Chapter 22

212K 9.6K 501
                                    

Tidak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 06:20 am, padahal Alka merasa ia baru saja memejamkan matanya.

Braaak!

Braaak!

"Woy, kebo! Bangun!" Teriak Alfa menggelegar didepan pintu kamar Alka.

"Brisik!" Teriak Alka tak kalah nyaring.

"Hari ini upacara kuceng!"

"Biarin, biasa juga gak pernah ikut" Cuek Alka yang enggan beranjak dari tidurnya.

"Kali ini beda garong"

"Apanya yang beda?"

"Bukain dulu pintunya sayton!" Alfa lagi-lagi berteriak.

"Gak dikunci"

Alfa memutar knop pintu kamar Alka. Benar saja, pintunya tidak terkunci.

"Kenapa gak bilang dari tadi sih" Kesalnya.

"Lo gak nanya"

"Cepet bangun, anjir! Hari ini bakal double gaswat kalau sampe telat"

"Lebay, emang kenapa?" Tanya Alka yang mulai jengah.

"Nih ya, kalau cewek disuruh bersihin toilet, kalau cowok..."

Alfa sengaja mendeja ucapannya, hal tersebut berhasil membuat Alka mengernyit bingung.

"Cowok kenapa?" Tanya Alka menatap Alfa datar.

"Disuruh ngelap kaca sama ngepel seantero sekolah" Jawab Alfa histeris.

Alka yang awalnya setengah membuka mata, setelah mendengar kata ngepel, cowok dengan jambul acak-acakan itu melototkan matanya dan langsung terduduk dari tidurnya.

Bukan Alka pemalas, entah mengapa jika berhubungan dengan pengepel, cowok itu mendadak phobia.

Dengan cepat, Alka langsung melenggang kearah kamar mandinya.

"Emang enak gue kerjain" Alfa tersenyum licik.

Tidak butuh waktu lama, Alka sudah siap dengan setelan seragamnya.

"Lama amat dah" Gerutu Alfa kesal.

"Siapa yang nyuruh nunggu?"

"Ya gaada, gue nya aja yang mau nebeng"

"Gak modal"

"Buruan, ntar telat kejang kejang lo"

Alka tidak mengindahkan ucapan adiknya. Cowok pemakai parfum playboy London itu memilih berjalan kearah mobil sport-nya.

Sepuluh menit berlalu, kedua kakak-beradik itu udah tiba didepan gerbang sekolah. Bukan jarak dari rumah mereka yang dekat, tetapi Alka yang mengendarainya dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Kalau mau mati jangan ngajak gu---awshhh!" Ucapan Alfa terhenti karena kepalanya terbentur dashboard mobil.

CIT!

Alka tiba-tiba mengerem mobilnya, hingga menghasilkan bunyi decitan ban yang terdengar nyaring.

"Buset lo, Al. Jidat gue yang mulus ini kejedot dong" Ucap Alfa seraya mengusap dahinya.

Alka tidak memperdulikan keadaan Alfa. Dengan cepat, cowok itu keluar dari mobilnya dan berjalan menuju kearah mobil Mercy yang hampir saja membuatnya menabrak mobil tersebut.

"Keluar!" Ucap Alka dingin.

Tidak ada sahutan atau tanda-tanda pengendara mobil itu untuk beranjak keluar.

ALKANA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang