Usai dari acara pensi, kini SMA Neldric akan bertanding dengan sekolah musuh bebuyutan mereka, siapa lagi kalau bukan SMA Welston. Pertandingan kali ini diadakan di SMA Neldric sendiri dan Alka selaku ketua tim basket sudah mempersiapkan seluruh anggota timnya semaksimal mungkin.
"Ekhem" Alka berdehem dibelakang seseorang.
Tanpa menoleh, Nayya sudah tau siapa pemilik suara itu.
"Orangnya disini woy" Ucap Alka datar.
"Lo ngomong sama gue" Tanya Nayya santai
"Bukan, sama samping lo"
Nayya menoleh kesebelah kiri dan kanannya. Namun tidak menemukan seseorang disekitarnya.
"Gak ada" Ucap Nayya dengan wajah polos, hal tersebut membuat Alka gemas sendiri.
"Bego ya lo, udah jelas gue ngomong sama lo" Kesal Alka.
"Sans aja kali" Jutek Nayya.
"Lo masih ingatkan dengan janji lo waktu pensi" Tanya Alka dengan menaikkan sebelah alisnya.
"Heem"
"Hari ini gue minta lo buat siapin handuk sama air mineral buat tim gue"
"Males" Ucap Nayya singkat.
"Gue gak mau tau, lo udah janji"
"Suruh yang lain aja, gue sibuk"
"Ini buat lomba sekolah kita dan lo OSIS disini"
"Tapi gue gak mau gimana?" Nayya memasang tampang idiotnya.
"Gak ada penolakan"
"Serah, gue gak perduli"
Saat Nayya ingin beranjak dari hadapan Alka, tapi cowok itu sudah lebih dulu mencekal tangannya.
"Lakuin atau lo nyesel" Ancam Alka dan menatap Nayya tajam.
"Kok maksa" Sinis Nayya.
"Ini buat sekolah kita, lo mau tim basket kehausan" Ucap Alka berusaha mengontrol emosinya yang ingin meluap.
"Yang lain kan ada"
"Gue maunya lo"
"Derita lo dan ini bukan urusan gue" Cuek Nayya.
"Gue minta tolong baik baik, kok songong"
"Lo tadi gak bilang minta tolong" Ucap Nayya dan memiringkan kepalanya.
Alka menghela nafas kasar, tangannya mengepal. Seandainya didepannya ini seorang cowok, Alka yakin sudah membuatnya masuk rumah sakit sejak tadi.
"Gue minta tolong siapin minum dan handuk kecil, puas?" Ucap Alka tajam.
"Lo tau kan rasanya" Nayya menjeda ucapannya.
"Saat lo minta tolong sama orang tapi orang itu gak perduliin lo, gimana rasanya?" Lanjut Nayya.
"Gagal paham" Cuek Alka
Bolot. Batin Nayya kesal.
"Alka, kebanyakan orang itu bodo amat dengan urusan kita, walaupun urusan itu menyangkut diri orang itu sendiri, tetep aja mereka gak perduli. Kayak lo, waktu pensi gue susah banget bujuk lo buat latihan serius, tapi lo gak perduli, padahal itu acara buat sekolah lo sendiri. Tapi, saat lo butuh aja, baru lo datang" Sinis Nayya.
"Enak gak jadi orang yang gak diperduliin, susahkan" Nayya tersenyum miring.
"Jadi lo bales dendam" Tanya Alka dingin.
"Gue cuma mau jelasin gimana jadi gue waktu itu"
"Tapi lo kan udah janji" Ucap Alka dengan nada dingin yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA, ADA BEBERAPA PART YG DI PRIVATE] Alka hanya perlu WAKTU. Dan Nayya hanya KECEWA. Sama halnya dengan Alka, Nayya juga memerlukan ruang. ------------//------------ Kisah kedua remaja yang menjadi korban dar...