Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, itu artinya mereka bertujuh akan pergi kesebuah pameran yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Hotel dimana mereka menginap. Mereka hanya perlu berjalan kaki untuk bisa sampai ke pameran tersebut.
Bukan pertama kalinya lagi mereka dibuat terkagum dengan keindahan tempat dimana mereka sedang berlibur ini.
Lampu kelap kelip berkedip diseluruh penjuru tempat. Membuat mata siapa saja yang melihatnya akan berbinar dan terpukau.
"Yawloh, gak usah pulang dulu deh kita" Ucap Fitri dengan mulut terbuka menatap kagum tempat dihadapannya.
"Norak banget, sih. Di Jakata juga ada kali" Ucap Alfa menatap malas Fitri.
"Bagusan disini" Jawabnya tanpa menoleh.
"Gampang sih. Tuh, minta izin sama mereka berdua" Ucap Andra sambil memajukan bibirnya seakan menunjuk Alka dan Nayya.
"Lah kok gue" Tanya Alka bingung.
"Kan yang punya sekolah, hehe" Kekeh Andra yang membuat Alka menatapnya datar.
"Jadi ceritanya kita kesini mau jadi satpam?" Tanya Nayya yang membuat mereka kompak menoleh.
"Yaudah kuy" Ajak Alfa yang langsung mendahului mereka.
Tanpa berpikir panjang, mereka semua langsung masuk dan menyusul Alfa.
Tidak banyak yang bisa diucapkan, dimalam terakhir mereka ini rasanya sangat sulit. Setiap langkah yang mereka lalui merupakan jejak yang terekam manis di pikiran masing masing. Mereka memang akan sering bertemu, namun jika akan bersama seperti ini, rasanya sedikit sulit.
Apalagi kebersamaan mereka ditemani oleh hati bisu yang hanya bisa diam disaat melihat orang yang mereka sukai, tentunya tidak mudah melupakan hal kecil yang pernah terjadi walau tak terlalu penting.
"Hust! Guys!" Panggil Andra pelan pada teman temannya saat melihat Alka dan Nayya sedikit jauh didepan mereka.
Mendengar itu, mereka kompak menoleh. Tanpa berkata, Dwi hanya menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan 'ada apa'
"Gimanapun caranya, kita harus biarin Alka sama Nayya berduaan" Ucap Andra.
"Emang kenapa?" Tanya Siska bingung.
"Feeling gue ya, Alka bakalan nembak Nayya"
"What?! Kok lo jahat sih. Udah tau Alka mau nembak Nayya, masa kita tinggalin mereka berduaan. Ya bantuin dong, temenin kek" Cerocos Siska
Tuk!
Sepertinya pelaku sangat kesal pada korban, terbukti dari kerasnya suara jitakan yang terdengar jelas ditelinga mereka semua. Siska memejamkan matanya sambil mengelus pelan keningnya yang terasa ngilu.
"Efek kelamaan jomblo nih, jadi bego" Ketus Arren
"Kok lo yang sewot" Ucap Siska tidak santai.
"Nih ya, Alka itu mau nembak Nayya buat dijadiin pacar, bukan di jadiin tumbal" Ucap Arren yang masih kesal.
"Jadiin pacar?" Beo para cewek kompak.
Melihat kebingungan diwajah teman-teman ceweknya, cowok bernama Andra itu langsung menepuk pelan keningnya.
"Oh iya, gue lupa ngasih tau. Kalau Alka gak lupa ingatan, dipastiin malem ini dia mau nembak Nayya" Jelas Andra.
"Makanya kita mencar untuk ngasih waktu mereka berdua" Sahut Alfa.
Merasa paham, semuanya mengangguk singkat dan memutar haluan kebelakang untuk menuju arah berlawanan dari Alka dan Nayya.
"Fit, pegangin" Ucap Nayya pada seseorang dibelakangnya sambil menyodorkan sesuatu yang ia pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA, ADA BEBERAPA PART YG DI PRIVATE] Alka hanya perlu WAKTU. Dan Nayya hanya KECEWA. Sama halnya dengan Alka, Nayya juga memerlukan ruang. ------------//------------ Kisah kedua remaja yang menjadi korban dar...