Chapter 76

146K 7K 1.3K
                                    

"APA?!" Pekik keempat cowok itu kompak.

"Dasar pro iblis, gue kesel sama dia, kenapa gak mati aja sih?!" Ucap Andra seraya mencebikkan bibirnya.

"Terus Nayya mana?" Tanya Andra lagi.

"Dikelas, dia gak mau keluar" Sahut Fitri.

"Lo harus kasih tau tuh temen lo, sebelum gue yang ngasih tau, ntar berabe gue tabokin mukanya" Ucap Fitri lagi yang terdengar masih emosi.

Sekarang ketujuh remaja itu sedang berada di kantin pada istirahat kedua ini. Sesuai dengan ucapan Dwi tadi pagi, mereka akan membahas tentang masalah Nayya.

"Gue gak pernah liat Nayya kea begini. Ya walaupun dia banyak masalah, tapi sesakit sakitnya pasti dia nimbrung sama kita, tapi kali ini gak. Semangat untuk berdiri aja ga ada" Ucap Siska yang sejak tadi bungkam.

"Eh! Itu Alka, mending lo pada cabut deh" Ucap Arren cepat seraya mengibaskan tangannya.

"Heem, awas aja lo pada gak tanyai tu bocah, gw sendiri ntar yang cabik cabik mulutnya" Peringatan Fitri seraya menatap horror ketiga cowok tampan itu.

"Siapa yang mau lo cabik?" Tanya dingin seseorang tepat di belakang mereka.

Sontak Fitri menoleh, sedetik kemudian cewek itu meneguk salivanya diam-diam. Sorot mata Alka begitu tajam, terasa mengikis dikulit hingga menusuk ketulangnya. Membuat Fitri memegang tangannya kuat akibat ngilu sendiri.

"Gue mau mencabik cabik monster" Jawab Fitri galak seraya melenggang pergi.

Setelah kepergian keempat gadis itu, kini Andra kembali bersuara.

"Al, sini duduk" Ucap Andra pada Alka yang masih saja berdiri dihadapan mereka.

Tanpa menunggu lama, Alka langsung mendudukkan dirinya tepat di samping Andra.

"Lo ada masalah, Al?" Tanya Andra serius.

Alka diam, kemudian mengangguk.

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Kenapa lo lakuin ini?" Ulang Andra lagi.

"Lakuin apa?"

"Sama Nayya, ucapan lo itu udah kelewatan"

"Yang mana?"

"Tentang nyokapnya, gue gak setuju lo begitu" Ucap Arren yang mendapat anggukan dari kedua temannya.

"Lalu, kenapa lo deket sama Amanda sekarang?" Tanya Andra lagi.

"Suka aja" Jawab Alka cuek.

"Lo gak ngigo kan?" Tanya Andra gemas.

"As you can see"

"Ck, lo salah ngelakuin ini" Ucap Andra menatap sengit cowok dingin didepannya itu.

"Terus yang bener gimana?" Ucap Alka santai.

"Kok lo jadi songong, sih?" Kesal Andra.

"Jadi gue harus tetep sama pengkhianat itu? Apa itu yang lo maksud bener?" Tanya Alka tidak santai.

"Gue gak yakin Nayya ngelakuin itu"

"Cih, lo gak liat makanya lo gak yakin"

"Terus apa hubungan lo sama Amanda?" Tanya Alfa yang sejak tadi bungkam.

"Lo pada gak perlu tau" Ucap Alka tajam lalu beranjak dari duduknya dan melenggang pergi.

Langkah Alka yang tenang membawanya kepada seseorang yang pernah melukai hatinya dan yang kini sedang duduk menunggunya ditaman belakang sekolah.

ALKANA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang