16

800 30 0
                                    

"ekhmm , maaf anda bisa berdiri" cici segera berdiri
" maaf pak tadi enggak sengaja" kholith pun melenggang pergi meninggalkan cici
"yessss gue bisa deket sama pak kholith , tunggu aja pak , gue akan berusaha rebut bapak dari istri  bapak" cici tersenyum licik

Diruangan kholith ia sedang telfonan dengan azam
"woi bro , lo bisa jalan bareng kita enggak?"azam
"sorry gue lagi dicafe nih"
"ya udah gue sama rafli kesono aja dah , boleh kan bro?"
"ya boleh lah , gue tunggu "
Setelah selesai mengobrol ditelfon dengan azam , tak berselang lama hp kholith berdering kembali
"assalamualaikum kak"
"waalaikumsalam , ada apa dek kok nelfon kakak , adek nggak ada pelajaran?"
"ini udah pulang kak , guru guru ada rapat jadi semua murid dipulangkan"
"ohh sebentar kakak jemput dulu"
"eee nggak usah kak , aku mau ke cafe kakak sama ayunda dan anissa boleh kan?"
"ohh iy kesini aja temen temen kakak juga otw kesini kok nanti sekalian ngumpul bareng"
"ok kak , aku mau otw kesana , assalamualaikum"
"waalaikumsalam"

Skip

Teman teman kholith sudah datang di cafenya
"woi bro gimana kabar lo" rafli
"alhamdulillah baik gue"
"kalo istri lo gimana bro"azam
"baik juga , ngapa emang lo nanyain istri gue"kholith sinis
"aelah sante kali orang nanya aja"
"eh itu siapa lith , cantik bener?"rafli
"oh cici"
"haii ci sini gabung sama kita"azam , merasa namanya dipanggil cici segera menghampiri kholith ,azam , dan  rafli. Cici duduk disebelah kholith tapi kholith segera menggeser kursi yang ia duduki
"kenalin nama gue azam" cici dan azam berjabat tangan
"kalo gue rafli" beda dengan rafli ia hanya mengucapkan namanya tanpa berjabat tangan
"gue cici"
Tak lama kemudian terlihat putri dkk berjalan kearahnya , kholith yang mengetahui itu langsung berdiri dan putri pun mencium tangan kholith tak lupa kholith mencium kening putri , cici yang melihat adegan itu ia sangat  geram
"ohh jadi itu istri pak kholith masih sekolah ternyata , berarti adik kelasnya pak kholith" gumam cici dalam hati
"cieee pengantin baru mah enak tinggal cium , nggak tau apa disini ada jomblo" azam
"sae lo nyet , duduk dulu dek , mau minum apa ? , itu temen temenmu juga"
" jus alpukat 3 kak " cici geram dengan putri pasalnya kini ia tidak bisa bersebalah dengan khokith karena kahadirannya
"kenapa ke istrinya nggak dingin ya , sedangkan ke gue dingin banget" batin putri
Setelah mengobrol lama akhirnya mereka semua sudah pulang kecuali putri , ia disuruh kholith untuk menemaninya di cafe

sekarang mereka berdua berada diruangan kholith
"dek , gimana sekolahnya" kholith menaruh kepalanya di paha putri , karena mereka sedang duduk di sofa panjang yang ada diruangan kholith
" seperti biasanya kak , banyak tugas" putri mengelus kepala kholith
"sabar aja dek kakak juga waktu itu kayak kamu , kalo kamu jalaninnya ikhlas nanti juga lama lama akan terbiasa kok"
" iya kak putri juga ikhlas kok kak malah dengan senang hati" putri menunjukan deretan giginya
" pintar istrinya kakak" kholith mengecup tangan putri , pipi putri seketika blushing
" ni pipi apa kepiting rebus si dek kok merah banget" kholith menoel - noel pipi gembul putri
" ck kakak mah gitu , putri malu tau nggak" putri menutup mukanya dengan kedua tangannya
"udahlah dek nggak usah ditutupin , kakak kan mau liat orang udah halal masih malu malu kucing" kholit terkekeh
"hehehe , kak perempuan tadi siapa kak?"
"yang mana"
"itu lho yang gabung sama kita tadi , kok tadi dia ngeliat putri sinis gitu ya kak"
" oh itu cici  dia yang bantu kakak dicafe ini , mungkin cici sebel karna kalah cantik dari kamu dek"kholith lagi lagi terkekeh
" kak gombal mulu ah , males kan jadinya" putri melipat kedua tangannya didepan dada dan memonyongkan bibirnya, kholith langsung bangun dari tidurnya dan duduk disebelah putri

" jangan ngambek dong dek  , kakak kan bercanda" tak ada sautan dari putri
"dek"
"adek"
"putri"
"dek jangan ngambek dong" putri masih tak mau menyauti
"sayang" setelah itu putri langsung menghadap ke kholith , pasalnya ia tak menyangka dipanggil kholith dengan sebutan sayang
" kalo dipanggil sayang aja langsung noleh" tanpa pikir panjang kholith memeluk tubuh putri dan mengelus kepalanya
" kak jahat ih goda putri terus" putri semakin mengeratkan pelukannya
" hehehe ya maaf , udah lah nggak usah ngambek, tu bibir juga jangan monyong gitu , minta di cium?" putri yang mendengar itu langsung memukuli dada bidang kholith
" kakak mesummmm"
"aduh dek jangan dipukulin sakit nih " putri berhenti memukul kholith dan kembali memeluk kholith seakan tak ingin kehilangan kholith membalas pelukan putri dan sesekali mencium pucuk kepalanya

Hari pun semakin sore  kini kholith dan putri bergegas pulang dari cafe
"emm pak maaf boleh saya numpang bapak lagi , soalnya saya tadi kesini naik gober" cici
" maaf saya buru buru mau pulang , kasihan istri saya sudah lelah , bareng yang lain kan bisa" tanpa menunggu jawaban dari cici , kholith langsung meninggalkannya dan tak lupa ia juga menggandeng tangan putri
"hiiiiiiiihhhh awas aja lo put , gue bakal rebut suami lo cepat atau lambat" geram cici.






"maaf ya gaes ceritanya pendek , maaf juga kalo ada typo banyak , thanks kalian udah mau baca 😊 , lanjut ke part selanjutnya ok"

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang