"Dan satu lagi, adek gue gak seperti yang lo pikirin bangsat! Adek gue anak baik baik. Jangan nyesel lo buang berlian buat sampah rosokan kea dia" Ucap Kai sebelum ia meninggalkan area pesta dan segera berlari keluar untuk mencari Nayya.
Kepergian mereka meninggalkan kebisuan seisi ruangan. Alka membatin cemas, namun sedetik kemudian cowok itu elak dan kembali menatap kekasih barunya yang sama sekali tidak ia cintai.
Gue salah gak sih ngelakuin ini? Alka lagi-lagi membatin dengan raut wajah khawatirnya.
Dilain tempat yang sunyi dan gelap yang hanya mengandalkan kerlipan lampu dan bintang untuk memancarkan pesonanya itu, kini menjadi saksi bisu atas runtuhnya dinding ketegaran seseorang.
Nayya terduduk di rooftop hotel tempat party tersebut. Mata itu memandangi gemerlapnya malam tanpa berkedip. Bukan karena terpesona, tapi karena tidak percaya dengan yang indah namun kenyataannya adalah surga yang gelap.
Derap langkah tergesa-gesa mulai terdengar, namun tak membuat Nayya memalingkan wajahnya.
Teman-teman Nayya sampai dengan nafas tercekik dileher, membuat mereka satu demi persatu terlihat menarik nafas dalam untuk menetralkannya.
"Hosh hosh! Nay... Untung lo ketemu" Ucap Dwi tertatih.
"Biarin gw sendiri" Ucap Nayya dingin tanpa menoleh.
"Gak bisa! Ayo kita pulang!" Sentak Siska.
"Jangan mendekat!" Cegah Nayya saat merasa seseorang ingin menghampirinya.
"Nay, lo bisa gak sih sinian dikit duduknya? Itu kalau lo lengah bisa jatoh ntar" Cemas Dwi.
"Biarin" Ucap Nayya singkat.
"Sedih boleh, tapi jangan nyiksa diri" Ucap Dwi lagi.
"Apa gue mati aja ya biar gak ngerasain sakit terus" Ucap Nayya yang akhirnya menoleh kearah teman-temannya.
"Jangan bodoh! Hidup lo berharga. Jangan mau putus asa hanya karna sampah kecil kea Alka"
Nayya berdiri. Gadis itu semakin merdekat kearah ujung rooftop yang tanpa pagar pengaman tersebut.
"Stop, Nay! Lo jangan gila! Lo bisa mati ntar!" Teriak Siska.
"Gue udah lama mati. Nyawa gue udah di renggut, kini tinggal nunggu nafas gue hilang" Ucap Nayya yang masih dengan derai air mata.
"Nay, sumpah. Ini konyol dan ini gak lucu. Lo mending menjauh dari situ" Ucap Dwi seraya melangkah pelan.
"Lo maju, gue lompat" Ancam Nayya tajam.
"Ck, kok lo goblok sih! Hidup lo masih panjang anjing! Ngapain lo ngehancurin semuanya hanya karna bajingan Alka?!" Murka Dwi.
"Buat apa gue ngelanjutin hidup? Semua orang yang hidup karna ada tujuan dan alasan. Dan gue, bahkan punya salah satunya aja gak" Ucap Nayya dengan suara paraunya.
"Nay, harusnya lo tau dan cukup sadar kalau Alka emang udah gak cinta lagi sama lo. Stop ngejar dia dan jangan gelakuin hal tolol ini"
"Gue cuma berusaha pertahanin apa yang jadi milik gue. Kalau lo pada bilang gue goblok, itu gak masalah. Gue akui, kalau cinta dan kebodohan itu gak jauh beda. Tapi apa kalian tau, gimana rasanya saat lo bener bener tulus, tapi lo malah di sepelein? Dan disaat hidup lo, kebahagiaan lo di renggut secara licik, apa lo tetep diem aja dan gak pertahanin?" Tanya Nayya dengan nafas menggebu.
"Gue berlebihan? Mungkin begitu. Tapi kalau semua orang memilih pergi, gimana bisa hadir cinta sejati?Salah satu dari pasangan harus berjuang, itulah cinta yang sesungguhnya. Tapi kadang ada juga yang memilih berhenti, karna alasan dia capek atau mungkin gak ada yang bisa dipertahankan lagi" Nayya menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANA [SUDAH TERBIT]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM BACA, ADA BEBERAPA PART YG DI PRIVATE] Alka hanya perlu WAKTU. Dan Nayya hanya KECEWA. Sama halnya dengan Alka, Nayya juga memerlukan ruang. ------------//------------ Kisah kedua remaja yang menjadi korban dar...