Chapter 21

221K 9.2K 557
                                    

Malam ini adalah malam minggu, malam yang dinantikan oleh Kai. Cowok itu terlihat sangat tampan dengan setelan coat-nya. Begitupun dengan Nayya, gadis itu tampil sederhana namun tetap elegan.

Keduanya memasuki mobil McLaren hitam milik Kai. Nayya mendudukkan bokongnya kasar, cewek itu terlihat beberapa kali menghela nafas.

Nayya tidak menyukai party yang berbau ulang tahun, entah mengapa ia jadi selalu flashback dengan masa lalu bahagianya, apalagi pesta itu selalu identik dengan balon.

Balon. Apa kalian tahu balon?
Balon adalah benda kesukaan Nayya. Cewek itu bahkan tidak bisa mengulum senyum lebih lama jika sudah melihat balon. Itulah sebabnya Nayya selalu menghindar dari party yang dekorasinya terlebih mengutamakan balon, karena itu akan membuatnya susah untuk tidak tersenyum.

"Nay, please ntar jangan cemberut ya" Ucap Kai memecah keheningan.

"Heem"

"Lo juga jangan jauh jauh dari gue"

Nayya memandang kai dan menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan 'kenapa'

"Ntar lo ilang"

Nayya memutar bola matanya malas.

"Gue bukan bocah" Ucap Nayya dingin.

Kai hanya tersenyum singkat menanggapi jawaban dingin dari adiknya.

Sekitar dua puluh menit kemudian, kedua kakak-beradik itu sudah tiba disebuah rumah mewah yang sudah dipenuhi dengan beragam kendaraan.

Nayya yang ingin membuka pintu mobil harus terhenti karena ucapan Kai.

"Eits! Jangan dibuka dulu" Ucap Kai cepat.

Tanpa menunggu jawaban dari Nayya, Kai keluar dari mobilnya dan mengitari mobil tersebut untuk membukakan pintu untuk Nayya.

Melihat itu, Nayya menatap abangnya bingung. Tanpa berpikir panjang, cewek dengan rambut digerai itu segera beranjak dari duduknya.

"Lo kenapa?" Tanya Nayya datar.

"Gak pa pa" Ucap Kai seraya menggaruk tengkuknya.

"Lo gak lagi naksir gue kan?"

Pertanyaan konyol Nayya berhasil membuat Kai tertawa, bahkan cowok itu beberapa kali mengelap air mata dari sudut matanya.

"Lo ngaco, ngomong di filter kunti" Ucap Kai yang masih terkekeh.

Nayya hanya menatap abangnya datar. Bahkan Nayya tidak keberatan saat ditertawakan abangnya karena pertanyaan konyolnya itu.

"Atau lo lagi rencanain sesuatu?" Tanya Nayya sambil memicingkan matanya.

"Gak ada. Ayo masuk, keburu mulai!" Ucap Kai terlihat panik dan menarik tangan Nayya.

Disinilah kedua kakak-beradik itu berada. Disebuah pesta ulang tahun seseorang, entah siapa bahkan Nayya sendiri tidak mengetahuinya.

Nayya mengembangkan senyumnya, saat melihat balon warna warni yang mengambang indah disana. Sedetik kemudian, cewek itu berusaha menormalkan mimik wajahnya.

"Nay, yang ultah itu Amanda" Ucap Kai tiba-tiba.

"Gak nanya" Jawab Nayya cuek.

"Gue kasih tau aja" Kesal Kai.

"Amanda siapa?" Tanya Nayya.

"Gak jawab" Ucap Kai cuek sambil menirukan gaya Nayya tadi.

"Yaudah, gue mau pulang"

Nayya membalikkan badannya, tapi sebelum itu terjadi, Kai sudah mencekal tangan Nayya terlebih dahulu.

"Ngambekan lo upil!" Kesal Kai.

ALKANA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang