"Nay, mau kemana lo?" Tanya Siska saat melihat Nayya beranjak dari duduknya.
Nayya tidak menjawab dan langsung melenggang keluar kelas.
"Paling mau ke toilet" Ucap Fitri acuh.
"Tapi gak biasanya gak izin sama kita"
"Emang lo guru pake izin segala"
"Emm-- apa karna gue ya?" Ujar Mitha tiba-tiba.
Siska, Fitri dan Dwi kompak menoleh, "Bukan karna lo kok, Nayya gak kayak gitu, percaya sama kita" Ucap Dwi berusaha meyakinkan Mitha.
"Yaudah, dari pada galau mending kita susul" Saran Fitri, mereka bertiga mengangguk setuju.
Disisi lain, Alka dkk sedang bercanda gurau, ralat hanya kedua sahabatnya dan Alfa. Sedari tadi Alka hanya diam mendengarkan tanpa minat kekecohan teman-temannya. Saat Alka mulai tertarik dengan pembicaraan sahabatnya, tiba-tiba...
BRAAAK!
Bunyi gebrakan meja yang sangat kasar begitu nyaring tepat di hadapan Alka membuat Alka dkk terlonjak kaget. Bahkan Arren dan Andra sudah terjungkal kebelakang. Bukan hanya mereka, satu kelas juga ikut terkejut sampai-sampai ada yang menghentikan aktivitasnya.
Alka yang sangat geram mengalihkan pandangannya kepada pelaku yang berani membuat onar dan menatap tajam orang tersebut dengan tatapan mautnya.
"Lo apa-apan, HAH?!" Bentak Alka tepat di hadapan Nayya. Alka sangat kesal sekarang.
Nayya tidak menggubris kekesalan cowok yang barusan membentaknya dan Alka memejamkan matanya menahan emosi, tangannya mengepal kuat.
Pandangan Nayya teralih pada Arren. Cowok itu menelan salivanya diam-diam dengan susah payah saat melihat tatapan itu.
"Masih punya nyali ya lo!" Nayya menarik kerah baju Arren dan mendorong cowok itu hingga terdengar suara ringisan saat pinggangnya berbenturan dengan meja kelas.
"Maksud lo apa, Nay?" Tanya Arren bingung sambil merasakan nyeri dipinggangnya.
"Gausah pura-pura bego!"
"G--gu--gue beneran gak ngerti maksud lo" Jawab Arren gugup. Pasalnya, Nayya sangat menyeramkan sekarang.
Semuanya diam, tidak ada yang berani membela Arren. Bahkan kedua sahabatnya hanya memandangnya iba dan Alka? Cowok itu terlihat biasa saja.
"Berani banget lo nyakitin sahabat gue!" Bentak Nayya.
Arren terdiam.
"Budeg lo?" Sarkas Nayya lagi.
Alka mengernyit, tidak mengerti dengan Nayya. Yang disakiti sahabatnya tapi dia yang marah-marah.
"Siska maksud lo?" Tanya Arren takut-takut.
"Apa yang lo lakuin ke sahabat gue kemaren?" Bukan menjawab, Nayya malah menghujam Arren dengan pertanyaan.
"Lo apain dia, HAH?! Lo selingkuhin dia, IYA?!" Nayya menghempaskan kerah baju Arren kebelakang.
"Gue gak selingkuhin dia"
"Lo bohong!"
"Gue gak bohong" Bantah Arren takut-takut.
Nayya menyeringai, boleh bisa Arren mempertahankan kebohongannya dalam situasi seperti ini.
"Lo tau, gue gak suka dibantah!"
Arren menundukkan kepadanya. Ia tidak bisa melawan Nayya, memang pada dasarnya ia salah.
Merasa jengah dengan perlakuan Nayya, Alka bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA, ADA BEBERAPA PART YG DI PRIVATE] Alka hanya perlu WAKTU. Dan Nayya hanya KECEWA. Sama halnya dengan Alka, Nayya juga memerlukan ruang. ------------//------------ Kisah kedua remaja yang menjadi korban dar...