Chapter 13

233K 10K 595
                                    

"NAYYA?!" Teriak Fitri dan Siska bersamaan.

Nayya yang sedang berimajinasi membayangkan Manu Rios di dunia orange-nya harus tersadar akibat teriakan dahsyat kedua sahabatnya.

Nayya menoleh dan menaikkan sebelah alisnya.

"Serius lo mau pindah?" Ucap Siska dengan mata yang berkaca-kaca.

Nayya yang mendengar itu bingung, "Kata siapa?"

"Gue kemaren denger sendiri" Ucap Siska yang membuat Nayya menegang.

Flashback on

Siska memarkirkan rapi mobil Mercy E-Class 300 yang baru di belinya kemarin dengan uang tabungannya beberapa tahun ini.

Hari ini ia sangat bahagia dan ingin membagi kebahagiaannya dengan Nayya yaitu dengan mengajaknya berangkat sekolah bersama.

Saat Siska ingin mengetuk pintu rumahnya, ia dikejutkan dengan teriakan Kai dan Nayya. Siska mengurungkan niatnya untuk menghampiri mereka saat tau Nayya berjalan menuju kearahnya.

Tapi cewek itu terlihat sangat gusar. Siska mengetahui itu, sudah terlihat dari raut wajah sahabatnya dan tangannya yang terkepal kuat. Bahkan kehadiran Siska pun tidak disadari oleh Nayya. Cewek itu terus berjalan menuju mobilnya meninggalkan Siska berdiri di depan pintu rumahnya.

"Papa apa-apan? Kai belum siap menikah sekarang!" Kai sedikit meninggikan suaranya.

Siska kembali terkejut dan mengalihkan pandangannya kembali kearah kedua pria yang sedang berdebat disana.

"Papa tidak mau tau. Kamu segera urus berkas-berkas mengenai kepindahan Nayya" Ucap pria paruh baya itu tenang.

"Nayya gak bakalan mau balik ke London"

"Kata siapa? Papa akan paksa dia. Minggu depan kalian akan berangkat"

"Terserah! Kai gak mau" Kai terlihat marah dan berjalan kearah pintu.

Kai terkejut saat melihat Siska berdiri disana yang sudah ingin menangis. Kai menghampiri sahabat adiknya itu dan menepuk pucuk kepalanya pelan.

"Kemana Nayya?" Tanya Kai lembut.

Siska menggeleng.

"Bang, Nayya mau ninggalin Siska ya?" Tanya Siska sedikit menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Abang tidak berjanji" Jawab Kai sendu.

Siska sudah tidak kuat menahan benteng air matanya. Akhirnya gadis itu menangis.

"Jangan sedih, susul Nayya" Ucap Kai menghapus air mata Siska dan hanya di balas anggukan oleh gadis itu.

Kai memang sangat dekat dengan sahabat adiknya yang satu ini. Bagi Kai, sifat Siska itu sama seperti Nayya yang dulu. Itulah sebabnya, ia bisa merasakan Nayya di dalam diri Siska.

Flashback off

"Dan kenapa lo gak dateng ke sekolah kemaren? Lo pergi kemana?" Tanya siska sambil sesekali mengelap air matanya.

ALKANA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang