kayak gini,  kakak udah beda hiks,  nggak kayak dulu,  kalau kakak udah bosen sama putri mending kita cerai aja,  kakak nggak usah nyakitin putri kayak gini hiks"7
"maaf" kholith mengecup kepala putri yang tertutup hijab
"putri sakit hati kak"
"maafin aku,  maaf udah nyakitin kamu,  jangan ngomong kata cerai lagi "
"hikss hikss tapi itu kan yang kakak mau "
"nggak gitu dek,  maafin kakak,  iya aku udah salah selama ini,  aku egois, aku nggak guna lagi,  maaf"
"tuh kan kakak ngomong gitu lagi,  kakak itu masih berguna bagi banyak orang kak,  jangan jadikan kelumpuhan kakak itu menjadikan kakak putus asa "
"iya sekali lagi kakak minta maaf,  kakak nggak akan dingin lagi,  kakak nggak akan kayak tadi,  kakak mau terapi supaya cepet sembuh,  demi kamu dan alfin" putri mendongak melihat kholith 

"bener? " kholith mengangguk,  putri kembali memeluk kholith sangat erat.
"udah ih peluknya,  kasihan tu alfin dicuekin" putri mencubit pinggang kholith 
"ih, putri kan kangen"
"kan tiap hari ketemu masa kangen sih"
"itu mah bukan kakak"
"kalau nggak aku lalu siapa dong"
"entah mungkin kembaran kakak kali"
"bisa aja kamu " kholith tertawa melihat istrinya itu
"udah sana katanya mau mandiin dedeknya "
"iya ya,  yuk sini sama umi sayang,  kita mandii" putri menggendong alfin,  dan pergi ke kamar mandi untuk memandikannya.

"maaf ya ceritanya nggak jelas hehehe,  maaf juga udah jarang up 🙏🙏🙏🙏"

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang